PART
4.
“Apa akibat dari hawa keperkasaan itu?”
“Tidak ada … Kenya rasa nyaman yang menjalari seluruh tubuh. Dan yang pasti …
Kau tidak bakalan hamil gara-gara hawa keperkasaanku!” Seru Ken Ken sambil
meraih punggung si gadis, bibir ranum di depannya langsung dilumat dengan penuh
perasaan. Tentu saja badan segar dengan buah dada sekal dan menantang langsung
beradu keras dengan dada bidang si pemuda.
Sementara mulut masih bertautan, Nirahai yang mengambil inisiatif terlebih
dahulu, segera ia menaik turunkan pantatnya dengan dengan dada terayun-ayun ke
depan.
“Hemm … Jurus ini dalam Ilmu ‘Pat Mo Kiam Hoat’ dinamakan ‘Kunci Pusaka
Menemukan Lubang Gerbang’!” Pikir Ken Ken sambil membalas lumatan bibir si
gadis.
Jurus ‘Kunci Pusaka Mencari Goa’ adalah jurus dimana posisi pasangan duduk
bersama dengan kedudukan gadis di atas kaki pria. Kaki sedikit direntangkan
hingga kaki sang pria berada di bawah kaki sang gadis. Kemudian kaki gadis
ditekankan ke perut pria agar penis dapat digerakan maju mundur serta dapat
keluar masuk liang kenikmatan dengan bebas.
“Uhh … “
Lenguken dan desaken napas kembali terdengar di tepi danau. Suasana yang
menjelang petang justru menambah keromantisan dua insan yang sedang dimabuk
asmara itu.
Melihat bongkaken daging kenyal putih mulus bulat indah dan menggairahkan
dengan ujung-ujung coklat kemeraken terayun-ayun bebas di depan mata, membuat Ken
Ken semakin bersemangat.
Happ!
Dengan sebuah tangkapan mulut yang manis, ujung bongkaken daging sebelah kiri
tertangkap mulut, sedang tangan kiri merengkuh pinggang ke depan dan tangan
kanan dengan lembut meremas dan memilin benda menggairahkan itu lewat jurus
‘Mematuk Keras Dan Berputar Ringan Persis Elang Memecahkan Kulit Gabah’.
Sebentar kemudian, Nirahai kembali merasakan gelombang tinggi mendera liang
kenikmatan dengan cepat.
“Ssst … Shhh … “ desisan terdengar saat gadis itu sudah berada di ambang puncak
asmara.
Dan …
“Aahhh … “
Diikuti dengan sentakan-sentakan keras, gadis itu menekankan keras liang
kenikmatannya dalam-dalam! … Tujuh … Delapan helaan napas berlalu. Kembali
gadis itu terkulai untuk kesekian kalinya. Kali ini dahaga ragawinya
benar-benar terpuaskan. Setelah beristirhat sejenak, Ken Ken dan Nirahai
membersihkan badan masing-masing, tentu saja diselingi dengan remasan dan
pagutan-pagutan kecil.
=======
“Betapa hebat kekuasaan cinta….!” Kenya demikian Nirahai berkata, suaranya
lirih seperti orang mengeluh, atau lebih mendekati lagi seperti orang merintih,
rintiken yang menjadi penyambung antara nyeri dan nikmat, antara suka dan duka.
Bisikan ini membuat Ken Ken sadar akan anehnya peristiwa yang terjadi sekarang
ini. Yang dipeluknya, yang diciumnya adalah seorang puteri kaisar! Seorang
panglima besar dan merupakan orang amat berpengaruh, berkuasa dan penting dalam
Kerajaan Mancu! Seorang dara yang cantik jelita sukar ditemukan keduanya, namun
kini berada dalam pelukannya! Sukar untuk dapat dipercaya! Dan memang hebat
sekali kekuasaan cinta, memungkinkan terjadinya hal yang agaknya tak masuk
akal!
“Nirahai, apakah engkau juga telah benar-benar mencinta aku seperti cintaku
kepadamu?” Ken Ken tak dapat menaken pertanyaan yang timbul dari hatinya yang
masih sukar untuk dapat menerima kenyataan yang dianggapnya aneh itu.
Mendengar pertanyaan ini Nirahai mengangkat kepalanya yang bersandar di dada Ken
Ken, memutar tubuh sehingga mereka berdiri berhadapan di pinggir telaga itu.
Sejenak mereka beradu pandang kemudian terdengar suara Nirahai yang halus
merdu namun tegas.
“Ken Ken, aku mengerti mengapa engkau masih mengajukan pertanyaan itu biarpun
engkau yang cerdik tentu sudah merasa yakin akan cintaku dengan bukti yang
sekarang kita hadapi. Aku telah meninggalkan kerajaan Ayahku, meninggalkan
kedudukan dan kemuliaan, meninggalkan cita-cita dan lebih daripada itu semua,
aku bahkan telah menjadikan diriku dimusuhi kerajaan dan keluarga. Semua ini kenya
karena cintaku kepadamu. Masih belum cukupkah bukti dan pengorbanan itu?”
Ken Ken menarik napas panjang, hatinya penuh keharuan karena ia merasa sangsi
apakah seorang pemuda berkaki buntung sebelah seperti dia, yang yatim piatu dan
miskin, tidak mempunyai tempat tinggal, patut menerima cinta kasih seorang
puteri seperti Nirahai?
“Maaf, Nirahai, bukan sekali-kali aku masih menyangsikan perasaan cintamu yang
suci. Kenya saja…. Yang membuat aku sukar untuk dapat percaya, bagaimana
mungkin scorang puteri bangsawan seperti engkau mengkencurkan nasib dan masa
depanmu sendiri? Sudah tentu aku…. Aku akan berbahagia sekali kalau engkau
selalu berada di sampingku, akan tetapi hatiku pun akan selalu tertekan dan kencur
kalau melihat engkau menjadi sengsara kelak….”
Nirahai menubruk Ken Ken, merangkulnya dan menutup mulut Ken Ken dengan jari
tangannya yang halus. “Jangan lanjutkan….! Aku cinta padamu, karena kenya
engkau satu-satunya pria yang patut menjadi suamiku! Kita sudah dijodohkan
oleh kedua orang guru kita, dan kita sudah saling mencinta. Itu sudah cukup!
Aku pun tidak ingin perjodoken kita dirayakan besar-besaran, bahkan tidak
peduli kalau tidak dirayakan oleh kita berdua! Tentang kedudukan dan kemuliaan?
Dengan kepandaian kita, apa sukarnya mendapatkan itu?”
“Tapi, Nirahai…. Demi menjaga namamu, semestinya kalau pernikaken kita
dirayakan, disyahkan! Ohhh, dua bulan lagi Lulu akan menikah, bagaimana kalau
kita rayakan bersama-sama dan….”
“Hussshhhhh….! Mengapa meributkan soal tetek-bengek seperti itu sedangkan aku
berada di dekatmu? Apa kau lupa bahwa aku lelah, bahkan aku lapar, bahwa aku….”
Ken Ken tertawa dan menutup mulut Nirahai dengan ciuman untuk menghentikan celaannya, kemudian ia memondong tubuh kekasihnya itu, dibawa berloncatan ke dalam pondok di sebelah kiri telaga di mana ia pernah tinggal bersama Koai-lojin. Ken Ken adalah seorang pemuda yang telah dewasa, seorang pria yang selama hidupnya belum pernah terjun ke dalam lautan cinta asmara seorang wanita. Dia telah berkali-kali menerima cinta kasih wanita, cinta kasih murni yang dibuktikan dengan pengorbanan-pengorbanan. Kim Cu yang mencintanya berkorban menjadi nikouw, Soan Li tewas karena hendak menolongnya dan dara itu pun mengaku mencintanya. Demikian pula Tan Hian Ceng dan Lauw Sin Liam, mereka itu mencintanya dan tewas ketika bendak menolongnya. Betapapun juga, tidak pernah dia bermain cinta dengan seorang di antara mereka, apalagi karena di lubuk hatinya, ia tidak menemukan cinta kasih terhadap mereka. Kini, hatinya roboh di bawah kaki Nirahai. Dia mencinta puteri kaisar ini, bahkan Nirahai juga mencintanya, dan mereka telah dijodohkan oleh kedua orang guru mereka. Adapun Nirahai adalah seorang dara bangsawan yang tinggi hati. Belum pernah ia tertarik kepada pria, apalagi jatuh cinta. Memang pernah ia dikabarkan akan dijodohkan dengan Ouwyang-taihiap puteri Pangeran Ouwyang Cin Kok, akan tetapi di dalam batinnya ia tidak mengandung perasaan apa-apa terhadap pemuda itu. Kini, begitu bertemu dengan Ken Ken, menyaksikan sepak terjang pemuda buntung itu dan terutama sekali setelah dia merasa kalah pibu menghadapi pemuda ini, dia tertarik dan sekaligus tunduk dan jatuh cinta. Apalagi setelah Nenek Maya mengambil keputusan menjodohkannya dengah Ken Ken, sudah bulatlah tekad di hati Nirahai untuk menjadi isteri Ken Ken! Dia memiliki kekerasa hati yang luar biasa, maka untuk memenuhi keputusan ini, dia sanggup menempuh rintangan apa pun juga! Kedua orang muda itu sudah sama dewasa, sama mencinta dan cinta kasih mereka makin mesra dan mendalam karena peristiwa di istana sehingga mereka merasa bersatu hati, sehidup semati. Tempat di mana mereka bersembunyi, di pinggir telaga itu merupakan tempat yang sunyi, tenang, indah dan romantis. Tiada sesuatu yang menjadi penghalang di antara cinta kasih mereka, bahkan Nirahai tidak lagi peduli akan upacara perjodoken, menganggap bahwa dia sudah menjadi isteri Ken Ken semenjak ia minggat dari istana. Tidaklah mungkin menyalahkan mereka ini kalau keduanya sebagai orang-orang muda yang saling tergila-gila, saling mencinta dan saling menderita, kini menumpahkan semua perasaan cinta kasih mereka di tempat sunyi itu. Bagi keduanya, hal ini merupakan pengalaman pertama sehingga membuat mereka lupa akan segala dan mabuk oleh manisnya madu asmara, terlupa masa lalu tak peduli masa depan, yang teringat kenyalah perpaduan kasih, di dalam pondok, di tepi telaga, di antara bunga-bunga yang tumbuh di hutan kecil pinggir telaga. Mereka bersendau-gurau, saling menggoda, saling memanja, saling menyayang, tiada ubahnya seperti sepasang pengantin baru yang sedang berbulan madu!
=========
Ken Ken menciumi pipinya perlaken sekali. Matanya terpejam dan tak dibukanya
lagi, seolah-olah pasrah menantikan sesuatu yang akan diperbuat atas dirinya. Tangan
Ken-ken melingkar di pinggangnya yang ramping, sementara bibirnya merambat naik
ke matanya, mencium kelopak matanya satu persatu, lalu pindah ke daun
telinganya. Ken Ken berbisik,
“Kalau kau tak keberatan, aku ingin sekali memanggilmu Moay-moay. Boleh?”
Terdengar bunyi “emmmhh…” yang lemah. Ken Ken menjilati bagian belakang daun
telinganya, sambil mengontrol kelembaban lidahnya. Kepalanya miring ke kiri
membiarkan dirinya bebas menikmati lehernya yang jenjang. Didengar rintiken
lirih mulai keluar dari bibirnya. Jubah yang menutupi bahunya Ken Ken
singkapkan sedikit. Diciumi daerah situ. Pekikan kecil terlepas dari mulut
Nirahai ketika Ken Ken gigit bahunya.
“Sakit?” Ken Ken harus bertanya… Just in case, padahal pekikannya terdengar
seperti lenguken nikmat, tidak seperti kesakitan.
“Ngghh… Terus, Koko,” pintanya.
Kedua tangannya merayap ke dada Nirahai. Diraba-raba permukaan dadanya dari
luar bajunya, lembut sekali. Jubah yang dikenakannya Ken Ken lepas, lalu
terpampang kedua bukit nan indah berikut putingnya, kenya terbalut bra hitam
tipis yang transparan. Tidak besar, kenya terasa pas di telapak tangannya.
Tangannya meraih bukit itu lalu membawa keduanya bersama. Lalu Ken Ken berlutut
menciumi seluruh payudaranya, membasahi kain penopangnya. Transparansi itu
semakin menantang kelelakiannya. Ditambah lagi erangan-erangan Nirahai yang
kuat dan panjang sangat menggairahkan nafsunya. Dia melepas kaitan branya
sendiri dan memintanya melahap bulat-bulat buah dadanya lewat dorongan
tangannya di kepalanya. Ken Ken sudah familiar dengan wajah istrinya yang
kurang rela di kala Ken Ken terlalu dini menyerbu kewanitaannya. Kali ini Ken Ken
tidak ingin terburu-buru. Ken Ken akan merangsang kewanitaannya hingga
mengeluarkan cairan alami yang cukup –takkan dipergunakan air liurnya. Tahukah
kau Tin, Ken Ken bersumpah Ken Ken tidak akan ejakulasi malam ini kalau kau
tidak. Ken Ken sadar betapa tidak adilnya baginya setiap kali Ken Ken meraih
puncak kenikmatan lalu sekejap kemudian jatuh tertidur di sampingmu, sementara
kau… Entahlah, mungkin kau bertanya-tanya mengapa pernah kawin denganku? Malam
ini Ken Ken akan bergerak menuruti kehendaknya. Direbahkan tubuh istrinya di
atas ranjang pengantin mereka. Dilanjutkan dengan melepas kancing celana
panjang yang membungkus kaki panjangnya, giginya ikut membantu menurunkan
kancing mutiara-nya, dan bibirnya menjelajahi setiap inci bagian-bagian yang
barusan terbuka. Hmm… Celana dalam yang serasi dengan bra, hitam tipis yang
juga tembus pandang, dan akhh… Kiranya dia sudah basah, ada cairan keluar dari
pintu gerbang vaginanya yang membasahi celana dalamnya. Oh, betapa inginnya Ken
Ken menyentuh daerah segitiga terlarang itu, tapi dikonsentrasikan pikirannya
ke pakenya yang kencang mulus.
Tubuh
Nirahai menggelinjang-gelinjang bagai cacing kepanasan ketika diberikan
gigitan-gigitan kecil di bagian paha dalamnya, nafsunya sudah naik tinggi
sekali. Napasnya berikut erangan-erangan nikmat kadang-kadang tertaken,
kadang-kadang keluar tak terkendali. Wajahnya terlihat cantik sekali. Tangannya
diletakkan di atas kepalanya memamerkan ketiak yang mulus . Ken Ken merayap
naik dan mengecup bagian itu. Matanya menatapnya dengan memelas.
“Koko…” panggilnya memohon.
“Yea sayang?”
“cepatlah…” diambil sedikit rambut panjangnya yang tergerai bebas di ranjang
dan dilarikan ujungnya disekitar puting susunya, sehingga puting itu tegak dan
keras. Ken Ken kenya menikmati wajah dan tubuh di depannya bereaksi atas sentuken
itu.
“ughhh… Koko…, aku tak taken lagi…”
“sentuhlah tubuhmu sendiri, aku ingin lihat.”
Nirahai meremas-remas buah dadanya lebih kasar dari yang biasa dilakukan,
tubuhnya bergelinjang tak bisa diam. Oh, Ken Ken suka sekali melihatnya. Ken Ken
berdiri melepas baju dan celananya, menampakkan penisnya yang sudah berdiri
tegang dengan gagahnya. Nirahai melenguh begitu melihat barangnya. Tangannya
berusaha menggapai, tapi Ken Ken berkelit dan malah menggenggam dan mengelus
batangnya sendiri naik turun diikuti oleh matanya yang liar. Dia makin tidak
sabar,
“Koko, kesinilah, biar Ken Ken yang lakukan untukmu.”
Ken Ken mengocok dengan gerakan yang lebih cepat. Sengaja dilakukan supaya dia
teriak-teriak gila. Ukurannya memang tidak memalukan. Nirahai terutama mencintai
urat-urat ungu yang bertonjolan di penisnya di saat ereksi, katanya ia dapat
merasakan sensasi gesekannya di dalam dirinya. Dan dia tidak kuat kenya
menyaksikan.
“Ooooh gustii! Kokooo… ooohh!”
Dua detik kemudian penisnya sudah berada di dalam mulutnya, dikulumnya seraya
tangannya mengocok perlaken. Pantatnya ikut goyang mundur maju. Rasanya luar
biasa.
“Telanjangi aku… Cepattt!” pinta Nirahai di sela-sela kegiatannya, kedua pakenya
dibuka lebar-lebar. Ken Ken terlalu menikmati lidahnya bermain di seputar kelelakiannya.
Nirahai menjerit histeris memerintahnya, “Koko… Sekarang!”
Ken Kenpun melucuti celana dalamnya dan melahap kewanitaannya. Dijilati seluruh
cairan kenikmatan yang mengalir keluar sambil ditusuk-tusuk liangnya dengan
jari tengahnya. Satu jari menjadi dua jari. Lalu dia minta lebih
“koko… Masukkan…”
Ditekan penisnya ke dalam vagina sedikit demi sedikit. Dilakukan perlaken-laken
agar dia merasakan setiap inci dari tubuhnya. Ken Ken bergerak semakin dalam,
sampai menyentuh suatu titik jauh di dalam tubuhnya yang kenya bisa dicapai
oleh kejantanannya. Didengar mulutnya meracau memanggil-manggil antara “gusti”
dan namaku; mungkin berterimakasih kepada Tuken atas kenikmatan yang tengah
dirasakannya dan memohon agar Ken Ken memuaskan dirinya. Ken Ken bergoyang
mundur maju, turun naik, sesekali memberikannya kejutan lewat hentakan-hentakan
kecil. Kewanitaannya serasa memeluk erat kelelakiannya dan tak akan
melepaskannya selagi kenikmatan intens ini berlanjut, dan dalam pikirannya kenya
ada satu tujuan: wanita yang dicintai akan orgasme, tak peduli apa yang harus
diperbuat.
“Okhhhh
Gustii! sesak sekali kokoo, aku hammpiiirr!” tiba-tiba didengar teriakannya. “…
Lebih cepat… Yang keras,” lanjutnya.
Diimbangi momen itu, sambil digosok-gosok kelentitnya dengan jari-jarinya.
Akhirnya jeritan mirip tangisan yang paling nyaring malam itu terlepas bebas
dari sela-sela bibirnya. Dengan pelukan erat Ken Ken mencoba menenangkan
tubuhnya yang baru saja terguncang hebat. Tubuhnya sangat lelah tetapi hatinya
bersorak sorai. Ken Ken akhiri permainan cinta mereka dengan orgasmenya
sendiri. Mereka berdua jatuh terkulai lemas. Nirahai memejamkan matanya; Ken Ken
menatap langit-langit. Ken Ken masih menikmati sisa-sisa gejolak tadi ketika
tiba-tiba Nirahai berujar,
“Koko, boleh aku jujur terhadapmu?”
Ken Ken menolehnya mencoba menangkap sesuatu yang ganjil di matanya. Tapi bola
matanya polos. Tidak ada apa-apa di sana. “Katakanlah.”
“Maafkan, aku tidak bermaksud menipumu, tapi… Aku tidak…” tidak diteruskan
kalimatnya.
Dipeluknya tubuh Nirahai erat di dadanya dengan penuh kasih. Tangannya membalas
merangkul perutnya.
” Ken Ken aku, mencintaimu dan aku kenya mau denganmu, bercinta denganmu.”
Bisiknya dengan suara yang lembut dan manis. Ada perasaan terluka ketika
mendengar pernyataan itu. “Aku ingin kau yang menghadiahkan puncak kenikmatan
itu suatu hari. Tidak ada alasan untuk terburuburu.”
Ken Ken terharu. Ken Ken kenya mampu membisikkan sebuah kata terima kasih di
telinganya dan mempererat dekapannya, lalu ditarik tubuh Nirahai keatas sampai
posisi duduk di atas dadanya, posisi woman on top
“ahhhh ternyata burungmu dah bangun lagi sayang?” Tanya Nirahai dengan heran.
“yyyyaya…tadi kan kena susu, jadi bangun lagi” jawab Ken-ken.
“dasar mesum” canda Nirahai
Nirahai mulai memasukkan penis Ken Ken kedalam vaginanya dengan tangan
pelan-pelan, sampai setengahnya langsung disentakkan masuk hingga mentok.
BERSAMBUNG.