Part 1
Kejadian
ini sudah terjadi beberapa tahun yang lalu, Ketika aku baru beberapa bulan
pindah ke sebuah perumahan yang masih sepi dari penghuni.
Jika malam itu adalah malam sial bagiku, mungkin benar… pasalnya siangnya Puspa
istriku berangkat ke Semarang dijemput mas Tono kakak lelakinya, untuk
menghadiri pernikahan sepupu mereka, sedangkan aku memang nggak ikut karena ga
mungkin meninggalkan tugas kantor yang memang sedang tinggi loadnya di akhir
tahun ini… Yang pertama malam ini aku bakal kesepian di rumah, yang kedua baru
tadi pagi menstruasi Puspa istriku berhenti, seharusnya malam ini aku dapat
jatah setelah selama hampir seminggu kejantananku ga ketemu musuh … Makanya
sepulang kantor aku mampir ke Glodok tempat yang memang sehari-hari aku lewati…
kubeli beberapa filem bokep… pikirku lumayan untuk menghabiskan week end ini….
Menjelang memasuki gerbang perumahan yang masih sepi dari penghuni ini, hampir
aku mengumpat keras, ketika ingat kalao DVD playerku masih berada di tukang
service yang seharusnya sudah bisa diambil beberapa hari yang lalu dan
sekarang, gila aja kalau aku harus putar balik menembus kemacetan Jakarta hanya
untuk mengambil benda itu…. Aaaah… aku ingat mas Amin satu-satunya tetangga
terdekatku yang rumahnya bersebelahan dengan rumahku, aku bisa pinjam dia…
kembali aku bernafas lega. Sehabis mandi, segera aku bertandang ke rumah
sebelah, aku sempat heran, ga biasanya masih jam 20.30 ruang tamunya sudah
gelap, padahal mobil Avanza hitam miliknya ada di rumah, berarti mas Amin ada
dirumah… simpulku sederhana…
“ Mas Amini… maaas…” panggilku dari luar pagar, sesekali kuketok-ketokkan
gembok ke pagar besi, sehingga terdengar suara besi beradu nyaring… Agak lama
kulihat lampu ruang tamu menyala, tapi pintu tidak segera dibuka, kulihat tirai
sedikit tersingkap dan ada yang mengintip dari dalam, tumben pake diintip
segala…. Biasanya mas Amin langsung buka pintu.
“ Eeeiii… Bimooo… sorry ya…ayo masuk pagar ga dikunci kan..?” seru suara wanita
yang sangat aku kenal, mbak Fitri istri mas Amin keluar dari pintu dengan
pakaian tidurnya dilapisi sweater
“ Lho mas Amin mana mbak… sudah tidur..? waduu jadi ngganggu neeh..?” kataku
agak kikuk ketika aku sudah duduk di ruang tamu itu mas Amin ga muncul..
“ Mas Amin sedang tugas ke Medan Bim… eh mau minum apa neeh..?” mbak Fitri
wanita berwajah cantik ini menawarkan minum yang membuatku semakin jengah untuk
duduk berlama-lama disitu, pasalnya mba Fitri dengan pakaian tidur yang tipis
memperlihatkan bayangan celana G-String putihnya… aku yakin bagian atas jika
tak tertutup sweater akan membayang BH nya… atau mungkin ga pake… yang aku tahu
ibu ini buah dadanya sangat montok… Sebenarnya antara aku dan mbak Fitri sudah
akrab sekali, bahkan kalo bercanda kadang-kadang agak seronok… tapi itu justru
jika ada di depan mas Amin atau ada Puspa istriku.. ketika berdua begini aku
jadi kaya mati angin… sementara mba Fitri masih bersikap wajar…
“ Waah.. ga usah repot-repot mbak… aku hanya mau pinjem DVD player aja kalo
bisa…” kataku dengan agak sungkan…
“ Ada kok Bim… bentar aku lepasin kabel-kabelnya yah… sendirian di rumah… mau
nonton film jorok ya..?” Tebak mbak Fitri yang tengah berlutut di lantai
mencabuti kabel DVD player yang berada dibawah kolong membelakangiku sehingga
pantatnya yang montok itu ngepress di baju tidurnya yang tipis dengan celana
G-String, terlihat pantat montok itu bagaikan tanpa celana…mau ga mau
kejantananku yang sudah seminggu ga ketemu musuhnya merespon positif… mulai
menggeliat bangun.
“ Waaah… eeehhh… anuu… buat nonton video pengantin temen yang baru diedit”
jawabku sempat gagap…
“ Alllaaaaaa… ga usah ngelesslaaah… iya juga gapapa… udah gede ini…haa..haaa..”
potong mbak Fitri sambil meletakkan benda elektronik tipis ini di meja… dengan
posisi aga menunduk ini mataku menangkap dua gundukan montok putih mulus tanpa
lapisan dari sela-sela sweaternya di dalam daster yang memang berleher rendah…
dan mbak Fitri seolah ga merasa akan hal itu…
“ Haaa…haaa… mbak Fitri nuduh neeh… nonton bokep sendirian ga seru… kalo
ditemenin mbak Fitri baru seruuu…” jawabku mulai terbawa gaya sembarangannya
mbak Fitri…
“ Heeee..??? bener ya Bim..? seumur-umur aku belom pernah nonton bokep… soalnya
mas Amin ga pernah ngasih… kamu ada kan filemnya..?” cerocos mbak Fitri tanpa
bisa kujawab… dan sebelum aku bisa jawab…
“ Ya udah sana kamu duluan aku ngunciin pintu sama matiin lampu dulu….” Tanpa
menunggu jawabanku ibu muda ini sudah menghilang ke belakang…
Dengan gontai aku melangkah pulang sambil nenteng DVD player milik mba Fitri…
pikiranku jadi kacau, karena mba Fitri kepengen ikut nonton bokep sama aku…
Sampai dirumah sambil masangin kabel-kabel ke monitor aku bingung sendiri… aku
bakal mati gaya, nonton bokep berduaan dengan istri orang… Lain semasa bujangan
dulu, kalo nonton bokep justru cari pendamping yang bisa dijadikan pelampiasan…
Lulu anak Fakultas Psikologi, pendampingku setia nonton bokep… ujung-ujungnya
kami saling melampiaskan walaupun hanya sampe oral sex… Lulu ga mau aku
setubuhi, katanya waktu itu dia masih perawan… Trus beberapa lagi Titiek,
Anita, Mimi… kalo mereka bertiga memang sudah dapat predikat ayam kampus.
Bahkan pernah aku dikeroyok mereka bertiga semaleman…
“ Heeeiii aku datang…! ko malah ngelamun Bim…?” Suara mba Fitri membuyarkan
lamunanku. Mba Fitri datang dengan membawa tentengan berupa beberapa minuman
kaleng dan makanan kecil..
“ Busyeeet bekelnya banyak bener…? Mau sampe pagi…?” seruku untuk menetralisir
kebingunganku… Waddduuu… aku pikir mba Fitri tadi berganti baju yang lebih
pantas, ternyata masih menggunakan baju tidur yang sama… ini namanya sial atau
keberuntungan siiih..???
“ Heh..? siapa tau sampe pagi…? Bim aslinya… sebelum kamu datang tadi aku di
dalam rumah sendirian, tuh takut… tau ga siih..? sepi bangeeet… makanya aku
bawa banyak bekel, ntar kita ngobrol aja sampe pagi… setuju..?” celoteh mba Fitri
panjang lebar bener-bener ga berubah sikapnya, ada atau ga ada suaminya…
“ Sekarang mau nonton yang mana dulu..? silakan nyonya Fitri menentukan
pilihan…” kataku sambil menyodorkan segepok piringan DVD lengkap dengan
sampulnya…
Pilihan mba Fitri rupanya tepat, pilihan filmnya masih yang XX… jadi sewaktu
nonton kami masih bisa sambil santai bercanda mengkomentari adegan demi adegan,
walaupun 2 jam kemudian setelah film pertama selesai aku lihat wajah mba Fitri
agak memerah dan sesekali merapatkan sweaternya seolah-olah menyembunyikan
dadanya yang montok….
“ Mmm… apa sih yang dikuatirkan mas Amin dengan aku nonton Bokep, kalo beginian
sih ga begitu ngaruh aku rasa Bim…?” kata mba Fitri sedikit arogan.. sambil
milih-milih lagi film yang akan ditonton berikutnya…
“ Yang bener aja deeeh Nyonya Fitri..?? kalo nontonnya sama suami orang..?”
Jawabku menggodanya.. entah kenapa aku bisa menemukan panggilan Nyonya Fitri
untuknya yang selama ini ga pernah muncul..
“ Haa… haaa… suami Puspa sih anak kemaren sore mana berani macem-macem..?”
sahutnya setengah menantang dengan bibir manisnya dicibirkan padaku… Memang
usia mba Fitri lebih tua 2-3 tahun dari aku, makanya sering ledekannya kepadaku
selalu menyangkut umur dan apalagi memang wajahku kata orang adalah baby face,
innocent… seandainya orang tau kelakuanku di jaman kuliah dulu… pernah kencan
ranjang dengan dosen manajemen… pernah pacarin anaknya sekaligus nidurin
mamanya… ibu kospun pernah aku embat… mungkin akan lain kesannya padaku dan
kebetulan Puspa istriku aku dapatkan ketika aku sudah di Jakarta dan sama
sekali tak tahu masa laluku yang brengsek…
“ Biim… iihh asyik banget tuh mereka yak..?” Gumam mba Fitri yang memang dasar
mulutnya ga bisa diem… melihat adegan pose 69 kayanya heran banget…
“ Emang kamu belum pernah mba..?” sahutku polos…
“ Eeeh… enggak… no comment.. sssst diem aja ya sekarang..” kudengar mba Fitri
menjawab gagap dan suaranya agak bergetar…. Benar saja suasana jadi hening,
apalagi volume film memang kecil supaya ga kedengaran dari luar…. Tapi kini
yang aku dengar adalah suara nafas mba Fitri yang tidak teratur, seolah-olah
terengah-engah… sedangkan aku juga sudah terhanyut dengan adegan syuuur yang
terpampang di monitor dan film kali ini adalah XXX… celana pendekku yang
gombrong, di bagian selangkanganku sudah menggembung akibat batang kemaluanku
sudah menegang kencang, makanya kutumpangkan bantalan kursi agar ga terlihat
oleh mba Fitri… awalnya aku ga begitu memperhatikan mba Fitri, karena aku
sangat terbawa oleh adegan dan wajah-wajah seksi di film itu… tapi beberapa
kali kudengar mba Fitri menghela nafas panjangnya… dan beberapa kali merubah posisi
duduknya, seolah gelisah… mulailah aku memperhatikan tingkah wanita yang
menahan gejolak birahi…. kulihat sering nyonya muda ini meregangkan jari-jari
tangannya…. dan kulihat wajah yang cantik berkulit putih ini makin memerah,
seperti layaknya orang habis minum arak… Satu setengah jam berlalu… sesekali
kulirik mba Fitri yang duduk di sebelahku persis… kegelisahannya kulihat
semakin hebat… dan hilang sudah komentar-komentar konyolnya seperti pada film
pertama… Pada suatu saat menjelang film ini selesai… mata kami bertemu pandang…
kulihat sorot mata yang aneh dari mba Fitri… sementara kurasa matakupun sudah
aneh juga… dimata mba Fitri..
“ Biiiiiimmmm….” Kudengar suaranya mendesah memanggil namaku
“ Ya mbaa…” jawabku tak kalah lirih, dalam pandanganku saat itu yang
dihadapanku bukanlah Fitri sebagai wanita yang sudah kukenal baik…tetapi Fitri
sebagai wanita yang sangat menggairahkan sedang menggelar libidonya… entah
siapa yang memulai… tahu-tahu tangan kami sudah saling menggenggam… kuremas
lembut jari-jari halus mba Fitri. Mba Fitri menundukkan wajahnya ketika wajahku
mendekat, kusibakkan rambut panjangnya yang jatuh menutup sebagian wajahnya…
kembali dia mengangkat wajahnya dan wajah kami hampir tak berjarak, hembusan
nafasnya terasa hangat dihidungku.. matanya menatapku penuh makna… Entah
keberanian dari mana yang mendorongku mengulum bibir indah yang setengah
terbuka milik mba Fitri… aah reaksi positif kudapatkan… kulumanku dibalasnya,
sejenak bibir kami berpagutan mesra, sampe akhirnya dia melepaskan pagutan
bibirnya dengan nafas terengah-engah.
“ Aaah Biimo… jangan… jangan diteruskan… bahaya…” katanya setengah berbisik
sambil berusaha melepaskan rengkuhanku… tak akan kulepaskan nyonya cantik ini…
kepalang tanggung..pikirku.
“ Kenapa mba..? apanya yang berbahaya..?” sahutku sekenanya sambil mendaratkan
kecupan bibirku di lehernya yang jenjang… sejenak dia meronta-ronta kecil
berusaha menghindari kenakalan bibirku pada leher mulusnya, sementara tanganku
tengah meremasi kemontokan buah dada yang ternyata memang tak mengenakan bra…
beberapa kali tangan halusnya menepiskan tanganku dari dadanya… tapi segera
tanganku kembali ke tempat semula, sampai sesaat kemudian perlawanannya
berhenti dengan sendirinya, berubah dengan desah nafas memburu dan geliatan
tubuhnya… serangankupun kukendorkan.. kecupan bibirku kuperlembut demikian juga
remasan tanganku berubah menjadi elusan lembut pada kulit payudaranya dan
gelitikan mesra pada puting susunya yang sudah mengeras…
“ Bimo… ssss… aku ngga tahaaan..” bisiknya pendek, dekat sekali suara itu di
telingaku… ooowww… daun telingaku dikulumnya… dijilatinya…
“ Ikuti aja mba… nikmati aja..” bisikku mesra sambil menarik tali daster yang
tersimpul di pundaknya, sehingga memperlihatkan kesempurnaan bukit montok di
dadanya.. begitu mulus dengan puting mungil mengeras berwarna merah kecoklatan…
kudaratkan jilatan ujung lidahku pada benda itu, tubuh mba Fitri menggeliat
sambil mendesah panjang…
“ Ssssssshhh… aaahh… Biimm..ooo.. aku.. takuut… mmmmmhh” Tak kupedulikan lagi
kalimat-kalimat mba Fitri, karena nafsukupun sudah di ubun-ubun apalagi
menghadapi kenyataan ternyata tubuh ibu muda ini memang tak layak untuk
dilewatkan sesentipun… desah-desah resah berhamburan dari mulut mba Fitri,
geliatan tubuhnya sudah menunjukkan kepasrahannya kepada birahinya sendiri…
tangannya mulai melingkar di leherku, betapa rambutku digerumasinya, betapa
kuatnya jari lentik mba Fitri mencengkeram kulit punggungku, manakala puting
susunya kukulum dalam waktu yang lama….
“ Duuuh… ampuuunn…..” desahnya lirih, perutnya yang rata berkulit putih dihiasi
lubang pusar berbentuk bagus ini menggeliat erotis, manakala bibirku
mengecupinya… Tubuh atas mba Fitri sudah kutelanjangi, entah kemana daster dan
sweaternya jatuh ketika kulempar tadi. Tubuhnya setengah rebah dengan kepala
berada di sandaran tangan sofa, sementara kulihat tangannya meremasi
payudaranya sendiri… Mba Fitri mengerang panjang dengan menggoyang-goyangkan
kepalanya yang mendongak ketika lubang pusarnya kukorek-korek mesra dengan
lidahku… tubuhnya menggeliat erotis sekali, rupanya disitu adalah salah satu
daerah sensitifnya…
“ Owww… Biimmoo… jangaaan… aku ga mauu…” bisiknya sambil tangannya menahan
daguku… ketika kukecupi gundukan kemaluannya dari balik celana G Stringnya yang
sudah tampak bercak basah…
“ Kenapa mbak..?” tanyaku lembut..
“ Ssssshh… aku belum.. pernah… maluuu..” jawab mba Fitri, sambil berusaha
menarik tubuhku ke atas… Busyeet jadi diapain aja tubuh indah ini sama mas Amin..?
Selanjutnya tanpa permisi celana G String itu kusingkap ke samping…. Fuuuiii..!
sebuah gundukan kecil yang dibelah tengah dengan rambut kemaluan ga begitu
lebat… sebuah bentuk luar kemaluan wanita yang masih orisinil… indah sekali
belahan yang basah kulihat berdenyut-denyut… tak ayal lagi lidahku terjulur
menyapu cairan yang membasahi belahan indah itu….
“Aaaaahhh… Biiiimmoooo… kamu bandeeelll…” Erang mba Fitri dengan tubuh semakin
hebat menggeliat… sepasang kaki panjangnya semakin terkangkang lebar… kaki
sebelah kiri terjuntai ke lantai yang beralaskan karpet tebal dan kaki sebelah
kanannya ditumpangkan di atas sandaran sofa… setelah G Stringnya kutanggalkan.
Rambutku habis diacak-acak tangannya yang gemas yang kadang mencengkeram erat
kulit pundakku… hal ini membuat aku semakin kesetanan ditambah aroma vaginanya
yang segar… bibirku menciumi bibir vaginanya selayaknya mencium bibir mulutnya
dan lidahku menyelip-nyelip memasuki liang yang basah itu sampai
sedalam-dalamnya…. sesekali kukulum clitoris mungil yang sudah mengeras…
“ Biiimmmmooo…. ampuuuunn… nikmaaaaat bangeeettt…” mba Fitri merintih-rintih
dengan suara seperti orang mau menangis… pinggulnya bergerak-gerak merespon
ulah lidah dan bibirku di selangkangannya…
“ Ooowwh… Biiimmm… sudaaaaahhhh aku ga tahaaaaan…” Suara mba Fitri semakin
memilukan… Tiba-tiba tubuh mba Fitri bangkit dan mendorong lembut tubuhku yang
tengah bersimpuh di karpet tebal kuikuti saja sehingga tubuhku telentang di
karpet sedangkan tubuh mba Fitri mengikuti arah rebah tubuhku sehingga tubuhku
kini ditindihnya…. payudaranya yang montok dan kenyal itu kini menempel ketat
di dadaku… wajah kami begitu dekat dan wajah wanita yang tengah diamuk birahi
memang akan semakin terlihat memikat, seperti wajah mba Fitri ini kulihat
semakin mempesonaku…
“ Bimooo… ayo masukin yaaah..?” Desisnya dengan bibir indahnya kulihat gemetar…
Alis indah di wajah cantik mba Fitri mengerinyit dan matanya yang agak sipit
semakin menyipit sayu…
“ Ouught… pelaaan Biiimm… ssssss… nyeriii…” keluhnya… sambil
BERSAMBUNG