Selasa, 24 September 2024

AKU DAN TEMAN SUAMIKU


 

Sebut saja nama ku Eni, wanita umur28 thn dan orang-orang bilang bentuk tubuhku amat lah proposional, tinggi170 cm berat 55kg dan ukuran buahdada 34B, ditunjang wajah cantik (itujuga orang-orang yang bilang) dan kulit putih cerah. Sebelumnya aku memang sering bekerja menjadi SPG pada produk handphone .

 

Menikah dengan Adit, 30 thn, seorang pekerja sukses. Kami memang sepakat utk tidak punya anak terlebih dahulu dan kehidupan seks kami baik-baik saja, Adit dapat memenuhi kebutuhan seks ku yang boleh dibilang agak hyper..sehari bisa minta 2 sesi pagi sebelum Adit berangkat kerja dan malam sebelum tidur.Dan cerita ini berawal dari kesuksesan Adit bekerja di kantornya dan mendapat kepercayaan dari sang atasan yang sangat baik. 

 

Kepercayaan ini membuat dia sering harus bekerja overtime, pada awalnya aku bisa menerima semua itu tetapi kelamaan kebutuhan ini harus dipenuhi juga dan itulah yang membuat kami sering bertengkar karena kadang Adit harus berangkat lebih pagi dan lewat tengah malam baru pulang.Dan mulailah cerita ini ketika Adit mendapat tanggung jawab untuk menangani suatu proyek dan dia dibantu oleh rekan kerjanya Wahyu dariluar kota. Pertama diperkenalkan Wahyu langsung seperti terkesima dansering menatapku, hal itu membuatku risih. Wahyu cukup tampan gagah dan kekar.

 

Karena tuntutan pekerjaan dan efisiensi, kantor Adit memutuskan agar Wahyu tinggal di rumah kami utk sementara. Dan memang mereka berdua sering bekerja hingga larut malam di rumah kami. Wahyu tidur dikamar persis di seberang kamar kami.Sering di malam hari aku berpamitan tidur matanya yang nakal suka mencuri pandang diantara sela-sela baju tidur yang aku kenakan. Aku memang senang tidur bertelanjang agar jika Adit datang bisa langsung bercinta.

 

Pernah suatu saat ketika pagi hari kami aku dan Adit bercinta di dapur waktu masih pagi sekali dengan posisiku duduk di meja dan Adit dari depan, tiba-tiba Wahyu muncul danmelihat kami, dia menempelkan telunjuk dimulutnya agar aku tidak menghentikan kegiatan kami, karena kami sedang dalam puncaknya dan Adit yang membelakangi Wahyu dan aku juga tidak tega menghentikan Adit, akhirnya ku biarkan Wahyu melihat kami bercinta tanpa Adit sadari hingga kami berdua orgasme. 

 

Dan aku tahu Wahyu melihat tubuh telanjangku ketika Adit melepaskan penisnya dan terjongkok di bawah meja.Setelah kejadian itu Wahyu lebih sering memperhatikan tiap lekuk tubuh ku.Sampai suatu waktu ketika pekerjaan Adit benar2 sibuk sehingga hamper seminggu tidak menyentuhku. 

 

Di hariJum’at kantor tempat Adit bekerja mengadakan pesta dinner bersama dirumah atasan Adit . Rumahnya terdiridari dua lantai yang sangat mewah di lantai 2 ada semacam galeri barang2antik. Kami datang bertiga dan malam itu aku mengenakan pakaian yang sangat seksi, gaun malam warna merah yang terbuka di bagian belakang dan hanya dikaitkan di belakang leher oleh kaitan kecil sehingga tidak memungkinkan memakai BH, bagian bawahpun terdapat sobekan panjang hingga sejengkal di atas lutut, malam itusaya merasa sangat seksi dan Wahyu pun sempat terpana melihatku keluardari kamar. 

 

Sebelum berangkat akudan Adit sempat bercinta di kamardan tanpa sepengetahuan kami ternyata Wahyu mengintip lewat pintu yang memang kami ceroboh tidak tertutup sehingga menyisakan celah yang cukup untu melihat kami dari pantulan cermin, sayangnya karena letih atau terburu-buru mau pergi Adit orgasme terlebih dahulu dan aku dibiarkannya tertahan. Dan Wahyu mengetahui hal itu. 

 

Malam itu ketika acara sangat ramai tiba-tiba Adit dipanggil oleh atasannya untuk diperkenalkan oleh customer. Adit berkata padaku untuk menunggu sebentar, sambil menunggu aku ke lantai 2 untuk melihat barang2 antik, di lantai 2ternyata keadaan cukup sepi hanya2-3 orang yang melihat-lihat diruangan yang besar itu. Aku sangat tertarik oleh sebuah cermin besar di pojokan ruangan, tanpa takut aku melihat ke sana dan mengaguminya juga sekaligus mengagumi keseksian tubuhku di depan cermin, tanpa kusadari di sampingku sudah berada Wahyu . “Udah nanti kacanya pecah lho..cakep deh..!”, canda Wahyu“Ah bisa aja kamu Wahyu”,balas ku tersipu. 

 

Setelah berbincang2 di depan cermin cukup lama Wahyu meminta tolong dipegangkan gelasnya sehingga kedua tanganku memegang gelasnya dan gelasku.“Aku bisa membuat kamu tampak lebih seksi”,katanya sambil langsung memegang rambutku yang tergerai dengan sangat lembut. Tanpa bisamengelak dia telah menggulung rambutku sehingga menampak leherku  yang jenjang dan mulus dan terusterang aku seperti terpesona oleh keadaan diriku yang seperti itu. dan memang benar aku terlihat lebih seksi. 

 

Dan saat terpesona itu tiba-tibatangan Wahyu meraba leherku dan membuatku geli dan detik berikutnya Wahyu telah menempelkan bibirnya dileher belakangku, daerah yang paling sensitive buatku sehingga aku lemas dan masih dengan memegang gelas Wahyu yang telah menyudutkan ku di dinding dan menciumi leherku dari depan. “Wahyu apa yang kamu lakukan..lepaskan aku Wahyu..lepas..!”,rontaku tapi Wahyu tahu aku tidak akan berteriak di suasana ini karena akan mempermalukan semua orang. 

 

Wahyu terus menyerangku dengankedua tanganku memegang gelas dia bebas meraba buah dadaku dari luardan terus menciumi leherku, sambilmeronta-ronta aku merasakan gairahku meningkat, apalagi saat tiba-tiba tangan Wahyu mulai meraba belahan bawah gaunku hingga ke selangkanganku. “Wahyu..hentikan Wahyu aku mohon..tolong Wahyu..jangan lakukan itu..”,rintihku, tapi Wahyu terus menyerang dan jari tengah tangannya sampai di bibir vaginaku yang ternyata telah basah karena serangan itu. 

 

Dia menyadari kalau aku hanya mengenakan G-string hitam dengan kaitan di pinggirnya, lalu dengan sekali sentakan dia menariknya dan terlepaslah G-stringku. Aku terpekik pelan apalagi merasakan ada benda keras mengganjal pahaku. 

 

Ketika Wahyu sudah semakin liar dan akupun tidak dapat melepaskan, tiba-tiba terdengar suara Adit memanggil daripinggir tangga yang membuat pegangan himpitan Wahyu terlepas, lalu aku langsung lari sambil merapikan pakaian ku menuju Adityang tidak melihat kami dan meninggalkan Wahyu dengan G-string hitamku. Aku  sungguh terkejut dengan kejadian itu tapi tanpa disadari aku merasakan gairah yang cukup tinggi merasakan tantangan melakukan ditempat umum walau dalam kategori diperkosa. 

 

Ternyata pesta malam itu berlangsung hingga larut malam dan Adit mengatakan dia harus melakukan meeting dengan customer dan atasannya dan dia memutuskan aku untuk pulang bersama Wahyu. Tanpa bisa menolak akhirnya malam itu aku diantar Wahyu, diperjalanan dia hanya mengakatakan “Maaf Eni..kamu sungguh cantik malam ini.” Sepanjang jalan kami tidak berbicara apaun. 

 

Hingga sampai dirumah aku langsung masuk ke dalam kamar dan menelungkupkan diri di kasur, aku merasakan hal yang aneh antara malu aku baru saja mengalami perkosaan kecil dan perasaan malu mengakui bahwa aku terangsang hebat oleh serangan itu dan masih menyisakan gairah. Tanpa sadar ternyata Wahyu telah mengunci semua pintu danmasuk ke dalam kamarku, aku terkejut ketika mendengar suaranya’, “Eniaku ingin mengembalikan ini”‘ katanya sambil menyerahkan G-stringku berdiridengan celana pendek saja, dengan berdiri aku ambil G-stringku dengancepat, tapi saat itu juga Wahyu telahmenyergapku lagi dan langsung menciumiku sambil langsung menarik kaitan gaun malamku, maka bugil lah aku di hadapannya. 

 

Tanpa menunggu banyak waktu aku langsung dijatuhkan di tempat tidur dan dia langsung menindihku. Aku meronta-ronta sambil menendang-nendang?”Wahyu..lepaskan aku Wahyu..ingat kau teman suamiku Wahyu..jangan..ahh..aku mohon”,erangku ditengah rasa bingung antara nafsu dan malu, tapi Wahyu terus menekan hingga aku berteriak saat penisnya menyeruak masuk ke dalam vaginaku, ternyata dia sudah siap dengan hanya memakai celana pendek saja tanpa celana dalam.“Ahhhh?wahyuu..kau..:’ Lalu mulailah dia memompaku dan lepaslah perlawananku, akhirnya aku hanya menutup mata dan menangis pelan..clok..clok..clok..aku mendengar suara penisnya yang besar keluar masuk di dalam vaginaku yang sudah sangat basah hingga memudahkan penisnya bergerak. 

 

Lama sekali dia memompaku dan aku hanya terbaring mendengar desah nafasnya di telingaku, tak berdaya walau dalam hati menikmatinya.Sampai kurang lebih satu jam aku akhirnya melenguh panjang “Ahhh?..”ternyata aku orgasme terlebih dahulu, sungguh aku sangat malu mengalami perkosaan yang aku nikmati. 

 

Sepuluh menit kemudian Wahyu mempercepat pompaannya lalu terdengar suara Wahyu di telingaku “Ahhh..hmmfff?” aku merasakan vaginaku penuh dengan cairan kental dan hangat sekitar tiga puluh deti kemudian Wahyu terkulai diatasku.“Maaf Eni aku tak kuasa menahan nafsuku..”bisiknya pelan lalu berdiridan meninggalkanku terbaring dan menerawang. hinga tertidur Aku tak tahu jam berapa Adit pulang hingga pagi harinya. 

 

Esok paginya di hari sabtu seperti biasa aku berenang di kolam renang belakang,, Adit dan Wahyu berpamitan untuk berangkat ke kantor. Karena tak ada seorang pun aku memberanikan diri untuk berenang tanpa pakaian. 

 

Saat asyiknya berenang tanpa disadari,Wahyu ternyata beralasan tidak enak badan dan kembali pulang, karena Adit sangat mempercayainya maka dia izinkan Wahyu pulang sendiri. 

 

Wahyu masuk dengan kunci milik Adit dan melihat aku sedang berenang tanpa pakaian. Lalu dia bergerak ke kolam renang dan melepaskan seluruh pakaiannya, saat itulah aku sadari kedatangannya, “Wahyu..kenapa kau ada di sini?” tanyaku, “Tenang Eni suaimu ada di kantor sedang sibuk dengan pekerjaannya”, aku melihat tubuhnya yang kekar dan penisnya yang besar mengangguk angguk saat dia berjalan telanjang masuk kedalam kolam “Pantas sajaku semalam vaginaku terasa penuh sekali”‘pikirku. 

 

Aku buru-buru berenang menjauh tetapi tidak berani keluar dari dalam kolam karena tidak mengenakan pakaian apapun juga. Saat aku bersandar di pingiran sisi lain kolam,aku tidak melihat ada tanda2 Wahyu didalam kolam. Aku mencari ke sekeliling kolam dan tiba-tiba aku merasakan vaginaku hangat sekali,ternyata Wahyu ada di bawah air dan sedang menjilati vaginaku sambil memegang kedua kakiku tanpa bisa meronta. 

 

Akhirnya aku hanya bisa merasakan lidahnya merayapi seluruh sisi vaginaku dan memasuki liang senggamaku..aku hanya menggigit bibir menahan gairah yang masih bergelora dari semalam. Cukup lama dia mengerjai vaginaku, nafasnya kuat sekali pikirku. Detik berikutnya yang aku tahu dia telah berada didepanku dan penisnya yang besar telah menyeruak menggantian lidahnya? “Arrgghh..” erangku menahan nikmat yang sudah seminggu ini tidak tersentuh oleh Adit.

 

Akhirnya aku membiarkan dia memperkosaku kembali dengan berdiri di dalam kolam renang. Sekarang aku hanya memeluknya saja dan membiarkan dia menjilati buah dadaku sambil terus memasukan penisnya keluar masuk. Bahkan saat dia tarikaku ke luar kolam aku hanya menurutinya saja, gila aku mulai menikamti perkosaan ini, pikirku, tapi ternyata gairahku telah menutupi kenyataan bahwa aku sedang diperkosa oleh teman suamiku. 

 

Dan dipinggir kolam dia membaringkanku lalu mulai menyetubuhi kembai tubuh mulusku..”Kau sangat cantik dan seksi Eni..ahh” bisiknya ditelingaku. Aku hanya memejamkan matab erpura-pura tidak menikmatinya,padahal kalau aku jujur aku sangat ingin memeluk dan menggoyangkan pantatku mengimbangi goyangan liarnya. Hanya suara eranggannya dan suara penisnya maju mundur didalam vaginaku, clok..clok..clep..dia tahu bahwa aku sudah berada dalam kekuasaannya. 

 

Beberapa saat kemudian kembali aku yang mengalami orgasme diawali eranganku “Ahhh..” aku menggigit keras bibirku sambil memegang kera spinggiran kolam, “Nikmati sayang?”demikian bisiknya menyadariaku mengalami orgasme. Sebentar kemudian Wahyu lah yang berteriak panjang, “Kau hebat Eni..aku cinta kau..AAHHH..HHH” dan aku merasakan semburan kuat di dalam vaginaku.Gila hebat sekali dia bisa membuat kumenikmatinya pikirku. Setelah dia mencabut penisnya yang masih terasa besar dan keras, aku reflekm enamparnya dan memalingkan wajahku darinya. 

 

Aku tak tahu apakah tamparan itu berarti kekesalanku padanya atau karena dia mencabut penisnya dari vaginaku yang masih lapar.Setelah Adit pulang herannya aku tidak menceritakan kejadian malam lalu dan pagi tadi, aku berharap Adit dapat memberikan kepuasan padaku.Dengan hanya mengenakan kimono dengan tali depan aku dekati Adit yang masih asik di depan komputernya di dalam kamar, lalu aku buka tali kimonoku dan kugesekan buah dadaku yang besar itu kekepalanya dari belakang, berharap da berbalik dan menyerangku. 

 

Ternyata yang kudapatkan adalah bentakannya “Eni..apakah kamu takbisa melihat kalau aku sedang sibuk?Jangan kau ganggu aku dulu..ini untukmasa depan kita” teriaknya keras. Aku yakin Wahyu juga mendengar teriakannya. Aku terkejut dan menangis, lalu aku keluar kamar dengan membanting pintu, lalu aku pergi ke pinggir kolam dan duduk disana merenung dan menahan nafsu. 

 

Dari kolam aku bisa melihat bayangan Adit di depan komputer dan lampu di kamar Wahyu. Tampak samar-samar Wahyu keluar dari kamar mandi tanpa sehelai benang pun menutupi tubuhnya. Karena di luar gelap tak mungkin dia melihatku.Tanpa sadar aku mendekat ke jendelanya dan memperhatikan Wahyu mengeringkan tubuh. Gila kekar sekali tubuhnya dan yang menarik perhatianku adalah penisnya yang besar dan tegang mengangguk-angguk bergoyang seakan memanggilku. 

 

Aku malu sekali mengagumi dan mengaharapkan kembali penis itu masuk ke dalam vaginaku yang memang masih haus. Perlahan aku membelai-belai vaginaku hingga terasa basah,akhirnya aku memutuskan untuk memintanya pada Wahyu, dengan hati yang berdebar kencang dan nafsu yang sudah menutupi kesadaran, aku nekat masuk ke dalam kamar Wahyu dan langsung mengunci pintu dari dalam. 

 

Wahyu sangat terkejut“Eni..apa yang kamu lakukan?”, aku hanya menempelkan telunjuk dibibirku dan memberi isyarat agar tidak bersuara karena Adit ada di kamar seberang. Langsung aku membuka pakaian tidurku dan terpampanglah tubuh putih mulusku tanpa sehelai benagpun di hadapannya, Wahyu hanya terperangah dan menatap kagum pada tubuhku. 

 

Wahyu tersenyum sambil memperlihatkan penisnya yang semakin membesar dan tampak berotot. Dengan segera aku langsung berlutut di hadapannya dan mengulum penisnya, Wahyu yang masih terkejut dengan kejadian ini hanya mendesah perlahan merasaka penisnya aku kulum dan hisap dengan nafsuku yang sudah memuncak.

 

Sambil mulutku tetap di dalam penisnya aku perlahan naik ke atas tempat tidur dan menempatkan vaginaku di mulut Wahyu yang sudah terbaring, dia mengerti maksudku dan langsung saja lidahnya melahap vaginaku yang sudah sangat basah,cukup lama kami dalam posisi itu, terinat akan Adit yang bisa saja tiba-tiba datang aku langsung mengambil inisiatif untuk merubah posisi dan perlahan duduk di atas penisnya yang sudah mengacung tegang dan besar panjang. 

 

Perlahan aku arahkan dan masukan ke dalam lubang vaginaku,rasanya berbeda dengan saat aku diperkosanya, perlahan tapi pasti aku merasakan suatu sensasi yang amat besar sampai akhirnya keseluruhan batang penis Wahyu masuk ke dalam vaginaku “Ahh..sssfff..wahyuu!”erangku perlahan menahan suara gairahku agar tidak terdengar, aku merasakan seluruh penisnya memenuhi vaginaku dan menyentuh rahimku. 

 

 

Sungguh suatu sensasi yang tak terbayangkan, dan sensasi itu semakin bertambah saat aku mulai menggoyangkan pantatku naik turun sementara tangan Wahyu dengan puasnya terus memainkan kedua buah dadaku memuntir-muntir putingku hingga berwarna kemerahan dan keras “ahh..ahh..” demikian erangan kami perlahan mengiringi suarap enisnya yang keluar masuk vaginaku clok..clok..clok? Tak tahan dengan nafsunya mendadak Wahyu duduk dan mengulum buah dadaku dengan rakusnya bergantian kiri kanan bergerak ke leher dan terus lagi. Aku sungguh tak dapat menahan gairah yang selama ini terpendam. 

 

Mungkin karena nafsu yang sudah sangat tertahan atau takut Adit mendengar tak kuasa aku melepaskan puncak gairahku yang pertama sambil mendekap erat Wahyu dan menggigit pundaknya agar tidak bersuara,kudekap erta Wahyu seakan tak dapat dilepaskan mengiringi puncak orgasmeku. Wahyu merasakan penisnya disiram cairan hangat dan tahu bahwa aku mengalami orgasme dan membiarkanku mendekapnya sangat erat sambil memelukku dengan belaian hangatnya. 

 

Selesai aku orgasme sekiat 30 detik, Wahyu membalikan aku dengan penisnya masih tertancap di dalam vaginaku.Wahyu mulai mencumbuku denganmenjilati leher dan putingku perlahan, entah mengapa aku kembali bernafsu dan membalas ciumannya denga mesra, lidah kami saling berpagutandan Wahyu merasakan penisnyakembali dapat keluar masuk dengan mudah karena vaginaku sudah kembali basah dan siap menerima serangan berikutnya. 

 

Dan Wahyu langsung memompa penisnya dengan semangat dan cepat membuat tubuhku bergoyang dan buah dadaku bergerak naik turun dan sungguh suara yang timbul antara erangan kami berdua yang tertahan derit tempat tidur dan suara penisnya keluar masuk di vaginaku kembali membakar gairahku dan aku bergerak menaik turunkan pantatku untuk mengimbangi Wahyu. 

 

Dan benar saja 10 menit kemudian aku sampai pada puncak orgasme yang kedua, dengan meletakan keduakakiku dan menekan keras pantatnya hingga penisnya menyentuh rahimku. Kupeluk Wahyu dengan erat yang membiarkan aku menikmati deburan ombak kenikmatan yang menyerangku berkali-kali bersamaan keluarnya cairanku. 

 

Kugigit bibirku agar tidak mengeluarkan suara, cukup lama aku dalam keadaan ini dan anehnya setelah selesai aku berada dalam puncak ternyata aku sudah kembali mengimbangi gerakan Wahyu dengan menaik turunkan pantatku. Saat itulah kudengar pintu kamarku terbuka dan detik berikutnya pintu kamar Wahyu diketuk Adit, “Wahyu..kau sudah tidur?”,demikian ketuk Adit. Langsung saja Wahyu melepaskan pelukannya dan menyuruhku bersembunyi di kamar mandi. Sempat menyambar pakaian tidurku yang tergeletak di lantai aku langsung lari ke kamar mandi dan mengunci dari luar. Sungguh hatiku berdebar dengan kerasnya membayangkan apa jadinya jika aku ketahuan suamiku. 

 

Wahyu dengan santai dan masih bertelanjang membuka pintu dan mengajak Adit masuk, Adit sempat terkejut melihat Wahyu telanjang,”Sedang apa kamu Wahyu”tanpa curiga dengan tempat tidur yang berantakan yang kalaudiperhatikan dari dekat ada cairan kenikmatanku. Wahyu hanya tersenyumdan mengatakan,”Mau tau aja..” Dasar Adit dia langsung membicarakan suatu hal pekerjaan dan mereka terlibat pembicaraan itu. Kurang lebih sepuluh menit mereka berbicara dan sepuluh menit juga hatiku sungguh berdebar-debar tapi anehnya dengan keadaan ini nafsuku sungguh semakin menjadi-jadi. 

 

Setelah Adit keluar, Wahyu kembali mengunci pintu kamar dan mengetuk kamar mandi perlahan,”Eni buka pintunya..sudah aman”. Begitu aku buka pintunya Wahyu langsung menarik aku dan mendudukanku di meja dekat kamar mandi, langsung saja dibukanya kedua kakiku dan bless penisnya kembali memenuhi vaginaku“Ahhh..ahh..” erangan kami berdua kembali terdengar perlahan sambil terus menggoyangkan pantatnya maju mundur Wahyu melahap buah dadaku dan putingku. 

 

Sepuluh menit berlalu dan goyang Wahyu semakin cepat sehingga aku tahu dia akan mencapai puncaknya,dan akupun merasakan hal yang sama “wahyuu lebih cepat sayang aku sudah hampir keluar..” desahku“Tahan sayang kita bersamaan keluarnya”, dan benar saja saat kurasakan maninya menyembur deras dalam vaginaku aku mengalami orgasme yang ketiga dan lebih hebat dari yang pertama dan kedua, kami saling berpelukan erat dan menikmati puncak gairah itu bersamaan.“Braaammm..,” desahku tertahan.“Ahhh Eni..kau hebat..” demikian katanya. 

 

Akhirnya kami saling berpelukan lemas berdua, sungguh suatu pertempuran yang sangat melelahkan. Saat kulirik jam ternyata sudah dua jam kami bergumul. “Terimakasih Wahyu..kau hebat..” kataku dengan kecupan mesra dan langsungmemakai pakaian tidurku kembali dankembali ke kamarku. Adit tidak curiga sama sekali dan tetap berkutat dengan komputernya dan tidak menghiraukanku yang langsung berbaring tanpa melepas pakaian kuseperti biasanya karena aku tahu ada bekas ciuman Wahyu di sekujur buah dadaku. 

 

Malam itu aku merasa sangat bersalah pada Adit tapi di lain sisiaku merasa sangat puas dan tidur dengan nyenyaknya.Esoknya seperti biasa di hari Mingguanku dan Adit berenang di pagi hari tetapi mengingat adanya Wahyu, kami yang biasanya berenang bertelanjang akhirnya memutuskan memakai pakaian renag, aku syukuri karena hal ini dapat menutupi buah dadaku yang masih memar karena gigitan Wahyu. 

 

Saat kami berenang aku menyadari bahwa Wahyu sedang menatap kami dari kamarnya. Dan saat Adit sedang asyik berenang kulihat Wahyu memanggilku dengan tangannya dan yang membuat aku terkejut dia menunjukan penisnya yang sudah mengacung besar dantegang. Seperti di hipnotis aku nekat berjalan ke dalam.”dit aku mau kedalam ambil makanan ya..!” kataku pada Adit, dia hanya mengiyakan sambil terus berenang, Adit memang sangat hobi berenang bisa 2 jam nonstop tanpa berhenti. 

 

Aku dengan tergesa masuk ke dalam dan menuju kamar Wahyu. Di sana Wahyu sudah menunggu dan tak sabar dia melucuti pakain renangku yang memang hanya menggunakan tali sebagai pengikatnya. “Gila kamu Wahyu..bisa ketahuan Adit lho,”protesku tanpa perlawanan karena aku sendiri sangat bergairah oleht antangan ini. dan dengan kasar dia menciumi punggungku sambil meremas buah dadaku “Tapi kamu menikmatinya khan?!,” goda Wahyu sambil mencium leher belakangku.Dan aku hanya mendesah menahan nikmat dan tantangan ini. 

 

Yang lebihgila Wahyu menarikku ke jendela dan masih dari belakang dia meremas- remas buah dadaku dan menciumi punggung hingga pantatku, “Gila kau Wahyu, Adit bisa melihat kita,” tapi anehnya aku tidak berontak sama sekali dan memperhatikan Adit yang benar-benar sangat menikamti renangnya. 

 

Di kamar Wahyu pun aku sangat menikmati sentuhan Wahyu.“Eni kamu suka ini khan?” tanyanya sambil dengan keras menusukan penisnya ke dalam vaginaku dari belakang. “AHH..Wahyu..” teriakku kaget dan nikmat, sekarang aku berani bersuara lebih kencang karena tahuAdit tidak akan mendengarnya.Langsung saja Wahyu memaju mundurkan penisnya di vaginaku..”Ahh.. Wahyu lebih kencang..fuck me Wahyu..puaskan aku Wahyu..penismu sungguh luar biasa..Wahyu aku sayang kamu..”teriakku tak keruan dengan masih memperhatikan Adit. 

 

Wahyu mengimbangi dengan gerakan yang liar hingga vaginaku terasa lebihdalam lagi tersentuh penisnyadengan posisi ini,”Eni..khhaau hhebat..” desahnya sambil terus menekanku, kalau saja Adit melihat sejenak ke kamar Wahyu maka dia akn sangat terkejut meilhat pemandangan ini, istrinya sedang bercinta dengan rekan kerjanya. Ternyata kami memang bisa saling mengimbangi, kal iini dalam waktu 20 menit kami sudah mencapai puncak secara bersamaan “Teruuus Wahyu lebih khheeenncang..ahhhh aku keluar wahyuu”, teriaku. “Aaakuu juga eniiiiiiii…..nikkkkmat ssekali mmmeemeekmu..aahhhhh.” teriaknya bersamaan dengan puncak kenikmatan yang datang bersamaan. 

 

Setelah itu aku langsung mencium bibirnya dan kembali mengenakan pakaian renangku dan kembali berenang bersama Adit yang tidak menyadari kejadian itu. Setelah itu hari-hari berikutnya sungguh mendatangkan gairah baru dalam hidupku dengan tantangan bercinta bersama Wahyu. 

 

Pernah suatu saat ketika akhirnya Adit mau bercinta denganku di suatu malam hingga akhirnya dia tertidur kelelahan, aku hendak mengambil susu di dapur dan karena sudah larut malam aku nekat tidak mengenakan pakaian apapun. Saat akumembungkuk di depan lemari es sekelebat ku lihat bayangan dibelakangku sebelum aku menyadari Wahyu sudah di belakangku dan langsung menubruku dari belakang. 

 

Penisnya langsung menusuk vaginaku yang membuatku hanya tersedak dan menahan nikmat tiba-tiba ini. Kami bergumul di lantai dapur lalu dia mengambil kursi dan duduk di atasnya sambil memangku aku, “Wahyu kamu nakal” desahku yang juga menikmatinya dan kami bercinta hingga hampir pagi di dapur. Sungguh bersama Wahyu kudapatkan gairah terpendamku selama ini.Akhirnya ketika proyek kantor Aditselesai Wahyu harus pergi dari rumah kami dan malam sebelum pergi aku dan Wahyu menyempatkan bercinta kembali.