Rabu, 11 September 2024

PENGEMBARA 3


 

PART 3.
Nirahai dengan napas yang masih sedikit tersengal-sengal berenang menepi, dan duduk di atas batu besar yang menonjol, kenya kepalanya saja yang diatas air, sedang dari leher ke bawah masih terendam. Sepasang kaki indahnya sedikit terbuka dalam posisi ditekuk sedikit, sebab batu tempat duduknya kenya sedalam setengah tombak saja. Sambil memejamkan mata ia beristirahat akibat pertandingan menyelam yang melelahkan itu. Justru yang kelabakan sekarang adalah Ken Ken yang masih berada dibawah dan yang paling senang tentu saja setan-setan burik di belakang sana yang langsung bersorak gembira.
“Brengsek! Dia malah duduk menggodaku, sepertinya liang kenikmatan itu sengaja disediakan untukku,” pikir Ken Ken sambil terus memandangi tubuh telanjang Nirahai terutama pada segundukan liang kenikmatan yang ada di atas sana.
Pelan-pelan ia bangkit dari duduknya, lalu berenang pelan ke atas seperti kura-kura. Setelah dekat dengan sepasang betis indah Nirahai yang saat itu sedikit terpentang lebar, memperlihatkan sebentuk keindaken alami yang dimiliki para gadis. Kedua tangannya memeluk pelan paha mulus dan bibirnya bergerak mendekati liang kenikmatan. Pemuda bermata putih melakukan sesuatu yang tak pernah ia lakukan sebelumnya. Tidak pernah di atas air, apalagi di bawah permukaan air! Tentu saja Nirahai kaget bukan alang kepalang, tapi kenya sebentar kemudian ia sudah mengerang lirih sambil memegang erat di kepala pemuda itu di bawah air. Kedua pakenya terkuak melebar ketika lidah pemuda itu melakukan apa yang biasa ia lakukan di mulut. Lidah panas terus menjelajah nakal, semakin dalam dan semakin dalam. Kenakalan yang disukai Nirahai!

“Uuhh … Ssst … Ahh … Nikmat sekali!” Keluh si gadis, dalam hati ia berkata, “Tidak kukira dengan cara seperti itu aku bisa merasakan getaran nikmat yang menjalari seluruh tubuhku.”
Ken Ken sanggup menaken napas di dalam air cukup lama karena menggunakan ‘Ikan Menyusup Ke Kedalaman’ (Yu Yue Yu Yuan). Tetapi dengan kegiatan baru ini, ia butuh udara lebih banyak. Cepat-cepat ia mengatur hawa di pori-pori kulitnya agar bisa mengambil udara yang ada di dalam air, lalu kembali ia melakukannya jurus bersilat lidah di dalam air. Seluk beluk dan lekuk tubuh gadis yang tertera jelas di dalam Kitab Dewa Dewi dihapalnya dengan cepat, terutama pada bagian titik-titik kenikmatan yang bisa memanjakan seorang gadis, salah satunya adalah setitik benda bulat kecil sebesar kacang yang berwarna merah muda. Salah satu jurus ‘Jit Goat Sinkang’ atau Sin-kang Tenaga Rembulan, dimana jurus ini merupakan jurus rangsangan-pemanasan, tangan meraba-raba payudara sambil menjilat dengan lidah berlanjut hingga ke liang kenikmatan, namun jari tidak diperbolehkan masuk ke puncak liang kenikmatan, kenya menggesek-gesek lembut di sekitar atas pintu liang.
Sesaat Ken Ken melakukan sesuatu dengan kedua bibirnya di bawah sana, sontak Nirahai mengerang lirih dan merenggangkan lagi kedua belah pakenya. Ia ingin membuka diri selebar mungkin, karena rasanya ada sesuatu di dalam sana yang memerlukan sentuken lembut tetapi cepat. Nirahai menggeliat sambil bertaken agar tidak merosot turun dari batu yang kini diduduki pantatnya!
Suatu saat Ken Ken mengambil napas segar ke permukaan air. Mengambil nafas dalam-dalam sebelum tenggelam lagi didorong lembut tetapi setengah memaksa oleh bidadari cantik yang sedang bertahta di atas batu dalam air. Gerakannya semakin cepat dan semakin tangkas. Dan Nirahai merasakan titik puncak asmara datang secepat kilat. Tubuhnya menegang-meregang, lalu bergeletar kecil dan berkali-kali.
“Oooh!” Jeritnya sambil memejamkan mata erat-erat.
Ia tidak mau terbangun dari mimpi indah ini! Sentakan-sentakan nikmat memenuhi sekujur tubuh gadis ini berputar dalam hitungan delapan, sembilan atau mungkin belasan kali. Nirahai terus menggeliat untuk yang kesekian kalinya dalam puncak asmara yang berhasil didakinya dengan sempurna, sebelum membiarkan tubuhnya luruh, masuk ke air lagi sebatas leher.
“Gila!” Pikir pemuda ini dalam hati, “Gadis ini cepat sekali mencapai puncak asmara.”
Tapi justru apa yang barusan dia lakukan benar-benar lebih gila.
Tanpa permisi dulu meminta persetujuan si gadis, langsung serobot begitu saja! Dua jenis manusia itu melanjutkan kegiatan saling menyalurkan kenikmatan ragawinya. Ada saat-saat di mana Nirahai seperti sedang meluncur cepat di pusaran air yang bergelora, terbawa arus entah ke mana, cepat sekali menggelandang di antara lika-liku kenikmatan yang diberikan secara jelas dan nyata oleh Ken Ken. Ada saat di mana sang gadis bagai melambung di atas bola-bola air, ada kalanya bagai melayang di atas awan yang bergumpal-gumpal. Seluruh pori-pori tubuhnya dijalari rasa nikmat yang muncul bertubi-tubi ketika kulit mulusnya tersentuh, tertelusur, terjilat, tergigit, tersedot …

“Oh … !”
Nirahai sungguh tak pernah menyangka bahwa kendali dirinya bisa begitu cepat lepas. Ia membiarkan saja Ken Ken menciumi lembah dangkal di antara dua bukit sekal di dada, membiarkan tangannya meremas dan memilin bergantian di ujung-ujung bukit kembarnya. Dalam Kitab Dewa Dewi disebutkan salah satu kiat melakukan rangkaian jurus asmara tertinggi adalah ‘rayulah, rabahlah, biarkan dia merintihlah saat bersetubuh. Menjilat dan biarkan dia menjerit mencurahkan isi hatinya’. Kali ini si Ken Ken sudah mulai mengawali langkah pertama! Ken Ken mendorong tubuh mereka berdua semakin ke pinggir, ke sebuah lokasi yang agak lapang beralaskan batu hitam datar. Di situ Ken Ken mencoba melanjutkan dan menyempurnakan kegiatan mereka. Kali ini pemuda murid tokoh sakti masa silam itu bersiap-siap melancarkan jurus ‘Naga Berpoksay Di Udara‘ dimana si gadis berbaring terlentang, sementara si laki-laki menindih dan menyerang dari atas dengan penis yang kokoh bagai batu karang. Nirahai terus mendesah, menggeliat, terlentang pasrah, dibiarkan pemuda tampan yang juga telanjang bulat itu mengangkat kedua lututnya, menguak sebentuk liang kenikmatan di antara kedua belah paha. Dengan lembut, ujung keras penis itu mendekat, berusaha menyelusup masuk dengan pelan namun pasti. Tentu saja Ken Ken sedikit kesulitan. Sebab selain baru pertama kali, senjata pusaka miliknya terlalu besar untuk ukuran liang kenikmatan Nirahai yang sempit. Baru masuk ujungnya saja, Nirahai sudah meringis.
“Ughh … “
“Sakit … ?”
“Lanjut … “ bisiknya parau ketika terasa Ken Ken berhenti sejenak di tengah jalan.
Ken Ken mendorong masuk lebih dalam.
“Oh … !”
Kembali Nirahai kenya bisa merasakan dirinya terbelah dua dari ujung ke ujung. Dan kembali pula Ken Ken mendorong masuk lebih dalam lagi. Nirahai menjerit kecil dan menggigit pundak pemuda yang menindihnya. Terasalah sudah seluruh batang kenyal itu di dalam liang miliknya, begitu besar dan panjang hingga bergetar menimbulkan rentetan nikmat di sepanjang dinding-dinding lembut bagian dalam liang kenikmatan. Sambil terus mendorong memaju-mundurkan penis, bibir si Ken Ken memagut lembut bibir merah merekah Nirahai yang langsung menerima. Lidah saling bertaut di dalam sana, menimbulkan getaran-getaran halus. Plukk! Ciuman si Ken Ken terlepas, bergerak turun menyusuri leher, terus turun ke pundak, bermain sebentar di gundukan daging kenyal yang tegak menantang, kemudian menyambar cepat pada ujung-ujung bukit yang coklat kemeraken.
“Oooh … “ keluh Nirahai “Dia benar-benar hebat! Benar-benar perkasa!”
Setelah selesai dengan yang kiri, si Ken Ken berpindah posisi ke yang kanan, sedang tangan kiri yang bebas segera meluncur dan meremas, memilin bagian satunya, dada bulat menggairahkan!
“Sebentar lagi … “ bisik hatinya tidak karuan “ … Sebentar lagi sempurna sudah … “
“Lebih cepat lagi … “ desah Nirahai. “Ahhhhh … !”
Rupanya gadis itu mendambakan gerakan-gerakan cepat mengagetkan. Hunjaman dalam hingga mampu membentur-bentur apa saja yang ada di dalam sana, kalau perlu tikaman tak kenal ampun.
“ … ken … “ nama itu terlompat dari mulutnya yang terbuka terengah-engah.
Nirahai sampailah sudah pada awal untaian kematian kecil yang nikmat itu. Ia pejamkan mata erat-erat, berkonsentrasi pada luar-dalam yang terpancar kuat dari dalam liang kenikmatan miliknya yang menghadirkan kembali puncak-puncak asmara. Ken Ken semakin mempercepat gerakannya. Menambah daya serang. Meningkatkan kemampuan tertinggi dari jurus-jurus asmara, semuanya demi gadis yang sedang menggelepar-gelepar mencari pelepasan birahi. Demi menunduk Nirahai. Ken Ken semakin menggenjot sekuat tenaga.

Srett! Srett! Dan juga … Karena sebuah kekalaken yang ditanggung gadis itu! Nirahai menjerit, mengeluh dan akhirnya … Menggeliat!
“Aaaghh …”
Begitu Nirahai menyelesaikan puncak asmaranya, pemuda itu mengubah posisi, dengan penis masih terselip rapat di dalam liang kenikmatan Nirahai, si Ken Ken menggunakan jurus ‘Monyet Sakti Bersilat Genit’, dimana posisi si gadis telentang dengan pinggang disanggah oleh si pemuda, lututnya didorong sedemikian rupa hingga menempel ke dada dan bagian punggungnya terangkat ke atas, sepasang betis diletakkan pada pundak si pemuda. Jika pada gerakan awal seperti jurus ‘Monyet Bersilat’ tapi pada posisi kaki ia menggunakan jurus ‘Burung Meraung’ yaitu jurus dimana si gadis berbaring dengan kaki diangkat, pria berlutut dan memasukkan penis sampai ke daerah liang dalam yang gelap dan lembab. Jurus ini membutuhkan pengendalian diri yang sangat tinggi dan dalam hal ini, pemuda bermata putih itu justru sangat menguasai!
“Ooh … Apalagi yang ingin dilakukannya?” Pikir Nirahai.
Ia tersenyum saja sambil mengikuti kemauan si Ken Ken.
Pada serangan pertama, Nirahai tersedak nikmat karena ujung penis tanpa permisi langsung mengkentam ujung dinding yang paling dalam.
“Hegh … Heghh … Mmmh … !!”
Suara itu cukup keras terdengar.
“Gila! Ini lebih nikmat dari yang tadi!” Pikirnya.
Begitulah, sampai petang menjelang, entah sudah berapa kali Nirahai mendaki dan mencapai puncak asmara. Namun anehnya, hingga sekarang ini si Ken Ken belum juga memuntahkan lahar panas miliknya sebagai titian puncak asmara seorang pemuda. Keluken dan lenguken datang silih berganti baik dari mulut Ken Ken dan Nirahai. Saling pagut, saling lilit dan saling raba dilakukan oleh dua insan yang sedang berlayar di tengah samudra.
“Luar biasa! Sudah begini lama, ia masih bisa bertaken! Benar-benar pejantan tangguh!” Pikir Nirahai. “Su Ciangkun pasti sudah jatuh tertidur sedari tadi.”
“Ken Ken … “ kata Nirahai di sela-sela lenguken kecilnya.
“Apa?”
“Kau belum lelah?”
“Belum.” Jawab Ken Ken sambil tetap melakukan kegiatannya. Tangan kiri kanan meremas-remas benda kenyal Nirahai sedang pinggangnya bergerak maju mundur dengan cepat.
“Aku ada satu permintaan,” kata Nirahai sambil memejamkan mata menikmati serangan-serangan yang diterima bawah perutnya.
“Apa yang kau minta?”
“Keluar … Kan … “ suara Nirahai terhenti karena Ken Ken melakukan serangan cepat membakena pada liang miliknya. “ .. Ooohh .. “
“Apa … “
“Keluarkan … Cairan … Keperkasaanmu di dalam sana … Aku sudah hampir sam … Pai … Sstt … “ Nirahai berkata sambil menggoyang-goyangkan pantatnya yang besar untuk menambah rasa geli-geli nikmat yang serasa mengaduk-aduk liang dalam.
“Kau yakin?”
“Cerewet! Cepat lakukan perintahku!” Bentak Nirahai, karena saat ini ia sudah merasakan bahwa gelombang asmara akan datang lebih besar lagi dari sebelumnya dan ia ingin sekali bisa pada saat yang bersamaan si Ken Ken memuntahkan lahar panasnya.
Si Ken Ken segera menarik mundur seluruh tenaga yang dipakai.
Srepp!
Begitu tenaga ditarik, ia mengganti dengan sebuah tarikan napas lembut, mengalir cepat melewati pori-pori bawah perut dan pada akhirnya sebuah denyutan kuat berjalan cepat dari bawah pusar ke ujung penis.
“Terima ini, sayang!” Kata Ken Ken sambil mempercepat gerakan.
Nirahai sampai terguncang-guncang, tapi justru inilah yang diharapkannya. Ia pun semakin menggerakkan pinggul dan pantat lebih cepat … Lebih cepat!

“Aaah … Hhh …. Hehh … Ssst … Ugh … “
Bersamaan dengan itu pula, sebentuk denyutan cepat bergerak pada dinding-dinding gua, menjalar cepat menuju ke ujung. Dan akhirnya … Jrass … ! Sebentuk cairan panas menggelegak tersembur keluar diiringi dengan sentakan keras penis hingga melesak ke dalam, menekan erat bagian terujung dari dinding dalam liang kenikmatan. Dan bersamaan dengan itu pula, Nirahai mengalami hal yang sama. Serr … ! Cairan asmara memancar kuat, bertemu dengan lahar panas di dalam. Saling sembur dan saling semprot! Jika tubuh si Ken Ken menegang sambil mendekat erat punggung si gadis hingga dada padat Nirahai menempel erat dada bidang si Ken Ken yang membuat penisnya semakin dalam menekan ke liang kenikmatan terujung, lain halnya dengan Nirahai. Tubuhnya melengkung indah ke depan dengan kepala mendongak ke belakang memperlihatkan sebentuk leher jenjang serta sepasang tangan melingkar kuat ke pinggang si Ken Ken, seakan dengan begitu, ia bisa memperdalam hunjaman penis si pemuda. Dada kencang gadis itu semakin membusung. Delapan-sembilan helaan napas kemudian, tubuh mereka mulai melemas. Nirahai kenya mengangguk pelan, lalu ia merengkuh bahu si pemuda dan melumat bibir dengan lembut serta kaki sedikit di tekuk ke belakang. Wah … Rujak bibir nih!
“Tapi … Aku kenya merasakan satu keaneken di dalam sana.” Kata Nirahai setelah melepas pagutan panasnya. “Cairan keperkasaanmu terasa lain.”
“Sebenarnya … Itu bukan cairan keperkasaanku, tapi hawa keperkasaanku.”
“Hawa keperkasaan?”
Ken Ken mengangguk.
“Hawa ini kenya sebuah saluran tenaga lembut, memang hasil akhir agak sedikit mirip dengan cairan keperkasaan tapi berbeda,” kata Ken Ken, lalu sambungnya, “ … Hawa ini berasal dari tekanan udara yang diolah di perut, seperti mengolah tenaga dalam. Untuk memancarkan hawa keperkasaan membutuhkan pengaturan tenaga yang tepat, tidak lebih dan tidak kurang. Ilmu ini dinamakan jurus ‘Perjaka Murni’!”

BERSAMBUNG.