Rabu, 11 September 2024

PENGEMBARA 4


 

PART 4.

“Apa akibat dari hawa keperkasaan itu?”
“Tidak ada … Kenya rasa nyaman yang menjalari seluruh tubuh. Dan yang pasti … Kau tidak bakalan hamil gara-gara hawa keperkasaanku!” Seru Ken Ken sambil meraih punggung si gadis, bibir ranum di depannya langsung dilumat dengan penuh perasaan. Tentu saja badan segar dengan buah dada sekal dan menantang langsung beradu keras dengan dada bidang si pemuda.
Sementara mulut masih bertautan, Nirahai yang mengambil inisiatif terlebih dahulu, segera ia menaik turunkan pantatnya dengan dengan dada terayun-ayun ke depan.
“Hemm … Jurus ini dalam Ilmu ‘Pat Mo Kiam Hoat’ dinamakan ‘Kunci Pusaka Menemukan Lubang Gerbang’!” Pikir Ken Ken sambil membalas lumatan bibir si gadis.
Jurus ‘Kunci Pusaka Mencari Goa’ adalah jurus dimana posisi pasangan duduk bersama dengan kedudukan gadis di atas kaki pria. Kaki sedikit direntangkan hingga kaki sang pria berada di bawah kaki sang gadis. Kemudian kaki gadis ditekankan ke perut pria agar penis dapat digerakan maju mundur serta dapat keluar masuk liang kenikmatan dengan bebas.
“Uhh … “
Lenguken dan desaken napas kembali terdengar di tepi danau. Suasana yang menjelang petang justru menambah keromantisan dua insan yang sedang dimabuk asmara itu.
Melihat bongkaken daging kenyal putih mulus bulat indah dan menggairahkan dengan ujung-ujung coklat kemeraken terayun-ayun bebas di depan mata, membuat Ken Ken semakin bersemangat.
Happ!
Dengan sebuah tangkapan mulut yang manis, ujung bongkaken daging sebelah kiri tertangkap mulut, sedang tangan kiri merengkuh pinggang ke depan dan tangan kanan dengan lembut meremas dan memilin benda menggairahkan itu lewat jurus ‘Mematuk Keras Dan Berputar Ringan Persis Elang Memecahkan Kulit Gabah’. Sebentar kemudian, Nirahai kembali merasakan gelombang tinggi mendera liang kenikmatan dengan cepat.
“Ssst … Shhh … “ desisan terdengar saat gadis itu sudah berada di ambang puncak asmara.
Dan …
“Aahhh … “
Diikuti dengan sentakan-sentakan keras, gadis itu menekankan keras liang kenikmatannya dalam-dalam! … Tujuh … Delapan helaan napas berlalu. Kembali gadis itu terkulai untuk kesekian kalinya. Kali ini dahaga ragawinya benar-benar terpuaskan. Setelah beristirhat sejenak, Ken Ken dan Nirahai membersihkan badan masing-masing, tentu saja diselingi dengan remasan dan pagutan-pagutan kecil.

=======
“Betapa hebat kekuasaan cinta….!” Kenya demikian Nirahai berkata, suara­nya lirih seperti orang mengeluh, atau lebih mendekati lagi seperti orang me­rintih, rintiken yang menjadi penyambung antara nyeri dan nikmat, antara suka dan duka. Bisikan ini membuat Ken Ken sadar akan anehnya peristiwa yang terjadi se­karang ini. Yang dipeluknya, yang di­ciumnya adalah seorang puteri kaisar! Seorang panglima besar dan merupakan orang amat berpengaruh, berkuasa dan penting dalam Kerajaan Mancu! Seorang dara yang cantik jelita sukar ditemukan keduanya, namun kini berada dalam pelukannya! Sukar untuk dapat dipercaya! Dan memang hebat sekali kekuasaan cinta, memungkinkan terjadinya hal yang agaknya tak masuk akal!
“Nirahai, apakah engkau juga telah benar-benar mencinta aku seperti cintaku kepadamu?” Ken Ken tak dapat menaken pertanyaan yang timbul dari hatinya yang masih sukar untuk dapat menerima ke­nyataan yang dianggapnya aneh itu.
Mendengar pertanyaan ini Nirahai mengangkat kepalanya yang bersandar di dada Ken Ken, memutar tubuh sehingga mereka berdiri berhadapan di pinggir telaga itu. Sejenak mereka beradu pan­dang kemudian terdengar suara Nirahai yang halus merdu namun tegas.
“Ken Ken, aku mengerti mengapa engkau masih mengajukan pertanyaan itu biarpun engkau yang cerdik tentu sudah merasa yakin akan cintaku dengan bukti yang sekarang kita hadapi. Aku telah meninggalkan kerajaan Ayahku, meninggalkan kedudukan dan kemuliaan, meninggalkan cita-cita dan lebih daripada itu semua, aku bahkan telah menjadikan diriku dimusuhi kerajaan dan keluarga. Semua ini kenya karena cintaku kepada­mu. Masih belum cukupkah bukti dan pengorbanan itu?”
Ken Ken menarik napas panjang, hatinya penuh keharuan karena ia merasa sangsi apakah seorang pemuda berkaki buntung sebelah seperti dia, yang yatim piatu dan miskin, tidak mempunyai tem­pat tinggal, patut menerima cinta kasih seorang puteri seperti Nirahai?
“Maaf, Nirahai, bukan sekali-kali aku masih menyangsikan perasaan cintamu yang suci. Kenya saja…. Yang membuat aku sukar untuk dapat percaya, bagaimana mungkin scorang puteri bangsawan seperti engkau mengkencurkan nasib dan masa depanmu sendiri? Sudah tentu aku…. Aku akan berbahagia sekali kalau engkau selalu berada di sampingku, akan tetapi hatiku pun akan selalu tertekan dan ken­cur kalau melihat engkau menjadi sengsara kelak….”
Nirahai menubruk Ken Ken, merang­kulnya dan menutup mulut Ken Ken de­ngan jari tangannya yang halus. “Jangan lanjutkan….! Aku cinta padamu, karena kenya engkau satu-satunya pria yang patut menjadi suamiku! Kita sudah di­jodohkan oleh kedua orang guru kita, dan kita sudah saling mencinta. Itu sudah cukup! Aku pun tidak ingin perjodoken kita dirayakan besar-besaran, bahkan tidak peduli kalau tidak dirayakan oleh kita berdua! Tentang kedudukan dan ke­muliaan? Dengan kepandaian kita, apa sukarnya mendapatkan itu?”
“Tapi, Nirahai…. Demi menjaga namamu, semestinya kalau pernikaken kita dirayakan, disyahkan! Ohhh, dua bulan lagi Lulu akan menikah, bagaimana kalau kita rayakan bersama-sama dan….”
“Hussshhhhh….! Mengapa meributkan soal tetek-bengek seperti itu sedangkan aku berada di dekatmu? Apa kau lupa bahwa aku lelah, bahkan aku lapar, bahwa aku….”

Ken Ken tertawa dan menutup mulut Nirahai dengan ciuman untuk menghenti­kan celaannya, kemudian ia memondong tubuh kekasihnya itu, dibawa berloncatan ke dalam pondok di sebelah kiri telaga di mana ia pernah tinggal bersama Koai-lojin. Ken Ken adalah seorang pemuda yang telah dewasa, seorang pria yang selama hidupnya belum pernah terjun ke dalam lautan cinta asmara seorang wanita. Dia telah berkali-kali menerima cinta kasih wanita, cinta kasih murni yang dibukti­kan dengan pengorbanan-pengorbanan. Kim Cu yang mencintanya berkorban menjadi nikouw, Soan Li tewas karena hendak menolongnya dan dara itu pun mengaku mencintanya. Demikian pula Tan Hian Ceng dan Lauw Sin Liam, me­reka itu mencintanya dan tewas ketika bendak menolongnya. Betapapun juga, tidak pernah dia bermain cinta dengan seorang di antara mereka, apalagi karena di lubuk hatinya, ia tidak menemukan cinta kasih terhadap mereka. Kini, hati­nya roboh di bawah kaki Nirahai. Dia mencinta puteri kaisar ini, bahkan Nirahai juga mencintanya, dan mereka telah dijodohkan oleh kedua orang guru mereka. Adapun Nirahai adalah seorang dara bangsawan yang tinggi hati. Belum pernah ia tertarik kepada pria, apalagi jatuh cinta. Memang pernah ia dikabarkan akan dijodohkan dengan Ouwyang-taihiap puteri Pangeran Ouwyang Cin Kok, akan tetapi di dalam batinnya ia tidak mengandung perasaan apa-apa terhadap pemuda itu. Kini, begitu bertemu dengan Ken Ken, menyaksikan sepak terjang pemuda bun­tung itu dan terutama sekali setelah dia merasa kalah pibu menghadapi pemuda ini, dia tertarik dan sekaligus tunduk dan jatuh cinta. Apalagi setelah Nenek Maya mengambil keputusan menjodohkannya dengah Ken Ken, sudah bulatlah tekad di hati Nirahai untuk menjadi isteri Ken Ken! Dia memiliki kekerasa hati yang luar biasa, maka untuk memenuhi ke­putusan ini, dia sanggup menempuh rintangan apa pun juga! Kedua orang muda itu sudah sama dewasa, sama mencinta dan cinta kasih mereka makin mesra dan mendalam ka­rena peristiwa di istana sehingga mereka merasa bersatu hati, sehidup semati. Tempat di mana mereka bersembunyi, di pinggir telaga itu merupakan tempat yang sunyi, tenang, indah dan romantis. Tiada sesuatu yang menjadi penghalang di an­tara cinta kasih mereka, bahkan Nirahai tidak lagi peduli akan upacara perjodoken, menganggap bahwa dia sudah menjadi isteri Ken Ken semenjak ia minggat dari istana. Tidaklah mungkin menyalahkan mereka ini kalau keduanya sebagai orang-orang muda yang saling tergila-gila, saling mencinta dan saling menderita, kini menumpahkan semua perasaan cinta kasih mereka di tempat sunyi itu. Bagi kedua­nya, hal ini merupakan pengalaman per­tama sehingga membuat mereka lupa akan segala dan mabuk oleh manisnya madu asmara, terlupa masa lalu tak peduli masa depan, yang teringat kenya­lah perpaduan kasih, di dalam pondok, di tepi telaga, di antara bunga-bunga yang tumbuh di hutan kecil pinggir telaga. Mereka bersendau-gurau, saling meng­goda, saling memanja, saling menyayang, tiada ubahnya seperti sepasang pengantin baru yang sedang berbulan madu!

=========
Ken Ken menciumi pipinya perlaken sekali. Matanya terpejam dan tak dibukanya lagi, seolah-olah pasrah menantikan sesuatu yang akan diperbuat atas dirinya. Tangan Ken-ken melingkar di pinggangnya yang ramping, sementara bibirnya merambat naik ke matanya, mencium kelopak matanya satu persatu, lalu pindah ke daun telinganya. Ken Ken berbisik,
“Kalau kau tak keberatan, aku ingin sekali memanggilmu Moay-moay. Boleh?”
Terdengar bunyi “emmmhh…” yang lemah. Ken Ken menjilati bagian belakang daun telinganya, sambil mengontrol kelembaban lidahnya. Kepalanya miring ke kiri membiarkan dirinya bebas menikmati lehernya yang jenjang. Didengar rintiken lirih mulai keluar dari bibirnya. Jubah yang menutupi bahunya Ken Ken singkapkan sedikit. Diciumi daerah situ. Pekikan kecil terlepas dari mulut Nirahai ketika Ken Ken gigit bahunya.
“Sakit?” Ken Ken harus bertanya… Just in case, padahal pekikannya terdengar seperti lenguken nikmat, tidak seperti kesakitan.
“Ngghh… Terus, Koko,” pintanya.
Kedua tangannya merayap ke dada Nirahai. Diraba-raba permukaan dadanya dari luar bajunya, lembut sekali. Jubah yang dikenakannya Ken Ken lepas, lalu terpampang kedua bukit nan indah berikut putingnya, kenya terbalut bra hitam tipis yang transparan. Tidak besar, kenya terasa pas di telapak tangannya. Tangannya meraih bukit itu lalu membawa keduanya bersama. Lalu Ken Ken berlutut menciumi seluruh payudaranya, membasahi kain penopangnya. Transparansi itu semakin menantang kelelakiannya. Ditambah lagi erangan-erangan Nirahai yang kuat dan panjang sangat menggairahkan nafsunya. Dia melepas kaitan branya sendiri dan memintanya melahap bulat-bulat buah dadanya lewat dorongan tangannya di kepalanya. Ken Ken sudah familiar dengan wajah istrinya yang kurang rela di kala Ken Ken terlalu dini menyerbu kewanitaannya. Kali ini Ken Ken tidak ingin terburu-buru. Ken Ken akan merangsang kewanitaannya hingga mengeluarkan cairan alami yang cukup –takkan dipergunakan air liurnya. Tahukah kau Tin, Ken Ken bersumpah Ken Ken tidak akan ejakulasi malam ini kalau kau tidak. Ken Ken sadar betapa tidak adilnya baginya setiap kali Ken Ken meraih puncak kenikmatan lalu sekejap kemudian jatuh tertidur di sampingmu, sementara kau… Entahlah, mungkin kau bertanya-tanya mengapa pernah kawin denganku? Malam ini Ken Ken akan bergerak menuruti kehendaknya. Direbahkan tubuh istrinya di atas ranjang pengantin mereka. Dilanjutkan dengan melepas kancing celana panjang yang membungkus kaki panjangnya, giginya ikut membantu menurunkan kancing mutiara-nya, dan bibirnya menjelajahi setiap inci bagian-bagian yang barusan terbuka. Hmm… Celana dalam yang serasi dengan bra, hitam tipis yang juga tembus pandang, dan akhh… Kiranya dia sudah basah, ada cairan keluar dari pintu gerbang vaginanya yang membasahi celana dalamnya. Oh, betapa inginnya Ken Ken menyentuh daerah segitiga terlarang itu, tapi dikonsentrasikan pikirannya ke pakenya yang kencang mulus.

Tubuh Nirahai menggelinjang-gelinjang bagai cacing kepanasan ketika diberikan gigitan-gigitan kecil di bagian paha dalamnya, nafsunya sudah naik tinggi sekali. Napasnya berikut erangan-erangan nikmat kadang-kadang tertaken, kadang-kadang keluar tak terkendali. Wajahnya terlihat cantik sekali. Tangannya diletakkan di atas kepalanya memamerkan ketiak yang mulus . Ken Ken merayap naik dan mengecup bagian itu. Matanya menatapnya dengan memelas.
“Koko…” panggilnya memohon.
“Yea sayang?”
“cepatlah…” diambil sedikit rambut panjangnya yang tergerai bebas di ranjang dan dilarikan ujungnya disekitar puting susunya, sehingga puting itu tegak dan keras. Ken Ken kenya menikmati wajah dan tubuh di depannya bereaksi atas sentuken itu.
“ughhh… Koko…, aku tak taken lagi…”
“sentuhlah tubuhmu sendiri, aku ingin lihat.”
Nirahai meremas-remas buah dadanya lebih kasar dari yang biasa dilakukan, tubuhnya bergelinjang tak bisa diam. Oh, Ken Ken suka sekali melihatnya. Ken Ken berdiri melepas baju dan celananya, menampakkan penisnya yang sudah berdiri tegang dengan gagahnya. Nirahai melenguh begitu melihat barangnya. Tangannya berusaha menggapai, tapi Ken Ken berkelit dan malah menggenggam dan mengelus batangnya sendiri naik turun diikuti oleh matanya yang liar. Dia makin tidak sabar,
“Koko, kesinilah, biar Ken Ken yang lakukan untukmu.”
Ken Ken mengocok dengan gerakan yang lebih cepat. Sengaja dilakukan supaya dia teriak-teriak gila. Ukurannya memang tidak memalukan. Nirahai terutama mencintai urat-urat ungu yang bertonjolan di penisnya di saat ereksi, katanya ia dapat merasakan sensasi gesekannya di dalam dirinya. Dan dia tidak kuat kenya menyaksikan.
“Ooooh gustii! Kokooo… ooohh!”
Dua detik kemudian penisnya sudah berada di dalam mulutnya, dikulumnya seraya tangannya mengocok perlaken. Pantatnya ikut goyang mundur maju. Rasanya luar biasa.
“Telanjangi aku… Cepattt!” pinta Nirahai di sela-sela kegiatannya, kedua pakenya dibuka lebar-lebar. Ken Ken terlalu menikmati lidahnya bermain di seputar kelelakiannya. Nirahai menjerit histeris memerintahnya, “Koko… Sekarang!”
Ken Kenpun melucuti celana dalamnya dan melahap kewanitaannya. Dijilati seluruh cairan kenikmatan yang mengalir keluar sambil ditusuk-tusuk liangnya dengan jari tengahnya. Satu jari menjadi dua jari. Lalu dia minta lebih
“koko… Masukkan…”
Ditekan penisnya ke dalam vagina sedikit demi sedikit. Dilakukan perlaken-laken agar dia merasakan setiap inci dari tubuhnya. Ken Ken bergerak semakin dalam, sampai menyentuh suatu titik jauh di dalam tubuhnya yang kenya bisa dicapai oleh kejantanannya. Didengar mulutnya meracau memanggil-manggil antara “gusti” dan namaku; mungkin berterimakasih kepada Tuken atas kenikmatan yang tengah dirasakannya dan memohon agar Ken Ken memuaskan dirinya. Ken Ken bergoyang mundur maju, turun naik, sesekali memberikannya kejutan lewat hentakan-hentakan kecil. Kewanitaannya serasa memeluk erat kelelakiannya dan tak akan melepaskannya selagi kenikmatan intens ini berlanjut, dan dalam pikirannya kenya ada satu tujuan: wanita yang dicintai akan orgasme, tak peduli apa yang harus diperbuat.

“Okhhhh Gustii! sesak sekali kokoo, aku hammpiiirr!” tiba-tiba didengar teriakannya. “… Lebih cepat… Yang keras,” lanjutnya.
Diimbangi momen itu, sambil digosok-gosok kelentitnya dengan jari-jarinya. Akhirnya jeritan mirip tangisan yang paling nyaring malam itu terlepas bebas dari sela-sela bibirnya. Dengan pelukan erat Ken Ken mencoba menenangkan tubuhnya yang baru saja terguncang hebat. Tubuhnya sangat lelah tetapi hatinya bersorak sorai. Ken Ken akhiri permainan cinta mereka dengan orgasmenya sendiri. Mereka berdua jatuh terkulai lemas. Nirahai memejamkan matanya; Ken Ken menatap langit-langit. Ken Ken masih menikmati sisa-sisa gejolak tadi ketika tiba-tiba Nirahai berujar,
“Koko, boleh aku jujur terhadapmu?”
Ken Ken menolehnya mencoba menangkap sesuatu yang ganjil di matanya. Tapi bola matanya polos. Tidak ada apa-apa di sana. “Katakanlah.”
“Maafkan, aku tidak bermaksud menipumu, tapi… Aku tidak…” tidak diteruskan kalimatnya.
Dipeluknya tubuh Nirahai erat di dadanya dengan penuh kasih. Tangannya membalas merangkul perutnya.
” Ken Ken aku, mencintaimu dan aku kenya mau denganmu, bercinta denganmu.” Bisiknya dengan suara yang lembut dan manis. Ada perasaan terluka ketika mendengar pernyataan itu. “Aku ingin kau yang menghadiahkan puncak kenikmatan itu suatu hari. Tidak ada alasan untuk terburuburu.”
Ken Ken terharu. Ken Ken kenya mampu membisikkan sebuah kata terima kasih di telinganya dan mempererat dekapannya, lalu ditarik tubuh Nirahai keatas sampai posisi duduk di atas dadanya, posisi woman on top
“ahhhh ternyata burungmu dah bangun lagi sayang?” Tanya Nirahai dengan heran.
“yyyyaya…tadi kan kena susu, jadi bangun lagi” jawab Ken-ken.
“dasar mesum” canda Nirahai
Nirahai mulai memasukkan penis Ken Ken kedalam vaginanya dengan tangan pelan-pelan, sampai setengahnya langsung disentakkan masuk hingga mentok.

BERSAMBUNG.