Selasa, 10 September 2024

CATATAN HARIANKU 12


 

Part 12

Tidak….!!
“Enakkkk…, Ahhh, Enakkkk!!
Bandot tua sialan…..!!
“Terusin Pakk , Nikmatt, Hssshhh…”
Seperti itulah isi pikiran Nia yang sedang berkecamuk, berbagai perasaan saling bertabrakan, ia menghela nafas lega ketika Pak Dion menarik kedua tangannya, untuk sesaat ia berusaha menguasai diri.
“Haaaahhhhh……,” Nia terperanjat ketika tangan Pak Dion menyusup masuk ke dalam rok seragamnya dan membelai pahanya sebelah dalam, baru kali ini Nia merasakan tangan laki-laki mengelus – ngelus pahanya, permukaan telapak tangan itu begitu kasar tapi enak sekali rasanya ketika mengelus-ngelus permukaan pahanya, nafas Nia tertahan di dadanya ketika merasakan telapak tangan Pak Dion tiba-tiba meremas selangkangannya. Tangan Pak Dion yang satunya lagi menyibakkan rok seragamnya ke atas, jari tangan Pak Dion menekan-nekan permukaan celana dalamnya di bagian bibir vaginanya , terkadang jari Pak Dion bergerak menggesek-gesek belahan vagina Nia yang semakin basah. Tangan Nia bergerak secara reflek mencekal tangan Pak Dion yang hendak menarik celana dalamnya turun, terjadilah pertarungan kecil, Nia berusaha mempertahankan celana dalamnya sedangkan Pak Dion si kepala sekolah bejat itu berusaha melepaskan celana dalam Nia muridnya yang cantik, dengan sekali sentak Pak Dion menarik lepas celana dalam Nia.
“OWwww…!! ” Nia menarik tubuhnya , punggungnya bersandar pada kaca mobil sedangkan kedua kakinya tertekuk merapat berusaha menyembunyikan daerah intimnya, nafasnya terengah ketakutan.
“Ahhhh…, Jangannnn…., Lepasssskannnn….” Nia berontak ketika Pak Dion yang besar dan gemuk itu berusaha memeluknya, Nia berusaha sekuat tenaga untuk mendorong bahu Pak Dion yang menghimpit tubuhnya.

” OwwwwwhhhHemmmm… Mmmmmmhhhh…..” jeritan Nia lenyap ketika mulut Pak Dion mencaplok bibirnya, tubuh murid cantik itu menggeliut-geliut berusaha melepaskan diri ketika tangan Pak Dion membelit tubuhnya.
“Haaa.. Uhhh..hhhmmmhh…”Sambil terus mengulum bibir Nia, tangan Pak Dion merayapi pangkal pahanya yang tertekuk, berkali-kali tangan Nia berusaha menepiskan tangan Pak Dion yang bermain-main merayapi pangkal pahanya.
“Ehhhh!!!!, Shaaahhhhh,,, Hhhhhaaaaa……”gadis itu terkejut ketika tiba-tiba tangan Pak Dion mencekal kedua pergelangan kakiya dan mengangkatnya tinggi-tinggi ke atas hampir sejajar dengan mulutnya, dengan paksa pria itu mereggangkan kaki Nia.
“OUHHHH…!! ” tubuh Nia kelojotan ketika mulut Pak Dion mencium bibir vaginanya, seumur hidup belum pernah ada seorang laki-lakipun yang menjamah wilayah intimnya, namun kini dengan bebas, mulut Pak Dion berkeliaran menciumi bibir vaginanya.
Tubuh Nia tersentak-sentak, murid cantik itu berkali-kali menggeliat-geliat, mulutnya terbuka membentuk huruf “O” disertai erangan dan rengekannya yang merdu.
“Hsssshhh… Hhhssshhhhh…..” berkali-kali Nia mendesis keras ketika merasakan mulut Pak Dion mencaploki bibir vaginanya.
“AHHHHHH….! AHHHHHHHHHH……! ” suara Nia tertelan oleh suara hujan yang semakin lebat, lidah Pak Dion terjulur keluar kemudian menjilat belahan vagina Nia, satu jilatan lembut dan pelan itu membuatnya menggeliat resah.
“OWWWW…,, Ahhhhhh…., Pakkk…..” tubuh Nia menggelepar ketika merasakan lidah Pak Dion memijit-mijit tonjolan klitorisnya, mendengar desahan-desahan muridnya yang cantik Pak Dion semakin bersemangat memainkan lidahnya, mengorek, menjilat, memijit dan mencokel daging klitoris Nia.

Nia memejamkan matanya ketika Pak Dion mulai membuka sabuknya, menarik turun resleting celana itu dan mengeluarkan sebuah benda panjang besar yang sudah ereksi, murid cantik itu tidak kuasa menatap wajah mesum Pak Dion yang akan menggagahi dirinya. Berkali-kali tubuhnya mengejang menahan desakan kepala kemaluan Pak Dion yang siap untuk menyantap selaput keperawanannya. Tubuh Nia menggigil merasakan gesekan-gesekan yang diiringi oleh desakan-desakan kuat pada belahan bibir vaginanya yang mulai terasa dipaksa merekah sedikit demi sedikit oleh kepala kemaluan Pak Dion.
“Arrrhhhhhh….., Hennnggghhhh Ahhhhhhhh…..” sentakan-sentakan kuat itu datang bertubi-tubi, Nia mulai merasakan pedih, panas dan sakit mendera lubang vaginanya yang disesaki oleh batang kemaluan Pak Dion yang kini tertancap dengan kuat dan menekan semakin dalam. Sesuatu di dalam vaginanya terobek-robek oleh batang kemaluan kepala sekolah bejat itu.
“Ouhhhhh…., Ennnnggghhhh…..AAAAFHHH…!” ada rasa nikmat yang mulai menyelingi rasa sakit, jantungnya terasa berdetak dengan lebih cepat ketika merasakan kedutan-kedutan aneh yang baru pertama kali ini dirasakannya. Pandangan matanya terasa lebih jernih, nafasnya memburu dengan lebih kencang, begitu lepas, dan liar berdengusan.
Entah apa yang berkedut-kedut dengan nikmat diselangkangannya, kontraksi dinding kemaluannyakah ?? ataukah kedutan batang kemaluan Pak Dion ??
Sulit sekali untuk dibedakan. Yang jelas Nia merasakan nafasnya berkali-kali terhembus keras ketika Pak Dion menjejalkan batang kemaluannya kuat-kuat. Tubuhnya terguncang dengan hebat ketika Pak Dion semakin cepat memacu batang kemaluannya keluar masuk mengocok-ngocok jepitan lubang vagina muridnya yang cantik itu.

“ARHHHHH… Crrrr Crrrrrr……..” Nia merasakan seluruh tenaganya serasa meleleh terbawa cucuran air keringat yang mendadak mengucur deras.
Pak Dion terkekeh sambil menggecakkan batang kemaluannya, ia menggerakkan batang kemaluannya mirip seperti sedang mendongkrak ke atas ke bawah, kemudian bergerak memutar seperti sedang mengocek-ngocek sesuatu.
“Heeennnnnhhh,,, Ennnnnnhhhhhh, Unnnnhhhhh….” Nia merengek-rengek , matanya terpejam-pejam, meresapi gerakan liar batang kemaluan Pak Dion di dalam jepitan lubang vaginanya.
Pak Dion duduk dengan santai, tangannya menarik tubuh Nia agar menduduki batang kemaluannya yang terhunus siap untuk kembali menusuk lubang vagina Nia.
“Ahhkkkkkkkssshhhh……” kedua kaki Nia melejang-lejang ketika merasakan batang kemaluan Pak Dion kembali memasuki lubang vaginanya.
Sambil menyodokkan batang kemaluannya tangan Pak Dion kembali menyusup masuk kedalam bra Nia kemudian meremas-remas buah dadanya. Nia melenguh panjang merasakan sodokan-sodokan kuat Pak Dion, si kepala sekolah bejat yang keenakan menyodok-nyodok lubang vagina muridnya yang cantik sambil meremas-remas payudaranya yang mengenyal semakin padat.
“Ingat Nia, ini hanyalah permulaan, Bapak akan mengajari kamu agar lebih pandai dalam bercinta, seperti juga halnya dengan Feby, Ira, Anita dan Veily, HA HA HA HA…..” Pak Dion menyebutkan nama-nama korbannya.
Tubuh Nia semakin sering tersentak-sentak keatas, malang sekali nasib murid cantik yang sedang disodok oleh kepala sekolahnya, Nia hanya dapat mendesah-desah dan mendesis, terkadang mengerang lemah..

“OHHHHH,, AHHHHHHHH, Amphunn Pakkk aduhhhh…, akkssshh” Nia menggigit bibirnya ketika Pak Dion semakin kasar dan brutal menyodok-nyodok lubang vaginanya.
“Wahhhh saya tidak mengerti !!! Ampun gimana ?? Ampun enak banget maksudnya?? ” Pak Dion semakin hebat menghantamkan batang kemaluannya
“Awwww.., “Nia memekik kecil, lubang vaginanya berdenyut kuat “Crrrrrr….. Crrrrrrr……” nafasnya terasa putus, angannya melayang ke sebuah dunia khayalan yang dipenuhi oleh bisikan-bisikan kenikmatan.
Kini Pak Dion menghempaskan tubuh muridnya agar kembali terlentang di atas kursi jok, sebelah kaki Nia tertekuk bersandar pada sandaran kursi jok sedangkan yang satunya lagi terjuntai ke bawah.
“Unnnhhhh…..! ” Hanya suara itu yang keluar dari mulut Nia ketika Pak Dion menerkamnya dan menggeluti tubuhnya, dengan kasar tangan Pak Dion menarik cup branya dan mengecupi buntalan buah dada muridnya yang putih, kenyal dan halus itu.
“Ohhhh….! Ahhhh….! awwwhhhhssshh” Nia meringis-ringis merasakan kenyotan-kenyotan mulut Pak Dion di puncak payudaranya, liar dan buas sekali pria itu menggeluti payudaranya, dijilat, dihisap, dikenyot-kenyot, diremas-remasnya bukit payudara Nia sambil menciumi buntalannya dengan kasar.
“Heeennnggg,, Emmh,, eennngggghhhhhhh….” Nia merengek-rengek ketika merasakan batang kemaluan Pak Dion kembali menyentak-nyentak memasuki jepitan lubang vaginanya, Pak Dion menghempas-hempas batang kemaluannya dengan semakin kuat dan kencang “Cleppp.., Clepppp, Cleppppp, Clepppppp!! “
Tubuh Nia yang putih mulus hampir tidak kelihatan karena ditindih oleh Pak Dion yang besar dan gemuk, kepala sekolah bejat itu tampaknya tidak peduli pada muridnya yang cantik, Nia mengerang lemah, terkadang meringis pelan ketika kepala sekolahnya menggenjot-genjot lubang vaginanya dengan kasar.

“Awwwhhhh, ssshhhhhh……Crrr Crrrr… Crrrrr…” Nia kembali terkulai, sesekali tubuhnya tersentak ketika Pak Dion menyodokkan batang kemaluannya kuat-kuat, Pak Dion menjilat pipi gadis itu sambil menjebloskan batang kemaluannya dalam-dalam. Pak Dion tersenyum lebar, benar-benar sebuah pemandangan yang mengasikkan ketika menyaksikan wajah muridnya yang cantik itu mengernyit antara sakit dan nikmat ketika lubang vaginanya disodok dengan kuat dan kasar. Ia pun melumat bibir Nia yang merekah, mendesah-desah dengan penuh nafsu
“Emmmmhh, Ckkk.., Ckkkk, Mmmmmmhh, Mmmmmm…Ckk”berkali-kali lidah Pak Dion terjulur keluar masuk ke dalam mulut muridnya yang cantik, mengajak lidah Nia untuk berperang, tapi tidak digubris olehnya.
“Hemmm, Keluarin lidah kamu..cepat..!! “dengan tegas Pak Dion memerintahkan Nia untuk menjulurkan lidahnya keluar, dengan ragu Nia menjulurkan lidahnya keluar.
“Ihhhh…,” Nia buru-buru menarik lidahnya masuk ketika lidah Pak Dion terjulur membelai lidahnya.
“ADUHHHH…, Gimana sihh, julurin nggak !!! ” Pak Dion meremas kuat-kuat induk payudara Nia.
“Ammpunn, Pakkk, Ampunn, “Nia kesakitan, ketika Pak Dion meremas Susunya kuat-kuat, dengan terpaksa ia menuruti keinginan Pak Dion, lidahnya terjulur keluar, setelah lidah muridnya yang cantik terjulur keluar barulah pak Dion melepaskan remasannya.
Dengan nafsu memuncak Pak Dion mencapluk dan mengenyot-ngenyot lidah Nia, rasanya manis seperti madu, sambil melakukan perang lidah Pak Dion kembali menarik dan menyodokkan Batang kemaluannya, kali ini lebih lembut dan mesra, kepala sekolah bejat itu tampak sangat meresapi jepitan lubang vagina Nia yang mencekik batang kemaluannya yang besar dan panjang itu.

“Aduhhh, Pak Aduhhhh… Hsshhh Hssshhhhhh Ahhhh” Nia mendesah, genjotan Pak Dion membuat tubuhnya berkali-kali menggelepar, desisan-desisan kecil berulang kali terdengar dari mulutnya.
“AHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH……. Crrrr… Crrrrr……” Nia mengalungkan kedua tangannya pada leher Pak Dion, kini ia mulai membalas lumatan-lumatan Pak Dion,
“Nah, gitu dong, beri respon yang positif, Bapak-kan cuma ingin mengajari kamu seperti gimana rasanya berhubungan intim, masak murid perempuan Pak Dion nggak tau yang namanya ngentot…., malu-maluin aja HE HE HE” Pak Dion terkekeh sambil melumat-lumat bibir Nia.
Nia tidak menjawab, ia sibuk membalas lumatan Pak Dion, tubuhnya kembali terguncang dengan hebat ketika Pak Dion menusuk-nusukkan batang kemaluannya sedalam dan sekuat mungkin. Bibir vagina Nia terdesak dan terlipat keluar mengikuti gerakan batang kemaluan Pak Dion yang berkali-kali menghantam lubang vaginanya, semakin lama semakin kuat dan kencang Pak Dion menghentakkan batang kemaluannya, dann
“Awwww…. Essshhh Pakkkk… Crrr Crrrr….” tubuh Nia kelojotan menahan kenikmatan yang berdenyut di lubang vaginanya.
“Ehhh!! Oufffhhh!!! Crrottt Crotttt…….” Pak Dion membenamkan batang kemaluannya dalam-dalam
Hujan yang lebat itu kini berubah menjadi hujan gerimis kecil, Pak Dion duduk santai sambil memangku tubuh Nia dalam posisi saling berhadapan, berkali-kali Tangan Pak Dion merayapi tubuh muridnya yang cantik, hidungnya sengaja dibenamkan pada belahan dada Nia sambil mengendus-ngendus harum tubuh gadis itu, Pak Dion tersenyum lebar sambil menatap wajah Nia yang sedang melamun, kedua kaki Nia tertekuk mengangkang dengan sebatang penis yang masih tertancap di lubang vaginanya. Beberapa saat kemudian Pak Dion mengecup pipi Nia kemudian berkata
“Sudah, sekarang kamu masuk kembali kekelas belajar yang baik dan benar, kalau ditanya bilang saja kamu habis menghadap saya… He he he”

***********************
Pada jam istirahat

Vivi tersenyum ,ia menarik dan menuntun tanganku, Wah…!! Masuk toilet nih…!! Aku tertunduk malu sambil tersenyum kecil, pasti Vivi mau minta sesuatu, aku hanya dapat memandangi punggung Reina dan Farida yang menjauh,
“Ohh.., Tolong aku….Faa, Rei, jangan tinggalkan Aku T_T”Aku berteriak dalam hati,Vivi Pasti akan melahapku habis-habisan. “Clikk…” Setelah mengunci pintu Vivi menghampiri-ku yang tersudut tanpa daya, jari telunjuk Vivi menekan puncak payudaraku yang masih terbungkus rapi oleh bra dan baju seragamku, kemudian kurasakan tangan Vivi meremas buah dadaku. Bibirnya mengejar bibirku, melumatnya sebelah bawah kemudian melumat yang sebelah atas, aku membalas memangut bibir Vivi,
“Emmmhhh…, Mayyy… Ckkk.. Emmm”
“Viii…. Ahhhhhhhh….Ckkk Ckk Mmmmmhh”
Ciuman dan lumatan Vivi merambat turun kearah leherku. Kedua tanganku memeluk pinggang Vivi sambil menengadahkan kepalaku keatas, memberikan ruang agar ia dapat lebih leluasa untuk mencumbui leherku. Aku pasrah ketika tangan Vivi mulai melepaskan kancing baju seragamku satu-demi satu sampai kancing baju terakhir. Aku menelan ludah ketika merasakan cup bra-ku ditarik turun, yang kiri dan yang kanan.
“HUUHHH….!! ” Tubuhku melenting-lenting ketika Vivi mencaplok puncak buah dadaku dan mengenyotnya kuat-kuat, nafasku terengah, Vivi memang paling liar di antara kami berempat, aku meringis-ringis merasakan serangan Vivi yang liar dan kasar menggeluti buah dadaku.
“Aduhhh…, sabar Viiii, sabarrrr…..!!”
“Auhhhh….!! ” Aku menepuk-nepuk punggung Vivi, berusaha meredakan nafsu birahinya, Aduh, geli amat!!, Yeowwww….!!. Ampun, Nikmatnya!!, aku hanya dapat mendesah-desah pelan, Aww, Ohhhh, sedotan-sedotan itu terasa sangat nikmat.

Secara tidak sengaja mataku terarah ke sudut atas ruangan toilet
“Ehhh, Vii, Itu apa yahhh ?? “
“Vivi menolehkan kepalanya ke belakang atas dan “Hahhh…??”
Aku dan Vivi berpandangan kemudian melangkah ke arah dinding dan menatap ke atas tepat kesudut ruangan toilet. Vivi mengambil gantar panjang dengan kemoceng di ujungnya yang biasa dipakai untuk membersihkan sudut-sudut ruangan bagian atas, Vivi garuk-garuk kepala, kemudian mengeluarkan Hp-nya dari saku seragamnya, rupanya sang Hp membuat Vivi tidak leluasa bergerak, atau lebih tepatnya sich ketidak leluasaan memiliki buah dada yang besar Ho Ho ho ^^
“Mayyy, pegang ini….!!” Vivi menyerahkan Hp kesayangannya.
“Pegang Mayy!! itunya….” Vivi menggerakkan ujung gantar untuk menjatuhkan handycam mungil merek Jvc.
Itunya ?? Maksudnya ?? Apa yang ini kali ya ??
Aku yang panik langsung menjulurkan kedua tanganku dan memegangi buah dada Vivi yang besar, khawatir kalau Vivi keberatan membawa buah dadanya yang membusung ketika mengarahkan ujung gantar di tangannya.
“Maya…!! Ngapain Sihh!! Handycamnya…. !!Awasssss!! “Vivi berseru kaget.aku dengan sigap menangkap handycam yang terjatuh dari tempatnya dan…”Heuuuuppppp….!! Prakkkkk…..”
“Dapet Viiiii…….!!” Aku tersenyum sambil menolehkan kepalaku ke arah Vivi, lohhhh?? Hemmm, Aku mendadak tersadar bunyi apa itu ya ?? Ada bunyi Prakkk!!, handycam itu sih aman di tanganku, Owwww, Celaka…, Hp Vivi!!!

“Maya…., mana Hp-ku ?? ” Vivi bertanya sambil memandangku dengan tatapan matanya yang tajam. Aku menekuk kepalaku dan menatap ke bawah, kugeserkan kakiku dengan ujungnya yang berjingjit berusaha menyembunyikan Hp Vivi yang “mengerang kesakitan” dari tatapan pemiliknya, waduh kayanya sich HP Vivi harus masuk ICU, luka berat.
“Nggakkk ada Viiii….! kemana ya ????” Aku menelan ludah sambil buru – buru menekuk kepalaku ketika Vivi tambah melotot mendengar jawabanku.
Setelah menyembunyikan handycam kecil merek JVC kedalam tas Vivi, kami segera menyusul Reina dan Farida ke kantin sekolah, sambil berbisik-bisik kami menyantap nasi bungkus itu dengan lahap,
“Kali ini kita punya bukti kuat, Pak Dion Cs pasti bakal kelabakan..” Vivi tersenyum, rasa pedenya meningkat 1001 %
tanpa terasa bel tanda Istirahat sudah usai berteriak-teriak dengan nyaring, waktunya belajar lagi T_T, apalagi ketika menginjak mata pelajaran matematikanya Pak Djono, mata pelajaran terakhir yang menyebalkan.


Siang hari di kantor Pak Dion

Pak Dion tersenyum lebar ketika sebuah SMS masuk dari muridnya Doni
Isi SMS itu “Pak dion, ada makanan lezat lagi tuh…., Vivi dan Maya, tampaknya mereka sudah menggigit umpan kita, nanti saya pinjem ya Pak, biasa buat dipake, He he he, mereka cantik-cantik loh, Wah makan besar kita hari ini……”

——–
Kami berempat siap-siap menutup buku ketika tiba-tiba….
“Perhatian….!! Semua murid harap berdiri didepan kelas…!!” Pak Dion memimpin langsung pemeriksaan hari ini, ia tersenyum kemudian mengedipkan matanya pada Pa Djono.
Koq Pak Djono dan Pak Dion saling tersenyum-senyum ya ?
Dheggggg…..!! Aku dan Vivi saling berpandangan….,
Ya Ampunnnn…., Kamera itu…..!!
Ohhhh Tidakkkkkkk…!!!! Jangan-jangannn…!!
Kami berdua masuk kedalam perangkap mereka..!!
Setelah memeriksa tas para murid Pak Dion melangkah dengan Pasti kearah mejaku dan Vivi, kemudian memeriksa tas-ku dengan teliti, Pak Dion tampak kecewa karena tidak menemukan apa yang diinginkannya didalam tas-ku kemudian ia mulai beralih hendak memeriksa tas Vivi…Tamat sudah riwayatku dan Vivi, aku bergidik ngeri membayangkan nasib yang menanti kami berdua. Sementara Pak Djono menatapku dan Vivi, pandangan matanya terlihat liar dan buas, bibirnya menyerigai mengerikan, tersenyum penuh dengan kemenangan. Reina memegang erat-erat tangan-ku, sedangkan Farida memegang erat-erat tangan Vivi, mereka menatap Pak Dion dengan geram. Pak Dion membuka tas Vivi dannnn…ternyata barang bukti itu ada pada tas vivi.

Dan akhirnya vivi pun di giring kekantor oleh pak dion untuk menerima hukuman

Setelah di kantor vivi di masukkan kesatu ruangan untuk di interogasi dan mulailah pak dion melancarkan aksinya kepada vivi pak dion mulai melucuti pakaian vivi satu persatu hingga vivi kini telanjang pak dion mulai melumat payudara vivi serta menghisapnya spontan vivi kelojotan menahan nikmat yang di berikan oleh pak dion,lantas tidak sampai di situ pak dion pun mulai melancarkan aksinya menghujamkan rudal yang sedari tadi berdiri tegak vivipun tersentak dan menjerit aaaccchhh….ampuuunn pakk….janggann pakk…tenang vivi ini belum seberapa pak dion pun terus menghujamkan senjatanya hingga vivi kini berubah meracau menahan kenikmatan yang di berikan pak dionn….aacchhh…paaaakkk….akkkuuu…..gaakk kuaaatt paaakkk…dan akhirnya vivid an pak dion sama-sama memuntahkan lahar kenikmatannya.

TAMAT.