Part 10
“Ha Ha HA…, Bagus, Bagus….! ” Pak Dion tertawa senang, sambil menatap kedua
muridnya yang lesbi saling berpelukan dan berciuman dengan mesra, kepala
sekolah bejat itu menatap pantat Anita yang agak menungging di sisinya, sambil
mengocok vagina Veily Pak Dion mencari cari kelentit Anita.
“Offffffhhh…, Ahhhh, Ahhhh Ckk Ckkk….” Anita mendesah-desah ketika merasakan
kelentitnya diurut-urut oleh Pak Dion, sementara Veily mendesah resah karena
lubang vaginanya terus digenjoti oleh si keparat Dion.
“Ahhhh Ahhhhh… Pak Dionnn…..”
“Aduhhh… duhhhh Ahhhhhh… Awwww”
Rintihan-rintihan kedua murid yang cantik itu terkadang disela oleh suara tawa
pak Dion yang terkekeh-kekeh keenakan, erangan dan desahan-desahan manja
semakin sering terdengar dari bibir mereka.
“Aaaaa…. Hemmmm CRRTTT CRRRRTTT”
“Aduhhhh… AAAAAAA…. Crrr Crrrrr…….”
Pak Dion semakin pede ketika berhasil merobohkan kedua muridnya yang cantik
sekaligus. Ia lalu mencabut batang kemaluannya.
“Ehmmm, He he he…..kalian haus??” Pak Dion bertanya pada kedua
muridnya, Anita dan Veily menganggukkan kepala sambil menatap dengan pandangan
memohon.
“Ayo kalian bersujud di depan kontol Bapak….” tangan kanan Pak Dion berkacak
pinggang sedang kan tangan kirinya memegang sebotol teh botol yang sudah
dibuka, perlahan-lahan Anita dan Veily berlutut di hadapan penis Pak Dion.
“Kalian boleh minum tapi harus lewat kontol Bapak, ya itung-itung ngerasain teh
botol rasa baru,” Pak Dion memiringkan teh botol ditangannya tepat pada Batang
Penisnya yang sengaja diarahkan pada wajah kedua muridnya yang cantik.
Anita dan Veily terdiam sambil menatap sedikit air teh yang mengucur di ujung
kemaluan Pak Dion, antara rasa haus dan harga diri, itulah yang harus dipilih
oleh mereka.
“Gluk… Ceglukk…” berkali-kali Veily dan Anita menelan ludah berusaha membasahi
kerongkongan mereka yang terasa kering dan panas sedangkan sedikit air teh yang
mengucur di ujung penis Pak Dion begitu menggoda mereka.
“Slccckkk… Slllccckkkk,, Glekkk,,, Srrrrrrpppp… Srrrpppp” Veily langsung
menyeruput air teh yang mengucur di ujung penis Pak Dion, untuk mengghilangkan
rasa dahaga yang menyiksanya.
“HA HA HA HA HA HA…..” Pak Dion tertawa senang, suara tawanya semakin keras
ketika Anita mengikuti jejak Veily.
“Buka mulut kalian lebar-lebar….” Pak Dion memerintahkan agar Veily dan Anita
membuka mulut mereka, ia mengarahkan kepala kemaluannya pada mulut Anita yang
ternganga, kemudian menuangkan air teh melalui batang kemaluannya
“Cerrrrrrr………” terdengar suara air teh yang sedang mengisi
rongga mulut Anita, selesai mengisi mulut Anita, Pak Dion mengarah kepala
kemaluannya untuk mengisi rongga mulut Veily.
“Glukkk… Glukk”
“Ceglukk…. Gluk”
Anita dan Veily yang kehausan menelan air teh di rongga mulut mereka, pak Dion
berulang kali mengisi mulut kedua muridnya yang terus menganga kehausan.
“Nahhh, gimana rasanya ?? teh botol rasa kontol , HA HA HA” Pak Dion tertawa
terbahak-bahak, ada sensasi tersendiri ketika melecehkan kedua muridnya yang
cantik.
Pak Dion mencekal pergelangan tangan kedua muridnya dan menarik mereka berdua
berdiri, “Nahhhh , kalian sudah belajar dientot dan terus terang, Bapak sangat
salut pada kalian berdua, memek kalian rasanya enakk banget…, seret, peret
pisannn…, top abis dahhhh….!! TWO THUMB UP BUAT APEM KALIAN !! ” (Hemmmmm???
Waduh….kayaknya istilahnya familiar amat ^^ )
“Setelah pelajaran dientot, kurang sreg rasanya jika kalian tidak belajar untuk
melakukan pembalasan…., nah ini dia pelajaran selanjutnya, kalianlah yang harus
belajar ngentotin Bapak…. He he he…..” Pak Dion menarik Veily dan Anita ke arah
kursi sofa panjang di ruangan kepala sekolah yang biasanya dipakai untuk
menjamu tamu.
Tubuh Pak Dion duduk santai di atas kursi sofa, Veily dan Anita saling
berpandangan. Harap-harap cemas, berharap untuk kembali menggapai puncak
kenikmatan namun cemas menghadapi sodokan-sodokan maut pak Dion.
“Nah, Anita…, Coba kamu naik kemari,”
Anita menaiki tubuh Pak Dion, kedua tangannya berpegangan pada bahu pak Dion
untuk menjaga keseimbangan tubuhnya, Posisi Anita Mirip seperti Orang yang
sedang berjongkok untuk buang air kecil.
“Oke, sekarang kamu dudukin kepala kontol Bapak Pakai memek Kamu…, Ayooo…,
jangan ragu-ragu….”Pak Dion membantu dengan menarik pinggang Anita untuk turun.
“Sllllleeeeeppppphhhhh ” Perlahan-lahan kepala kemaluan Pak Dion kembali
membelah vagina Anita. “Aaakkhhh….” kepala Anita terangkat keatas sambil
mendesah panjang merasakan batang kemaluan Pak Dion kembali tertancap di lubang
vaginanya, Anita berusaha menekankan vaginanya ke bawah, lelehan keringat
kembali bercucuran membasahi tubuh gadis itu.
“Sekarang kamu ayun-ayunkan pinggul kamu… Ayoo…” Pak Dion menanti aksi Anita
selanjutnya, sambil menggigit bibir Anita mulai bergerak mengayun-ngayunkan
pinggulnya.
“Lebih cepat !!.. Lebihhh kuatttt….!! ” Pak Dion menyemangati Anita agar lebih
aktif lagi melakukan Pr-nya.
“Ayoo,,, terusss,,!! perkosa Bapak, Anita…,!!” Pak Dion membantu Anita dengan
menarik-narik pinggulnya untuk turun dengan lebih cepat dan kuat.
“Pakkk… Dionnnn!! Enakkkk…, Pakkkkkk….” Anita menjerit liar, sambil
menghempas-hempaskan pinggulnya dengan lebih cepat.
Payudara Anita yang membuntal padat bergerak-gerak dengan indah di dadanya, Pak
Dion Langsung mencaplokinya bergantian dari yang kiri dan yang kanan.
“Utsssss….!! Crr Crrr Crrrr…..” gerakan Anita tiba-tiba terhenti, tubuhnya
mengejang , Anita merintih lirih dan terkulai lemas dalam dekapan Pak Dion.
Pak Dion mendorong tubuh Anita kesamping kanan, gadis itu bersandar lemas
dengan posisi kedua kakinya sedikit mengangkang.
“Ayo.., Veily sekarang kamu yang berlatih….”
Pak Dion terkekeh-kekeh sambil membantu memegangi pinggang Veily yang berusaha
menaiki tubuh Pak Dion yang gembrot.
Nafas Veily memburu kencang ketika merasakan kepala kemaluan Pak Dion yang
tidak tahu malu itu kembali menerobos Belahan Vagina gadis itu.
“Ahhhh…. Hsssshhhhhhh…..” Veily mendesis, tubuhnya melenting ke belakang
sehingga buah dadanya semakin menonjol, sebuah kesalahan fatal karena Pak Dion
justru memanfaatkan moment tersebut untuk mencaploknya, rakus sekali pria itu
melumat-lumat payudara Veily yang segar sampai itu sepuas-puasnya.
“Nahhh, ayoo, mulai berlatih…!! ” Pak Dion sudah tidak sabaran ingin mewariskan
pelajaran penting untuk Veily.
“Susah Pakkk, susahhhhh…..” Veily tampak kesulitan
“Makanya jangan terlalu tegang begitu santai saja…. Ayo coba lagi…Bapak yakin
kamu bisa melakukannya !! “
“Hsssshhh… Ahhhhh Haaaaasssshhhh….” Veily mulai dapat melakukan tugasnya dengan
baik, bahkan lebih pandai dari Anita karena Veily tampak lihai
menggoyang-goyangkan pinggulnya seperti orang main hulahop.
“Wahhhhh…, rupanya kamu punya bakat terpendam!! ” Pak Dion tersenyum sambil
meremas buah dada Veily.
“Ahh Ahhh Ahhh….” Veily mulai belajar untuk menghempas-hempaskan pinggulnya,
gadis itu menjerit-jerit liar sambil merengek-rengek manja
“Wahhh…, kamu nangtang Bapak rupanya..,,, Baik bapak layani…!!” Pak Dion
menyodokkan batang kemaluannya ke atas ketika Veily menghempas-hempaskan
vaginanya kebawah.
“Ohhhh…., Pakkkk!!, Lebih kerassss….!! Ahhhhh terusss Pakkk…” Veily sudah
kehilangan jati dirinya, yang ada hanyalah kenikmatan demi kenikmatan yang
terasa ketika vaginanya disodok-sodok oleh batang kemaluan Pak Dion.
“AHHHHH……!! Crrr Crrrr” Veily mengalungkan kedua tangannya pada
leher Pak Dion sambil menghempaskan vaginanya kebawah kuat-kuat, nafasnya
tersendat-sendat ketika cairan-cairan kenikmatan itu berdenyut keluar.
Veily menolehkan kepalanya ke belakang ketika merasakan pinggulnya di dorong ke
samping oleh seseorang, rupanya Anita ingin melanjutkan permainan barunya.
Veily sedang asik-asiknya menonton Anita yang sedang menghempas-hempaskan
pinggulnya dengan liar ketika terdengar bunyi “Cklekkk…..!!”
“Owww….!! ” Veily dan Anita berseru terkejut ketika seseorang menerobos masuk
diikuti beberapa orang guru di sekolah itu.
“Ohhhh…, Pak Agunggg….!! Silahkan….” Pak Dion mempersilahkan Pak Agung untuk
masuk.
“Wahhhh…, lagi asik rupanya, Maaf nih saya jadi menggangu Pak Dion ” Pak Agung
menutup kembali pintu ruangan itu.
“Ohhh, Tidak apa…, saya justru senang Pak Agung mau ikut bergabung, dan
memberikan informasi penting tentang korban kita berikutnya… he he he” Pak Dion
terkekeh-kekeh sambil meremas-remas buah pantat Anita.
Tampaknya akan segera terjadi pertempuran tidak seimbang, antara Anita dan
Veily melawan Pak Dion cs. Setelah mengunci pintu Pak Dede, Pak Ahmad, Pak
Djono dan Pak Agung mulai melepaskan pakaian mereka masing-masing, Empat batang
kemaluan teracung-acung mendekati mangsa mereka. Pak Djono menggesek-gesekkan kepala
penisnya pada belahan pantat Anita yang halus lembut. Pak Dion terkekeh – kekeh
sambil mendekap punggung Anita kuat-kuat agar posisi Anita lebih menungging.
Pak Djono menekankan kepala kemaluannya kuat-kuat pada lubang anus Anita. Gadis
itu mengerang, lubang anusnya mengkerut ketakutan sehingga kepala kemaluan Pak
Djono sulit melakukan penetrasi.
“Hemmmm,masih susah…He he” ujung jempol kanan Pak Djono menekan
kuat-kuat pinggiran anus Anita berusaha agar lingkaran anus gadis itu sedikit
melar dan merekah, kemudian tangan kiri Pak Dion mengarahkan ujung kemaluannya
pada lubang anus Anita dan menekan lubang yang sedikit merekah itu kuat-kuat.
“AWWWWWW….!” Anita menjerit keras kesakitan ketika dengan satu sentakan yang
kuat kepala kemaluan Pak Djono menjebol lubang duburnya,
“Arrrhhhhh… Arhhhhhhh…. Errrrhhhhhh” Anita berulangkali ketika Pak Djono
menekankan batang kemaluannya lebih dalam menyodomi lubang anus Anita.
“Hegghhhhh…..” Mata Anita membeliak kemudian terpejam rapat disertai
rintihan-rintihan kecil ketika merasakan batang kemaluan Pak Djono memasuki
lubang anusnya lebih dalam dan lebih dalam lagi, sampai akhirnya pantat Anita
bergesekan dengan perut Pak Djono.
“Ahhh Ahhh Ahhhh Ahhhh….” Terdengar suara-suara menggairahkan dari bibir Anita
ketika dua batang kemaluan itu berlomba menyodok-nyodok lubang vagina dan
lubang anusnya.
“Creppp Creppp Crepppp….”
“Plokkk… plokkkk… Plokkkk” Suara lubang vagina dan lubang anus Anita yang
sedang dikocok habis-habisan oleh batang kemaluan Pak Dion dan Pak Djono.
Pak Agung mencekal pergelangan tangan Veily dan menarik gadis itu untuk
berdiri, kedua tangan Pak Agung membelit pinggangnya kemudian dengan nafsu yang
menggelegak bibir Pak Agung mencaplok bibir gadis itu, tubuh Veily
melenting-lenting ke belakang ketika Pak Agung melumat dan mengulum-ngulum
bibirnya, Veily mendorongkan kedua tangannya pada bahu Pak Agung, murid cantik
itu berusaha melepaskan lumatan Pak Agung dari bibirnya, setelah berusaha
beberapa saat…..
“Auhhhh… Ohhhh… Hmmmm Hmmmmm” bibir Veily akhirnya terlepas dari
lumatan Pak Agung yang ganas dan liar, namun hanya sesaat sebelum akhirnya
bibir Veily kembali menjadi bulan-bulanan Pak Agung.
“Hemmm… Mhhh… Mmmmmhhhhh” kali ini Veily lebih sulit untuk melepaskan bibirnya
karena tangan kiri Pak Agung menekan belakang kepala gadis itu kuat-kuat, Pak
Agung yang atletis, berotot, dengan kulitnya yang kecoklatan mendekap erat-erat
tubuh Veily, sambil terus melakukan lumatan-lumatan dan kuluman kuluman
mautnya, sampai hati Pak Agung puas.
“Uhhhh….” Veily pasrah ketika tangan Pak Agung yang kekar mendekap pinggulnya
kemudian mengangkatnya keatas, Pak Agung yang berotot mirip Ade Rai mendesakkan
tubuh Veily kesudut ruangan. Tubuh Veily tergantung di udara, posisi buah dada
Veily pas banget di hadapan wajahnya.
Perlahan-lahan Pak Agung menjulurkan lidahnya dan menjilat lembut putting susu
Veily yang berwarna pink kecoklatan. Nafas Veily semakin tidak beraturan ketika
merasakan jilatan-jilatan Pak Agung yang lembut bergantian di kedua puncak
payudaranya, mengulas-ngulas putting susunya dan sesekali memutarinya
“Ohhh, Pakkk… Ahhhh!!” Veily mendesah ketika merasakan mulut Pak Agung
mencaplok kemudian menghisap lembut puncak payudaranya sebelah kanan mulut,
gerakan mulut Pak Agung tampak seperti sedang mengunyah payudara Veily
bergantian dari yang kanan ke yang kiri.
Sambil tersenyum pak Agung merebahkan tubuh Veily di meja, disibakkannya kedua
kaki gadis itu agar mengangkang.
“OHHHHH…!!!….” Veily bergidik ngeri menatap kemaluan Pak Agung,
kalau soal panjang sih kurang lebih sama dengan panjang kemaluan Pak Dion namun
yang mebuat Veily bergidik ngeri adalah bulatan batang kemaluan Pak Agung yang
hampir dua kali lipat bulatan kemaluan Pak Dion,
“Ahhhh….” punggung Veily sampai terangkat kemudian terhempas kembali ketika
merasakan kepala penis Pak Agung mulai menekan berusaha membongkar jepitan
vaginanya, agak lama juga Pak Agung berusaha
“EENNNNHHHHH… AWWWWW….!! ” nafas Veily tertahan-tahan ketika kepala kemaluan
Pak Agung tiba-tiba mencelat masuk.
“Ha HA Ha, Akhirnya masuk juga, hajar langsung..!! “
“Ayo Pak Agung sodok yang kuat…!!”
Pak Dede dan Pak Ahmad menyemangati Pak Agung. Pak Agung menatap Veily yang
tergolek tanpa daya sambil menatap padanya dengan pandangan mata yang memelas.
“Aduhh….Awwwww, Essshhhhhhhh, Owwwww.” Veily mengaduh ketika Pak Dede dan Pak
Ahmad meremas-remas buah dadanya dengan kasar, kemudian mencubit kuat-kuat
putting Veily sampai ia merintih-rintih kesakitan.
“Hmmmmm… ” kening pak Agung berkerut setelah mencabut batang kemaluannya, Pak
Agung meraih tubuh gadis itu kemudian diangkatnya tubuh Veily dengan hati-hati
sambil melangkahkan kakinya keluar dari ruangan itu.
“Yahhh, koq dibawa sihh…!!”
“Lohhh mau ke mana Pak Agung…!!”
“Mau keluar” Pak Agung menjawab singkat kemudian melangkahkan
kakinya menjauhi ruangan kantor Pak Dion,
“Nahhh…” Pak Agung mendudukkan Veily disalah satu bangku panjang yang terbuat
dari kayu, gadis itu menundukkan kepalanya ketika Pak Agung duduk di
sebelahnya.
“Cuphhhh….” dengan lembut Pak Agung mengecup pipi Veily, tangannya merayap ke
arah selangkangan Veily kemudian berbisik di telinga gadis itu “Masih sakit ya
??”
“Atau kamu cape?? ” dengan mesra Pak Agung memeluk tubuh Veily, entah kenapa
Veily merasa mendapat perlindungan dari Pak Agung, kalau tidak dirinya pasti
sudah dikerjai habis-habisan oleh Pak Dede dan Pak Ahmad, Veily terisak
menangis dalam pelukan Pak Agung.
“Sudah.. , sudahh, cupphh, cuphhh…” Pak Agung menciumi kening Veily sambil
membelai-belai punggung gadis itu dengan penuh perasaan, Veily memasrahkan
dirinya dalam pelukan Pak Agung, ada rasa aman ketika Pak Agung yang tinggi dan
berotot seperti Ade Rai itu memeluk mesra dirinya, tanpa terasa Veily tertidur
dalam pelukan mesra Pak Agung, dengan lembut Pak Agung mengusap-ngusap rambut
gadis itu.
Berbeda dengan Veily nasib Anita lebih mengenaskan, dua batang
penis berkali-kali ditancapkan dengan kasar oleh pemiliknya ke dalam lubang
vagina dan lubang anus gadis itu, sementara buah dadanya menjadi mainan Pak
Dede dan Pak Ahmad.
“Ahhhh…, Ohhhhh, ampun Pak Aduhh Awwww…., jangan…!!” Anita meringis-ringis
sambil berusaha menepiskan tangan Pak Dede dan Pak Ahmad yang menggerayangi
payudaranya.
“Ennnngghhh… Aduhhh…!! Crrrtt.. Crrrttttt….!! ” Anita merintih lirih.
Tubuh gadis itu berkelojotan beberapa saat.
“HA HA HA, Aduh !!! enak katanya …..” Pak Dede mengolok-olok Anita.
“Iya…, pengen terus dirojok…!! “Pak Ahmad ikut meledek sambil meremas induk
payudara Anita kuat-kuat.
“Ooo, begitu ya…, kayak gini? Hihhh….!! ” Pak Dion berkali-kali menyodokkan
batang kemaluannya ke atas.
“Bukan seperti itu Pak Dion, kayak gini baru benar…!! ” Pak Djono tidak mau
kalah menggenjot kuat-kuat lubang anus Anita.
Dua batang kemaluan milik Pak Dion dan Pak Djono berlomba-lomba menusuk,
menyodok dan menghajar lubang anus dan vagina gadis itu tanpa mempedulikan
Anita yang mengerang-ngerang kesakitan, kedua lubangnya terasa panas akibat
dikocok-kocok dengan kasar.
“Aowwwhhhh… Hekkkk….!!” kepala Anita terangkat ke atas ketika Pak Dion dan Pak
Dede bersama-sama membenamkan batang kemaluannya,
“Croooorrrrrttt….!! “
“Kecroooottttt……”
Gerakan-gerakan brutal itu mendadak berhenti,
“Wahhh, sepertinya giliran kita nih…! ” Pak Dede menarik Anita,
Pak Ahmad cuma tersenyum kemudian langsung bergabung dengan Pak Dede.
Anita dipaksa menungging di atas lantai,
“Emmmmm, Hemmmmhhh….” mulut Anita terisi penuh oleh batang kemaluan Pak Ahmad
sementara Pak Dede tersenyum sambil menimbang-nimbang, lubang manakah yang
sebaiknya disodok, anus atau vagina.
“Lohhh, Pak Dede koq malah diam?? hemmp, Ahhhh, sedappnya…!!” tangan Pak Ahmad
mendekap kepala Anita sambil memaju mundurkan batang penisnya keluar masuk
kedalam mulut gadis itu.
“Ha Ha Ha, habis saya bingung mau yang mana?? soalnya dua-duanya tampak
menggiurkan….tapi ya sudah saya pilih yang ini aja dechhh buat pemanasan” Pak
Dede menggesekkan kepala kemaluannya pada belahan lubang vagina Anita kemudian
dengan gerakan-gerakan menyentak ia membenamkan batang kemaluannya, kedua
tangannya mencekal kedua pergelangan tangan Anita kemudian menarik tangan Anita
kebelakang “Ayo, Pak Ahmad, biar saya bantu… biar Pak Ahmad lebih enak…”
“Hemmmppphh Hemmmmhhh, Emmmmmm” Anita mendelikkan matanya ketika lubang
vaginanya disodok kuat-kuat oleh batang kemaluan Pak Dede, sedangkan
kerongkongannya dirojok oleh batang kemaluan Pak Ahmad.
Wajah Anita mengernyit-ngernyit, tampaknya ia sangat menderita, sementara kedua
guru bejat itu malah terkekeh-kekeh keenakan.
“Anjinggg…!! Whuaduhhhhh….!! ” Pak Ahmad memaki sambil menarik
batang kemaluannya darid alam mulut Anita, kemudian
“Plakkkkkk…..” Pak Ahmad menampar wajah Anita kemudian menjambak rambutnya,
Anita hanya mengerang tak berdaya,
“Lohhh ?? ada Apa Pak Ahmad ?? ” Pak Dede bertanya keheranan.
“Dia ngigit kontol saya…!! Sialan.. Plakkkk…!!!” Pak Ahmad kembali menampar
wajah gadis itu kemudian menjambak-jambak rambut Anita.
“Kurang ajar..!! Berdiri..!! ” Pak Dede mencabut batang kemaluannya kemudian
memaksa Anita untuk berdiri.
Pak Ahmad mencekal dan mengangkat tungkai lutut kanan Anita sebelah bawah,
kemudian “Jrebbbb Jrebbbb.. Jrebbbbbb…, berani kamu ya, Hihhh!! “
Disodok-sodoknya lubang vagina Anita sekuat tenaga..
“AWWWW….. AWWWWW…..” Anita menjerit panjang ketika merasakan lubang anusnya
dipaksa menerima kehadiran batang kemaluan Pak Dede. Setelah membantu menopang
tungkai lutut kanan Anita, pak Dede dan Pak Ahmad berlomba marathon
merojok-rojokkan batang kemaluan mereka dengan kasar.
“Murid seperti ini yang harus diajar adat, tidak menuruti nasehat gurunya !!”
Sesekali Pak Dede menjambak rambut Anita sambil menggecakkan batang kemaluannya
kuat-kuat.
“Betul Pak Dede.., Ayo kita kasih pelajaran murid sialan ini !! “Pak Ahmad
menghantamkan batang kemaluannya kuat-kuat.
“Ayo Pak Ahmad kita kocok yang kuat…” Pak Dede tambah liar.
“Aduhhh… Ahhhhh… Awwwww, ampun Pakkk ampunnnnn….” Anita mejerit-jerit kewalahan,
tubuhnya terjepit tanpa daya di antara tubuh Pak Dede dan Pak Ahmad, Anita
mengerang panjang kemudian terkulai jatuh tidak sadarkan diri.
Sementara di sebuah bangku kayu panjang, Veily membuka matanya
ketika merasakan rasa geli di bibir vaginanya,
“Emmmm…….” Tubuh gadis itu menggeliat lemah, setelah terbangun dari tidurnya
tubuhnya terasa segar. Tangan Veily terjulur membelai lembut kepala Pak Agung
yang sedang menjilati bibir vaginanya
“Ehhh…, Maaf .., tidur kamu jadi terganggu ya ?? ” Pak Agung menengadahkan
kepalanya ketika merasakan belaian Veily.
Veily menggelengkan kepalanya kemudian tersenyum sambil membuka kedua kakinya
lebar-lebar
“Ceglukk..! “Pak Agung menelan ludah, matanya menatap tajam pada belahan vagina
Veily yang sedikit merekah, perlahan-lahan Pak Agung kembali menundukkan
kepalanya dan mengencup belahan vagina Veily yang merekah.
“Ahhhhhh……… Pakkk, “Veily mendesah panjang ketika merasakan bibir vaginanya
diemut oleh Pak Agung, berkali-kali tubuhnya menggelepar ketika mulut Pak Agung
mencaploki vaginanya dengan lembut.
Tangan Pak Agung menarik bibir vagina Veily kemudian melumat isinya. Cairan
kewanitaan Veily semakin banyak meleleh membasahi lubang vaginanya, pak Agung
mulai mengambil posisi sambil mengarahkan batang kemaluannya dan menggesek –
gesek lubang vagina Veily yang sudah basah. Veily menahan nafas ketika
merasakan kepala kemaluan Pak Agung mulai menekan dan berusaha membelah jepitan
lubang vaginanya. Kepala Veily terangkat keatas, matanya mengerjap-ngerjap,
bibir gadis itu sedikit terbuka merekah ketika perlahan-lahan kepala kemaluan
Pak Agung mulai membelah dan menancap di vaginanya. “Haa, Emmmfffhhhh….”
Tiba-tiba tubuh Veily mengejang dan terkulai dengan nafasnya yang
tersendat-sendat.
BERSAMBUNG.