Part 2
memepererat
pelukannya… kurasakan liang sanggama ibu muda ini sempit sekali ketika palkonku
berusaha menerobosnya… Tapi ibu muda ini sangat bersemangat untuk menuntaskan
gairah binalnya… walaupun dengan ekspresi yang nampak kesulitan dan kesakitan….
diiringi geal-geol pinggulnya… akhirnya amblaslah seluruh batang kemaluanku
tertanam di liang sanggamanya yang sempit..
“ Sssshhh… gilaaa… gede banget punya kamu… hhh… hhh… tunggu Biimm..” Tubuh
sintal mba Fitri ambruk ke tubuhku ketika penetrasi itu berhasil… kudiamkan
sejenak tubuh sintal itu diam tak bergerak di atas tubuhku dengan nafas memburu
tak beraturan… besutan-besutan kecil kurasakan ketika mba Fitri mulai
menggerakkan pinggulnya… dan gerakan itu semakin keras… dan besutan-besutan itu
semakin nikmat kurasakan…. aku ga bisa menahan diri lagi untuk mengcounternya…
aku mulai mengayun batang kemaluanku..
“ Biimmooo… oooohhh…sssshhhh” hanya itu desah-desah kalimat pendek yang sering
terucap dari mulut mba Fitri yang dengan gemulai menarikan pinggulnya… diiringi
erangan dan rintihan kami yang sangat ekspresif… sesekali bibir kami berpagutan
liar… remasan gemas tanganku pada payudara montok yang terayun-ayun itu seakan
tak mau lepas…
“ Biimm… Biimmoooo… ssssshh… aku hampiiirrr… ookkkhhh..” gerakan tubuh mba Fitri
semakin tak beraturan… dan rasanya akupun ga perlu menahan bobolnya tanggul
spermaku untuk lebih lama…
“ Tunggu mba..” desisku pendek.. dan bagaikan dikomandoin tubuh kami bisa
serentak meregang dan aku terpaksa mengayunkan batang kemaluanku
sehebat-hebatnya un tuk menghasilkan kenikmatanku secara maksimal…
“ Aaaaarrgh.. Biiiimmooo… aammmpuuuunn…” Tubuh mbak Fitri menggelepar hebat di
atas tubuhku… betapa kejam kuku jarinya mencengkeram dadaku sebagai pelampiasan
meledaknya puncak birahi betinanya….
Hening…. sesaat setelah terjadinya ledakan hebat… kulihat jarum jam didnding
menunjukkan angka 11.30… tubuhku tetap rebah telentang… sedangkan tubuh mba Fitri
tergolek disamping membelakangiku… Ketika deru nafas memburu kami mulai mereda…
dan ketika keringat birahi kami mulai mengering…. kupeluk tubuh sintal mba Fitri
dari belakang, tapi dengan lembut tanganku diangkat dan dipindahkan ke tubuhku
sendiri… dan tubuh mbak Fitri beringsut menjauhiku… kudekati lagi tubuh itu dan
kudaratkan kecupan di punggung berkulit mulus itu… kudengar isak tangisnya….
“ kenapa mba..?” tanyaku lembut… lama ga ada jawaban, isak tangis mba Fitri
makin keras… kubelai lembut pundaknya.. tapi tanganku ditepisnya…
“ Bimo… aku sedih dengan kejadian ini… aku malu sama kamu.. dan aku merasa
sudah melukai hati Puspa dan mas Amin…” terdengar suara mba Fitri serak…
“ Malu kepadaku..? untuk apa malu…? justru aku merasa lebih dekat dan bahagia
sama kamu mbak.. walaupun sebenarnya ga seharusnya dengan jalan seperti ini…
selama kita bisa memposisikan masalah ini pada porsinya, kurasa mas Amin
ataupun Puspa ga akan merasa kita sakiti..” jawabku panjang lebar..
“ Aku takut mereka tahu apa yang telah kita lakukan..” sahut mba Fitri dengan
suara yang semakin tenang…
“ Mereka ga akan tahu selama kita ga memberitahu… dan kondisi kita saat ini
adalah seorang lelaki dan wanita yang punya keinginan yang harus terpenuhi saat
ini juga… kita tidak bisa menghindari mbak..” sahutku lagi, sambil kutumpangkan
tanganku dipinggul bulatnya… mba Fitri tak bereaksi walaupun masih
mempunggungiku…
“Lebih tepatnya harus terpenuhi malam ini… bukan hanya sesaat…” sahut mba Fitri
sambil membalikkan badannya, sehingga kembali payudara montoknya menempel di
dadaku… matanya menatapku tajam penuh tantangan.. dan kini wajah sembab sehabis
menangis ini tersenyum manis sekali…
“ sepanjang malam ini mba..?” tanyaku menegaskan, sambil kulingkarkan lenganku
ke pinggangnya yang raping…
“ Yah… bukankah malam masih panjang Bim…?” bisiknya manja.. wajahnya
ditengadahkan ke wajahku. Kupagut bibir bagus itu dan disambut dengan sangat
bergairah…. Gairah liar birahi betina mba Fitri meletup dahsyat, aku
benar-benar tak menyangka ibu muda yang kalem dan polos bisa berubah sedemikian
agresip… Batang kemaluanku rupanya benar-benar membikin ibu muda ini gemas
setengah mati… tak hentinya tangan berjari lentik ini mengocok dan
meremas-remasnya..
“ Bimo aku pengen “ini” kamu..” bisiknya manja sambil meremas lebih keras saat
mengucap kata “ini”…
“ Emang bisa..?” sahutku menggoda… wooww.. perutku digigit kecil mba Fitri
dengan gemas…
“ Boleeeh enggaaa..?” rajuknya
“ Iyaaaa… habisiiin deeeh..” jawabku sambil kuremas pantat bulatnya… Awalnya
kurasakan mba Fitri masih coba-coba… dengan sabar aku memberi arahan, karena
beberapa kali palkonku terkena giginya… lumayan sakiit… Selanjutnya, tubuhku
dibuat melintir dan menggeliat merasakan permainan lidah dan lembutnya bibir
mba Fitri membasuk batang kemaluanku… kadang-kadang dengan nekadnya batang
kemaluanku ditanamnya dalam-dalam sampai ujung kerongkongannya… sampai mba Fitri
tersedak..
“ Eeeii.. jangan diabisin mbaa..” kataku lembut… melihat mba Fitri tersedak..
“ Abis gemeees aku Bim… punya kamu panjaaang bangeeet, gede lagi…” bisiknya
manja, memberi alasan…
Akhirnya kami membuat posisi 69, mba Fitri menindihku dengan posisi
mengangkangi wajahku… Kami sepakat dengan posisi ini sampai mencapai orgasme…
kembali erangan dan rintihan kami bersahutan.. gerak tubuh kami sudah tak
berirama, detik-detik akhir mba Fitripun kurasakan… beberapa kali kaki
panjangnya meregang dan besotan mekinya di bibirku makin liar… aksi lidah dan
bibirnya pada batang kemaluankupun makin liar, membuatku semakin mendekati
titik kulminasi…
“ Eeeeeehhhkkk… Biiiimmmm… niiiikkkkmaaaattnyaaa…” rengek mba Fitri panjang,
tubuhnya menggeliat hebat… kedua kakinya meregang.. besotan meki ke mulutkupun
makin hebat… lidahku kujulurkan jauh kedalam liang becek yang kurasakan
mengedut-ngedut…
“ Oooowww.. mbak akuu.. hampiiirr…” Desahku selang tak lama setelah palkonku
kembali dihajar lidah dan mulut mba Fitri… busyeeet, bukannya melepaskan
kuluman bibirnya di palkonku, mba Fitri malah memperhebat aksi mulut dan
lidahnya ditambah kocokan tangannya pada batang kemaluanku… Apa dayaku… tak
ampun lagi diiringi eranganku, tubuhku mengejang keras mengantarkan semprotan
spermaku bertubi-tubi di dalam mulut mba Fitri yang makin lengket seperti
lintah menempel di tubuhku… tak luput kantong pelerku diremas-remas lembut,
seakan spermaku ingin diperas habis… setelah dirasa tetes terakhir… buru-buru
mba Fitri bangun dari tubuhku dan menyambar botol aqua yang tadi dibawa dari
rumah dan diteguknya sampai tandas…
“ Iiih… rasanya aneh… banyak banget, kentel lagi… kenyang deh aku Bim… tapi
enaak kok, asin ada gurihnya..” komentar mba Fitri dengan pengalaman barunya…
Kembali kami berbaring di karpet tebal merasakan lemasnya tubuh…
Setelah mengguyur tubuh dengan shower di kamar mandi kembali kami rebahan
santai di karpet tebal di depan televisi, saat itulah mba Fitri menceritakan
rahasia kehidupan ranjangnya dengan mas Amin, yang monotone, mas Amin terlalu
polos dan lurus dalam soal sex.. sedikit-sedikit takut dosa. Dalam hal kepuasan
sex sebenernya mba Fitri tidak merasa kekurangan, karena selain mas Amin memang
punya stamina tubuh yang bagus dengan hidup sehatnya, di sisi lain memang mba Fitri
adalah type wanita yang gampang tersulut gairah seksualnya dan dengan cepat
mencapai puncak orgasme…
“ Pernah hari Minggu pagi aku liat mas Amin sedang nyuci mobil dengan kaos yang
basah, sehingga nempel dibadannya yang atletis… seeerrrr… langsung.. basah juga
deh CD ku… dan langsung kutarik mas Amin kekamar dan aku telanjangi…. haa..
haaa.. dapet dua kali…” tutur mba Fitri sambil menyuapi aku dengan anggur yang
dibawanya tadi… Kembali kami nonton bokep yang belum kami tonton… belum
seperempat jam Asia Carrera beraksi…
“ Biiiimmm… nggaaa tahaaan neeh… keburu pagi…” Desah mba Fitri manja dengan
nafas yang sudah ngos-ngosan… apalagi dengan membengkaknya batang kemaluanku
yang dari tadi ga lepas dari genggamannya.
“ Mba Fitri pingin diapain..?” bisikku sambil kudaratkan kecupan di lehernya
“ Pingin kaya di film itu…” jawabnya manja… tanpa disuruh mba Fitri
menelungkupkan tubuhnya di sofa dengan kaki berlutut di karpet agak
mengangkang… kuminta pantatnya ditunggingkan sehingga gundukan bukit
kemaluannya mengarah keluar… mba Fitri kembali mengerang gemas ketika palkonku
mulai merentangkan otot liang sanggamanya… ketika pantat montok itu mulai
menggeol gemulai dan ketika batang kemaluanku mulai memompa… mulailah kuda
jantan dan kuda betina ini berpacu birahi… Aku membuktikan mba Fitri memang
wanita yang cepat mencapai orgasme dan cepat kembali berkobar birahinya… dan
mba Fitri menghendaki berganti posisi setelah dia mencapai orgasme… saking
seringnya dia mencapai orgasme… hampir-hampir kami kehabisan posisi dan di
setiap posisi mba Fitri mengaku bisa mencapai orgasme dengan kenikmatan yang
maksimal… Ketika pada orgasme mba Fitri yang kelima, aku juga merasakan
orgasmeku hampir sampai… mba Fitri menyadari itu…
“ Biimm… tumpahkan dimulutku sayaaang… aku suka peju kentel kamu…” rengeknya
disela-sela nafas kuda betinanya… dan dengan bernafsu sekali mba Fitri
menyambut semburan demi semburan sperma kentalku dengan mulut terbuka lebar dan
lidah yang menggapai-gapai… Tubuh mba Fitri kembali rebah telentang di karpet
setelah menenggak setengah botol aqua… rambutnya yang panjang tampak kusut dan
basah oleh keringatnya, tubuhnya yang berkulit putih juga tampak berkilat basah
oleh keringat… terlihat sinar matanya yang kecapekan dan wajah agak memucat…
Ketika aku keluar dari kamar mandi setelah kembali mengguyur tubuhku dengan
shower, kulihat mba Fitri tertidur pulas dengan bibir tersenyum… kulihat jam
menunjukkan jam 03.45… kurebahkan tubuhku disisinya… kubelai lembut rambutnya
yang masih basah oleh keringat birahi… kukecup keningnya yang sedikit nonong…
kuamati tubuh telanjang ibu muda ini, sebuah struktur yang sempurna… wajahnya
berbentuk oval, bibir berbentuk bagus, hidung mancung berbentuk ramping, mata
agak sipit tapi memanjang dengan kelopak besar… bulu mata yang lentik dan
panjang… alisnya seperti di gambar… postur tubuhnyapun proporsional antara
tinggi dan beratnya… sekitar 165 – 170 cm… buah dadanya yang montok kutaksir
cup branya B…. memang masih kenyal menggemaskan dengan puting susu bak perawan,
mencuat mungil ke depan, berwarna merah kecoklatan…
perutnya yang rata dengan lubang pusar berbentuk indah… pinggang ramping
menyambung dengan pinggul yang padat ditopang sepasang kaki yang panjang
berbentuk atletis…. Rupanya aku tak dapat menahan kantukku… Aku membuka mata
kulihat mbak Fitri bersimpuh di sebelah tubuhku, dengan pakaian sudah lengkap
membalut tubuhnya, rupanya dia yang membangunkanku kulihat jam dinding
menunjukkan pukul 05.15…
“Biim, aku pulang dulu yaa..?” kata mbak Fitri, wajahnya sudah segar, rupanya
sempat mencuci mukanya sebelum membangunkanku…
“ Eeeh… buru-buru sih..? kan masih pagi… “ jawabku sambil menarik pinggangnya…
“ Bimo kamu gila… liat tuh udah terang…” protesnya ketika tubuhnya menindih
tubuhku akibat tarikan tanganku dan aku memang gha peduli karena seperti biasa
kalo pagi hari, batang kemaluanku pasti ikut menggeliat bangun saat aku
bangun…. kembali kugumuli tubuh indah yang kini sudah berdaster lengkap dengan
sweaternya….
“ Aaaahhh Bimmooo… ga mauuk… bauuuk ga enak..” protesnya manja tapi tidak
menolak bahkan kudengar desisan panjang ketika batang kemaluanku kembali
menggelosor memasuki tubuhnya…
“ Biiimmo… asli aku ga mampu menolak yang begini iniii ooohhkk…” desisnya gemas
merasakan pompaan batang kemaluanku ke liang sanggamanya yang sempit…
“ Ayyuu Biiimmm… keburu mbak Suti dateng…” bisik mbak Fitri di deket telingaku,
setelah orgasmenya yang kedua, mbak Suti adalah tukang cuci yang tiap pagi
datang ke rumahnya….
“Owwkk.. Biiimmm… giiilllaa kamuuu… aku berasaa lagiii…” rengek mbak Fitri
lirih.. kurasakan tubuhnya mulai menegang…
“ Mmmhh… tuungguuu mbaakk..” Kupergencar pompaanku… tubuh mbak Fitri makin kuat
menegang.. memperkuat pelukan dan cengkeramannya di tubuhku…
“ Oooowww… nggaaaaa tahaaaan Biiiimmm…!” teriakan keras mba Fitri menghantarkan
geleparan tubuhnya yang tak terkontrol hal ini ternyata mendorong dengan cepat
semburatnya spermaku kembali memenuhi liang sanggama mba Fitri…. Kembali kami
terkapar di atas karpet… kali ini mbak Fitri ngga lagi telanjang… hanya
dasternya aja tersingkap sampai ke perut… Setelah nafsnya kembali teratur mbak Fitri
beringsut bangkit sambil memungut celana G Stringnya dimasukkan ke kantong
dasternya…
“ Udah ya Bim… makasih banget untuk malam panjang ini… aku ga akan melupakan
malam indah sama kamu ini, tapi aku berharap cukup sekali ini saja… jangan
sampai kita ulang ya Biim… janji ya..?” kata mbak Fitri sendu… akupun
mengangguk saja, ngga ada kalimat yang mampu terucap dari mulutku… Kuantar mbak
Fitri sampai pintu ruang tamu, karena aku masih telanjang bulat… Nggak sampai
setengah menit mba Fitri menutup pintu rumahnya, kulihat dari balik kaca
jendela mba Suti tukang cuci itu datang…
Memang kejadian itu ga terulang lagi sampai saat ini dan hubungan keluarga kami
tetap seperti sediakala sampai akhirnya mba Fitri dan Puspa istriku melahirkan
anak dengan waktu hampir bersamaan, tapi kejadian semalam itu rupanya
benar-benar menjadi ikon yang hidup di hati aku dan mbak Fitri… beberapa kali
kami melakukan phone sex setiap kali mbak Fitri curhat tentang kehidupan
seksnya yang tetap monotone… hanya sebatas itu…
TAMAT.