Sabtu, 03 Agustus 2024

AKU DI PUASKAN MANTAN DAN SUAMIKU


Namaku Santi aku sudah menikah kira-kira 2 tahun. Saat ini berprofesi sebagai ibu rumah tangga, meskipun sempat kuliah di sebuah perguruan tinggi. Sedikit gambaran fisik tentang aku, umur saat ini 23 tahun, berkulit putih mulus, berambut lurus sebahu, dengan payudara besar yg montok, tinggi 158 cm, berat 46 kg, dengan perut rata dan pinggang kecil namun sintal. Pinggul ku besar dan sangat menggairahkan menurut suamiku dan indah dipandang mata. Cukup seksi secara seksual.

Telah lama suamiku mempunyai fantasi untuk melakukan aktifitas seks threesome atau melihat aku di entot oleh laki-laki lain. Biasanya, sebelum bercinta, dia selalu mengawalinya dengan fantasinya. Fantasi yg paling merangsang bagi suamiku, adalah membayangkan aku melakukan hubungan seks dengan laki-laki lain dengan kehadiran suamiku. Sekedar informasi, aku memang mempunyai gairah seks yg sangat tinggi, sementara di sisi lain, suamiku biasanya cuma sanggup ejakulasi satu kali, belum lagi ukuran rudal nya yg pas-pasan. Setelah ejakulasi, meskipun sekitar 30 menit kemudian rudal nya bisa ereksi lagi, umumnya dia merasa lelah dan tidak bergairah, mungkin akibat beban pekerjaan yg cukup berat. Karenanya, biasanya ketika aku minta agar bisa mencapai orgasme berikutnya, paling dia melakukannya dengan tangan, atau membantu bermasturbasi dengan dildo. Walaupun demikian selama ini aku berusaha untuk bisa merasa puas dengan cara tersebut.

Setelah sekian lama dia mempunyai fantasi tersebut, suatu hari dia bertanya bahwa apakah aku mau merealisasikan fantasi tersebut. Pada awalnya aku kira dia cuma bercanda. Namun dia selalu mendesakku untuk melakukan itu, aku bertanya apakah dia serius. Dia jawab, "Ya aku serius!" Terus aku tanya lagi bahwa apakah nanti dia masih akan tetap sayang sama aku, dia jawab "Ya! aku akan tetap menyayangimu sepenuh hati, sama seperti sekarang." Kemudian dia berkata, bahwa motivasi utamanya adalah untuk membuatku bahagia dan mencapai kepuasan setinggi-tingginya. Karena dengan melihat wajahku ketika mencapai orgasme, selain sangat merangsang juga memberikan kepuasan tersendiri bagi dirinya.

Di lain keadaan hal ini membawa dampak juga terhadap aku. Secara terus terang aku pun terkadang merasa kurang mendapat kepuasan dalam hubungan suami istri. Kuakui selama ini aku juga sering mengalami gejolak birahi yg tiba-tiba muncul, terutama di pagi hari apabila malamnya kami melakukan hubungan intim dan suamiku tidak dapat melakukannya secara sempurna. Oleh karena itu suamiku membeli sebuah alat vibrator. Suamiku mengatakan alat itu mungkin secara tidak langsung dapat membantu kami untuk mendapatkan kepuasan dalam hubungan suami istri. Pada mulanya aku memakai alat itu sebagai simulator sebelum kami berhubungan badan. Akan tetapi lama kelamaan secara diam-diam aku sering pergunakan alat tersebut sendirian di pagi hari untuk menyalurkan hasrat kewanitaanku yg aku rasakan semakin meluap-luap.

Rupanya fantasi seksual suamiku tersebut bukan cuma merupakan sekadar fantasi saja akan tetapi dia sangat bersikeras untuk dapat mewujudkannya menjadi suatu kenyataan. Selama ini suamiku terus membujukku agar aku mau membantunya dalam melaksanakan fantasinya. Apabila aku menolaknya atau tidak mau membicarakan hal tersebut. Gairah seks-nya pun semakin bertambah turun. Aku berpikir bahwa aku harus membantu suamiku walaupun merasa tidak enak. Oleh karena itu aku mengalah dan berjanji akan membantunya sepanjang aku dapat melakukannya dan kutegaskan kepada suamiku bahwa aku mau melakukan hal itu cuma untuk sekali ini saja.

"Aku telah mengundang Boby untuk makan malam di sini malam ini," kata suamiku di suatu hari Sabtu. Aku agak terkesiap mendengar kata-kata suamiku itu. Aku berfirasat bahwa suamiku akan memintaku untuk mewujudkan niatnya bersama dia, karena Boby adalah salah seorang yg sering disebut-sebut oleh suamiku sebagai salah satu orang yg katanya cocok untuk aku dalam melaksanakan fantasi seksual-nya. Memang selama ini sudah ada beberapa nama kawan-kawan suamiku maupun kenalanku sendiri yg disodorkan kepadaku yg dianggap cocok untuk melakukan hubungan seks denganku, salah seorangnya adalah Boby. Akan tetapi sejauh ini aku masih belum menanggapi secara serius tawaran dari suamiku tersebut dan juga kebetulan kami tidak mempunyai kesempatan yg baik untuk itu.

Boby adalah salah seorang mantanku semasa SMA dan suamiku pun kenal baik dengan dia. Secara terus terang memang kuakui juga penampilan Boby tidak mengecewakan. Bentuk badannya pun lebih kekar dan atletis dari badan suamiku. Walaupun Boby adalah mantanku tetapi selama kami berpacaran dulu Boby sama sekali tidak pernah menyentuhku, memang dulu kami tidak memiliki waktu luang untuk pacaran karena kami pacaran ketika menjelang EBTANAS, dan setelah itu sibuk masing masing untuk persiapan masuk universitas, kemudian putus.

Ketika Boby datang, aku sedang merapikan wajahku dan memilih gaun yg agak seksi sebagaimana anjuran suamiku agar aku terlihat menarik. Dari cermin rias di kamar tidurku, kudapati gaun yg kukenakan terlihat agak ketat melekat di badanku sehingga bentuk lekukan badanku terlihat dengan jelas. Buah dadaku kelihatan menonjol membentuk dua buah bukit daging yg indah. Sambil mematut-matutkan diri di muka cermin akhirnya aku jadi agak tertarik juga memperhatikan penampilan keseluruhan bentuk badanku. Kudapati bentuk keseluruhan badanku masih tetap ramping dan seimbang. Buah dadaku yg subur juga kelihatan masih sangat kenyal dan berisi. Demikian pula bentuk pantatku kelihatan agak menonjol penuh dengan daging yg lembut namun terasa kenyal. Ditambah lagi kulitku yg memang putih bersih tanpa adanya cacat keriput di sana-sini membuat bentuk keseluruhan badannya menjadi sangat sempurna.

Melihat penampilan keseluruhan bentuk badanku itu secara terus terang timbul naluri kewanitaanku bahwa aku bangga akan bentuk badanku. Oleh sebab itu aku berpikir pantas saja suamiku mempunyai imajinasi yg sedemikian terhadap laki-laki yg memandang badanku karena bentuk badanku ini memang menggiurkan selera kaum pria.Setelah makan malam suamiku dan Boby duduk mengobrol di taman belakang rumahku dengan santai sambil menghabiskan beberapa kaleng bir.

Tidak berapa lama aku pun ikut duduk minum bersama mereka. Malam itu benar-benar cuma tinggal kami bertiga saja di rumah. Kedua pembantuku yg biasa menginap, tadi siang telah kuberikan istirahat untuk pulang ke rumah masing-masing. Ketika hari telah menjelang larut malam dan udara mulai terasa dingin tiba-tiba suamiku berbisik kepadaku. "Aku telah bicara dengan Boby mengenai rencana kita. Dia setuju dan malam ini dia akan menginap di sini. Tapi walaupun demikian kau tidak perlu memaksakan diri untuk melakukan hubungan seks dengannya apabila memang suasana hatimu memang belum berkenan, kuserahkan keputusan itu sepenuhnya kepadamu!" bisik suamiku selanjutnya.

Mendengar bisikan suamiku itu aku diam saja. Aku tidak menunjukkan sikap yg menolak atau menerima. Aku merasa sudah berputus asa bahkan aku merasa benar-benar nekat menantang kemauan suamiku itu. Aku mau lihat bagaimana reaksinya nanti bila aku benar-benar bersebadan dengan laki-laki lain. Apakah dia nanti tidak akan menyesal bahwa istrinya telah dinikmati orang lain? Atau setidak-tidaknya seluruh bagian badan istrinya yg sangat rahasia telah dilihat dan dinikmati oleh laki-laki lain.

Tidak berapa lama kemudian aku masuk ke kamar dan siap untuk pergi tidur. Secara demonstratif aku memakai baju tidur nylon yg tipis tanpa BH sehingga buah dadaku terlihat membayang di balik baju tidur itu. Ketika aku keluar kamar, baik suamiku maupun Boby agak terhenyak untuk beberapa saat. Akan tetapi mereka segera dapat menguasai dirinya kembali dan suamiku langsung berkata kepadaku, "Ayo..!" kata suamiku dengan wajah yg berseri-seri dan semangat yg tinggi suamiku mengajak kami segera masuk ke kamar tidur.

Setelah lama terdiam akhirnya suamiku mengambil inisiatif dengan mulai menyentuh dan melingkarkan tangan di dadaku dan menyentuh payudaraku dari luar daster. Mendapat tindakan demikian Boby mulai mengelus-elus pahaku yg telah terbuka, karena dasterku telah terangkat ke atas.Dengan berpura-pura tenang aku segera merebahkan diri bertelungkup di atas tempat tidur. Sebenarnya aku tetap masih merasa risih badanku dijamah oleh seorang laki-laki lain apalagi aku dalam keadaan cuma memakai sehelai baju tidur nylon yg tipis dan tanpa BH. Akan tetapi kupikir aku harus berusaha tetap tenang agar keinginan suamiku dapat terwujud dengan baik.

Kemudian Boby menarik tanganku dan meletakkannya di atas pangkuannya. Sementara itu bibirnya mulai menyusur leher dan belakang telingaku (bagian yg paling sensitif bagiku). Setelah itu suamiku berbisik di telingaku, inilah saat untuk merealisasikan fantasi kita. Sekarang Boby mulai mengambil alih permainan selanjutnya. Aku langsung ditariknya, pelukannya dan tangannya yg satu langsung mendekap payudaraku yg sebelah kanan, sedangkan tangannya yg satu mengelus-elus punggungku sambil mulutnya melumat bibirku dengan gemas. Tangan Boby yg berada di payudaraku disisipkan pada belahan daster yg terbuka dan mulai memelintir dengan halus ujung putingku yg telah mengeras.

Boby mendorongku perlahan-lahan sehingga berbaring di ranjang. Jemarinya mulai meremas-remas payudaraku dan memilin-milin putingnya. Saat itu separuh badanku masih belum total terhanyut tetapi ternyata Boby jagoan juga dan dalam waktu mungkin kurang dari 10 menit aku mulai mengeluarkan suara mendesis yg tak bisa kutahan. Kulihat dia tersenyum. Dan menghentikan aktivitasnya. Kini Boby berusaha membuka baju tidurku belum selesai berpikir beberapa saat kemudian aku merasakan tarikan lembut di pahaku dan merasakan hawa dingin AC di kulit pahaku yg berarti celana dalamku telah dilepas. Boby menelanjangi aku dengan seenaknya sampai aku benar-benar dalam keadaan bertelanjang bulat tanpa ada lagi sehelai benang pun yg menutupi badanku.

Aku cuma dapat memejamkan mata dan pasrah saja menahan perasaan malu bercampur gejolak dalam aku ketika badanku ditelanjangi di hadapan suamiku sendiri. Kemudian dia menelentangi badanku dan menatap dengan penuh selera badanku yg telah berpolos bugil sepuas-puasnya. Aku benar-benar tidak dapat melukiskan betapa perasaanku saat itu. Seumur hidupku, aku belum pernah bertelanjang bulat di hadapan laki-laki lain apalagi dalam situasi seperti sekarang ini. Aku merasa sudah tidak ada lagi rahasia badanku yg tidak diketahui Boby.

Secara reflek, dalam keadaan terangsang, aku mengusap-usap rudal Boby yg telah tegang dari luar celananya. Bagian bawah celana Boby terlihat menggembung besar. Aku mengira-ngira betapa besar rudal Boby ini. Kemudian Boby menarik tanganku ke arah resluiting celananya yg telah terbuka dan menyusupkan tanganku memegang rudal Boby yg telah tegang itu. Aku langsung tersentak ketika terpegang senjata Boby yg tampaknya besar itu.

Suamiku kelihatan benar-benar menikmati adegan tersebut. Tanpa berkedip dia menyaksikan bagaimana gua istrinya dientot dan dinikmati habis-habisan oleh laki-laki lain. Sebagai seorang wanita normal keadaan ini mau tidak mau akhirnya membuatku terbenam juga dalam suatu arus birahi yg hebat. Jilatan-jilatan Boby di bagian badanku yg sensitif membuatku bergelinjang dengan dahsyat menahan arus birahi yg belum pernah kurasakan selama ini. Setelah beberapa saat mengelusnya, kemudian Boby berdiri di hadapanku dan membuka celananya sehingga rudal nya tiba-tiba melonjak keluar, seakan-akan baru bebas dari kungkungan dan sekarang dengan jelas terlihat.

Kini Boby berada dalam keadaan bertelanjang bulat. Sehingga aku dapat menyaksikan ukuran rudal Boby yg telah menjadi tegang ternyata memang jauh lebih besar dan lebih panjang dari ukuran rudal suamiku yg mungkin cuma setengahnya. Bentuknya pun agak berlainan.

Aku sangat terkejut melihat rudal Boby yg sangat besar dan panjang itu. Peler yg sebesar itu yg sepertinya cuma ada di film-film BF saja. Batang rudal nya kurang lebih berdiameter 5 cm dikelilingi oleh urat-urat yg melingkar dan pada ujung kepalanya yg sangat besar, panjangnya mungkin kurang lebih 18 cm, pada bagian pangkalnya ditumbuhi dengan rambut keriting yg lebat. Kulitnya agak tebal, terus ada urat besar di sisi kiri dan kanan yg terlihat seperti ada cacing di dalam kulitnya. Kepala batangnya tampak kompak (ini istilahku!), penuh dan agak berkerut-kerut. Garis lubangnya tampak seperti luka irisan di kepala rudal nya. Kemudian dia menyodorkan rudal nya tersebut ke hadapan wajahku.

Sesaat aku menoleh ke arah suamiku, aku tidak menduga akan menghadapi rudal yg sebesar itu. Aku mulanya juga agak ragu-ragu, tapi untuk menghentikan ini, kelihatannya sudah kepalang, karena tidak enak hati pada Boby yg telah bersedia memenuhi keinginan kami itu.Secara reflek aku segera menggenggam rudal nya dan terasa hangat dalam telapak tanganku. Aku memegangnya perlahan, terasa ada sedikit kedutan terutama di bagian uratnya. Lingkaran genggamanku tampak tak tersisa memenuhi lingkaran batangnya. Aku tidak pernah membayangkan selama ini bahwa aku akan pernah memegang rudal seorang laki-laki lain di hadapan suamiku.

Dengan penuh keragu-raguan aku melirik kepada suamiku. Kulihat dia semakin bertambah asyik menikmati bagian dari adegan itu tanpa memikirkan perasaanku sebagai istrinya yg lagi dientot guanya secara kasar dan habis-habisan oleh cowok lain, yg juga merupakan bekas pacarku. Dalam hatiku tiba-tiba muncul perasaan geram terhadap suamiku, sehingga dengan demonstratif kuraih rudal Boby itu ke dalam mulutku menjilati seluruh permukaannya dengan lidahku kemudian ku sepong dan jilat sehebat-hebatnya.Aku merasa sudah kepalang basah maka aku akan nikmati rudal itu dengan sepuas-puasnya sebagaimana kehendak suamiku. sepongan dan hisapanku itu membuat rudal Boby yg memang telah berukuran besar menjadi bertambah besar lagi.

Di lain keadaan dari rudal Boby yg sedang mengembang keras dalam mulutku kurasakan ada semacam aroma yg khas yg belum pernah kurasakan selama ini. Aroma itu menimbulkan suatu rasa sensasional dalam aku dan gua ku mulai terasa menjadi liar hingga secara tidak sadar membuatku bertambah gemas dan semakin menjadi-jadi menghisap rudal itu lebih hebat lagi secara bertubi-tubi. Kuluman dan hisapanku yg bertubi-tubi itu rupanya membuat Boby tidak tahan lagi. Dengan keras dia menghentakkan badanku dalam posisi telentang di atas tempat tidur. Aku pun kini semakin nekat dan pasrah untuk melayaninya.

Aku segera membuka kedua belah pahaku lebar-lebar. "Bobb..." aku bahkan tidak tahu memanggilnya untuk apa. Sambil berlutut mendekatkan badannya di antara pahaku, Boby berbisik, "Ssttt... kamu diam saja, nikmati saja!" katanya sambil dengan kedua tangannya membuka pahaku sehingga selangkanganku terkuak tepat menghadap pinggulnya karena ranjangnya tidak terlalu tinggi. Itu juga berarti bahwa sekian saat lagi akan ada sesuatu yg akan menempel di permukaan gua ku. Benar saja, aku merasakan sebuah benda tumpul menempel tepat di permukaan gua ku. Tidak langsung diselipkan di ujung lubangnya, tetapi cuma digesek-gesekkan di seluruh permukaan bibirnya, membuat bibir-bibir gua ku terasa monyong-monyong kesana kemari mengikuti arah gerakan kepala rudal nya. Tetapi pengaruh yg lebih besar ialah aku merasakan rasa nikmat yg benar-benar bergerak cepat di sekujur badanku dimulai dari titik gesekan itu.

Beberapa saat Boby melakukan itu, cukup untuk membuat tanganku meraih tangannya dan pahaku terangkat menjepit pinggulnya. Aku benar-benar menanti puncak permainannya. Boby menghentikan aktivitasnya itu dan menempelkan kepala rudal nya tepat di antara bibir gua ku dan terasa bagiku tepat di ambang lubang gua ku. Aku benar-benar menanti tusukannya. Oh.. God... please! Tidak ada siksaan yg lebih membuat wanita menderita selain dalam kondisiku itu. Sesaat aku lupa kalau aku sudah bersuami, yg aku lihat cuma Boby dan barangnya yg besar panjang. Ada rasa takut, ada pula rasa ingin cepat merasakan bagaimana rasanya dicoblos barang yg lebih besar, lebih panjang, "Ooouugghhh," tak sabar aku menunggunya.

Tiba-tiba aku merasakan sepasang jemari membuka ke kiri dan ke kanan bibir-bibir gua ku. Dan yg dahsyat lagi aku merasakan sebuah benda tumpul dari daging mendesak di tengah-tengah bentangan bibir itu. Aku mulai sedikit panik karena tidak mengira akan sejauh ini tetapi tentu saja aku tidak bisa berbuat apa-apa karena aku sendiri yg memulainya tadi dan juga aku sangat mengaguminya.Perlahan-lahan Boby mulai memasukkan rudal nya ke gua ku. Aku berusaha membantu dengan membuka bibir gua ku lebar-lebar. Kelihatannya sangat sulit untuk rudal sebesar itu masuk ke dalam lubang gua ku yg kecil. Tangan Boby yg satu memegang pinggulku sambil menariknya ke atas, sehingga pantatku agak terangkat dari tempat tidur, sedangkan tangannya yg satu memegang batang rudal nya yg diarahkan masuk ke dalam gua.

Pada saat Boby mulai menekan rudal nya, aku menjerit tertahan, "Aduh... sakit... Bobb..., pelan-pelan... doong." Boby agak menghentikan kegiatannya sebentar untuk memberiku kesempatan untuk mengambil nafas, kemudian Boby melanjutkan kembali usahanya untuk memasukkan rudal nya. Sementara itu batang rudal Boby mulai mendesak masuk dengan mantap. Sedikit demi sedikit aku merasakan terisinya ruangan dalam gua ku. Aku benar-benar tergial ketika merasakan kepala rudal nya mulai melalui gua ku, diikuti oleh gesekan dari urat-urat batang rudal nya setelahnya. Aku cuma mengangkang merasakan desakan pinggul Boby sambil membuka pahaku lebih lebar lagi.

Aku mulai merasakan perasaan penuh di gua ku dan semakin penuh seiring dengan semakin dalamnya rudal itu masuk ke dalam gua ku. Sedikit suara lenguhan kudengarkan dari Boby ketika seluruh batang itu amblas masuk. Aku sendiri tidak mengira batang sebesar dan sepanjang tadi bisa masuk seluruhnya. Rasanya seperti terganjal dan untuk menggerakkan kaki saja rasanya agak susah. Sesaat keherananku yg sama muncul ketika melihat film bokep di mana adegannya seorang cewek berada di atas cowoknya dan bisa bergerak naik-turun dengan cepat. Padahal ketika seluruh batang rudal nya yg besar itu masuk, bergerak sedikit saja terasa aneh bagiku. Sedikit demi sedikit aku mulai merasa nyaman.

Saat itu seluruh batang rudal Boby telah amblas masuk seluruhnya di dalam gua ku. Tanpa sengaja aku terkejang seperti menahan kencing sehingga akibatnya seperti meremas batang rudal Boby. Aku agak terlonjak sejenak ketika merasakan rudal Boby itu menerobos ke dalam gua ku dan menyentuh leher rahimku. Aku terlonjak bukan karena rudal itu merupakan rudal dari seorang laki-laki lain yg pertama yg kurasakan memasuki badanku selain rudal suamiku, akan tetapi lebih disebabkan aku merasakan rudal Boby memang terasa lebih istimewa daripada rudal suamiku, baik dalam ukuran maupun ketegangannya.

Selama hidupku memang aku tidak pernah melakukan hubungan seks dengan laki-laki lain selain suamiku sendiri dan keadaan ini membuatku berpikiran lain. Aku tidak menyangka ukuran rudal seorang laki-laki sangat berpengaruh sekali terhadap kenikmatan seks seorang wanita. Oleh karena itu secara refleks aku mengangkat kedua belah pahaku tinggi-tinggi dan menjepit pinggang Boby erat-erat untuk selanjutnya aku mulai mengoyang-goyangkan pinggulku mengikuti gerakan badan Boby. Saat itu kakiku masih menjuntai di lantai karpet kamar. Tanganku memegangi lengannya yg mencengkeram pinggulku. Aku menariknya kembali ketika Boby menarik rudal nya dan belum sampai tiga perempat panjangnya kemudian menghunjamkannya lagi dengan kuat. Aku nyaris menjerit menahan lonjakan rasa nikmat yg disiramkannya secara tiba-tiba itu.

Begitulah beberapa kali Boby melakukan hujaman-hujaman ke dalam gua ku tersebut. Setiap kali hujaman seperti menyiramkan rasa nikmat yg amat banyak ke badanku. Aku begitu terangsang dan semakin terangsang seiring dengan semakin seringnya permukaan dinding lubang gua ku menerima gesekan-gesekan dari urat-urat batang rudal Boby yg seperti akar-akar yg menjalar-jalar itu. Biasanya suamiku kalau bersenggama semakin lama semakin cepat gerakannya, tetapi Boby seperti menemukan sebuah irama gerakan yg konstan tidak cepat dan tidak lambat.

Tapi anehnya justru bagiku aku semakin bisa merasakan setiap milimeter permukaan kulit rudal nya. Pada tahap ini, seperti sebuah tahap ancang-ancang menuju ke sebuah ledakan yg hebat, aku merasakan pahaku mulai seperti mati rasa seiring dengan semakin membengkaknya rasa nikmat di area selangkanganku. badan kami sebentar menyatu kemudian sebentar lagi merenggang diiringi desah nafas kami yg semakin lama semakin cepat.

Sementara itu aku pun kembali melirik ke arah suamiku. Kudapati suamiku agak ternganga menyaksikan bagaimana aku di entot oleh Boby. Melihat penampilan suamiku itu, timbul kembali geram di hatiku, maka secara lebih demonstratif lagi kulayani permainan Boby sehebat-hebatnya secara aktif bagaikan adegan dalam sebuah film biru. Keadaan ini tiba-tiba membuatku merasakan ada suatu kepuasan dalam aku. Hal itu bukan saja disebabkan oleh kenikmatan seks yg sedang kualami bersama Boby, akan tetapi aku juga memperoleh suatu kepuasan lain yaitu aku telah dapat melampiaskan rasa kesalku terhadap suamiku. Suamiku menghendakiku berhubungan seks dengan laki-laki lain dan malam ini kulaksanakan sepuas-puasnya, sehingga malam ini aku bukan seperti aku yg dulu lagi. aku sudah tidak murni lagi karena dalam badanku telah hadir badan laki-laki lain selain suamiku.

Setelah agak beberapa lama kami bergumul tiba-tiba Boby menghentikan gerakannya dan mengeluarkan rudal nya yg masih berdiri dengan tegar dari gua ku. Kupikir dia telah mengalami ejakulasi dini. Pada mulanya aku agak kecewa juga karena aku sendiri belum merasakan apa-apa. Bahkan aku tidak merasakan adanya sperma yg tumpah dalam rahimku. Akan tetapi rupanya dugaanku salah, kulihat rudal nya masih sangat tegar berdiri dengan kerasnya. Boby menghentikan entotannya karena dia meminta suamiku menggantikannya untuk meneruskan hubungan seks tersebut. Kini dia yg akan menonton aku di entot oleh suamiku sendiri.

Suamiku dengan segera menggantikan Boby dan mulai ngentot gua aku dengan hebat. Kurasakan nafsu birahi suamiku sedemikian hebat dan bernyala-nyala sehingga sambil berteriak-teriak kecil dia entot gua ku. Akan tetapi apakah karena aku masih terpengaruh oleh pengalaman yg barusan kudapatkan bersama Boby, maka ketika suamiku menghunjamkan rudal nya ke dalam lobang gua ku, kurasakan rudal suamiku itu kini terasa hambar. Kurasakan otot-otot gua ku tidak lagi sedemikian tegangnya menjepit rudal itu sebagaimana ketika rudal Boby yg berukuran besar dan panjang itu menerobos sampai ke dasar gua ku. rudal suamiku kurasakan tidak sepenuhnya masuk ke dalam gua ku dan terasa lebih lembek bahkan dapat kukatakan tidak begitu terasa lagi dalam gua ku yg kini telah pernah diterobos oleh sesuatu benda yg lebih besar.

Di lain keadaan mungkin disebabkan pengaruh minuman alkohol yg terlalu banyak, atau mungkin juga suamiku telah berada dalam keadaan yg sedemikian rupa sangat tegangnya, sehingga cuma dalam beberapa kali saja dia mengayunkan badannya di atas badanku dan dalam waktu kurang dari satu menit, suamiku telah mencapai puncak ejakulasi dengan hebat. Malahan karena rudal suamiku tidak berada dalam gua ku secara sempurna, dia telah menyemprotkan separuh spermanya agak di luar gua ku dengan berkali-kali dan sangat banyak sekali sehingga seluruh permukaan itil, lobang gua sampai ke sela pahaku basah kuyub dengan cairan sperma suamiku. Selanjutnya suamiku langsung terjerembab tidak bertenaga lagi terhempas kelelahan di sampingku.

Sementara itu aku masih dalam keadaan liar dan nakal. Bagaikan seekor kuda betina binal aku jadi bergelinjangan tidak karuan karena aku belum sempat mengalami puncak ejakulasi sama sekali semenjak di entot oleh Boby. dan karena itu sambil mengerang-erang kecil aku raih rudal suamiku itu dan meremas-remasnya dengan kuat agar dapat segera tegang kembali. Akan tetapi setelah berkali-kali kulakukan usahaku itu tidak membawa hasil. rudal suamiku malahan semakin layu sehingga akhirnya aku benar-benar kewalahan dan membiarkan dia tergolek tanpa daya di tempat tidur. Selanjutnya tanpa ampun suamiku tertidur dengan nyenyak dalam keadaan tidak berdaya sama sekali.

Aku segera bangkit dari tempat tidur dalam keadaan badan yg masih bertelanjang bulat menuju kamar mandi yg memang menyatu dengan kamar tidurku untuk membersihkan cairan sperma suamiku yg melumuri badanku. Kemudian tiba-tiba Boby yg masih dalam keadaan bertelanjang bulat langsung memelukku dari belakang sambil memagut serta menciumi leherku secara bertubi-tubi. Selanjutnya dia membungkukkan badanku ke pinggir ranjang aku kini berada dalam posisi menungging. Dalam posisi yg sedemikian Boby ngentotin aku dari belakang dengan garangnya sehingga dengan cepat aku telah mencapai puncak ejakulasi terlebih dahulu. Begitu aku sedang mengalami puncak ejakulasi, Boby menarik rudal nya dari gua ku, seluruh badanku terasa menjadi tidak karuan, kurasakan gua ku berdenyut agak aneh dalam suatu gerakan liar yg sangat sukar sekali kulukiskan dan belum pernah kualami selama ini. Aku kini tidak dapat tidur walaupun barusan aku telah mengalami orgasme bersama Boby.

Dalam keadaan yg sedemikian tiba-tiba Boby yg masih bertelanjang bulat sebagaimana juga aku, menarikku dari tempat tidur dan mengajakku tidur bersamanya di kamar tamu di sebelah kamarku. Bagaikan didorong oleh suatu kekuatan hipnostisme yg besar, aku mengikuti Boby ke kamar sebelah. Kami berbaring di ranjang sambil berdekapan dalam keadaan badan masing-masing masih bertelanjang bulat bagaikan sepasang pengantin baru yg sedang berbulan madu. Memang saat itu aku merasa aku seakan berada dalam suatu suasana yg mirip pada saat aku mengalami malam pengantinku yg pertama. Sambil mendekap aku Boby terus-menerus menciumiku sehingga aku kembali merasakan suatu rangsangan birahi yg hebat. Dan tidak lama kemudian badan kami kami pun udah bersatu kembali dalam suatu permainan ngewe yg dahsyat.

Tidak berapa lama kemudian Boby membalikkan badanku sehingga kini aku berada di posisi atas. Selanjutnya dengan spontan kuraih rudal nya dan memandunya ke arah gua ku. Kemudian kutekan badanku agak kuat ke badan Boby dan mulai mengayunkan badanku turun-naik di atas badannya. Mula-mula secara perlahan-lahan akan tetapi lama-kelamaan semakin cepat dan kuat sambil berdesah-desah kecil. Sementara itu Boby dengan tenang telentang menikmati seluruh permainan binalku sampai tiba-tiba kurasakan suatu ketegangan yg amat dahsyat dan dia mulai mengerang-erang kecil. Dengan semakin cepat aku menggerakkan badanku turun-naik di atas badan Boby dan nafasku pun semakin memburu berpacu dengan hebat menggali seluruh kenikmatan badan laki-laki yg berada di bawahku.

Tidak berapa lama kemudian aku menjadi terpekik kecil melepaskan puncak ejakulasi dengan hebat dan badanku langsung terkulai menelungkup di atas badan Boby. Setelah beberapa saat aku tertelungkup di atas badan Boby, tiba-tiba dia bangkit dengan suatu gerakan yg cepat. Kemudian dengan sigap dia menelentangkan badanku di atas tempat tidur dan mengangkat tinggi-tinggi kedua belah pahaku ke atas sehingga lobang gua ku yg telah basah kuyup tersebut menjadi terlihat jelas menganga dengan lebar. Selanjutnya Boby mengacungkan rudal nya yg masih berdiri dengan tegang itu ke arah gua ku dan menghunjamkan kembali rudal nya tersebut ke badanku dengan garang. Aku menjadi terhentak bergelinjang kembali ketika rudal Boby mulai menerobos dengan buasnya ke dalam badanku dan membuat gerakan mundur-maju dalam gua ku.

Aku pun kini semakin hebat menggoyang-goyangkan pinggulku mengikuti alunan gerakan turun-naiknya rudal Boby yg semakin lama semakin cepat menggenjotkan di atas badanku. Aku merasakan betapa gua ku menjadi tidak terkendali berusaha menghisap dan melahap rudal Boby yg teramat besar dan panjang itu sedalam-dalamnya serta melumat seluruh otot-ototnya yg kekar dengan rakusnya. Selama pertarungan itu beberapa kali aku terpekik agak keras karena rudal Boby tegar dan perkasa itu menghujam lubang gua ku.

Akhirnya kulihat Boby tiba juga pada puncaknya. Dengan mimik wajah yg sangat luar biasa dia melepaskan puncak orgasmenya secara bertubi-tubi menyemprotkan seluruh sperma nya ke dalam gua ku dalam waktu yg amat panjang. Sementara itu rudal nya tetap dibenamkannya sedalam-dalamnya di gua ku sehingga seluruh cairan birahinya terhisap dalam badanku sampai titik penghabisan. Selanjutnya kami terhempas kelelahan ke tempat tidur dengan badan yg tetap menyatu.


Selama kami tergolek, rudal Boby masih tetap terbenam dalam badanku, dan aku pun memang berusaha menjepitnya erat-erat karena tidak ingin segera kehilangan benda tersebut dari dalam badanku. Setelah beberapa lama kami tergolek melepaskan lelah, Boby mulai bangkit dan menciumi wajahku dengan lembut yg segera kusambut dengan mengangakan mulutku sehingga kini kami terlibat dalam suatu adegan cium yg mesra penuh dengan perasaan. Sementara itu tangannya dengan halus membelai-belai rambutku sebagaimana seorang suami yg sedang mencurahkan cinta kasihnya kepada istrinya.

Suasana romantis ini akhirnya membuat gairah kami muncul kembali. Kulihat rudal Boby mulai kembali menegang tegak sehingga secara serta merta Boby segera menguakkan kedua belah pahaku membukanya lebar-lebar untuk kemudian mulai ngentotin aku kembali.Berlainan dengan suasana permulaan yg kualami tadi, dimana kami melakukan ngentot dalam suatu pertarungan seks yg dahsyat dan liar. Kali ini kami ngentot dalam suatu gerakan yg santai dalam suasana yg romantis, sexy dan penuh perasaan. Kami menikmati seks ini sepenuhnya sentuhan-sentuhan badan telanjang masing-masing dalam suasana kelembutan yg mesra bagaikan sepasang suami istri yg sedang melakukan kewajibannya.

Aku pun dengan penuh perasaan dan dengan segala kepasrahan melayani Boby sebagaimana aku melayani suamiku selama ini. Keadaan ini berlangsung sangat lama sekali. Suasana ini berakhir dengan tibanya kembali puncak ejakulasi kami secara bersamaan. Kami kini benar-benar kelelahan dan langsung tergolek di tempat tidur untuk kemudian terlelap dengan nyenyak dalam suatu kepuasan yg dalam.

Semenjak pengalaman kami malam itu, suamiku tidak mempermasalahkan lagi soal fantasi seksualnya dan tidak pernah menyinggung lagi soal itu. Namun apa yg kurasakan bersama suamiku secara kualitas kurasakan tidak sehebat sebagaimana yg kualami bersama Boby. Kuakui malam itu Boby memang hebat. Walaupun telah beberapa waktu berlalu namun bayangan kejadian malam itu tidak pernah berlalu dalam benakku. Malam itu aku telah merasakan suatu kepuasan seksual yg luar biasa hebatnya yg belum pernah kualami bersama suamiku selama ini.

Walaupun telah beberapa kali ngentotin aku, Boby masih tetap saja kelihatan bugar. rudal nya pun masih tetap berfungsi dengan baik melakukan tugasnya keluar-masuk gua ku dengan tegar hingga membuatku menjadi agak kewalahan. Aku telah terkapar lunglai dengan tidak putus-putusnya mengerang kecil karena terus-menerus mengalami puncak orgasme dengan berkali-kali namun rudal Boby masih tetap tegar bertahan. Memang secara terus terang kuakui bahwa selama melakukan hubungan seks dengan suamiku beberapa bulan belakangan itu, aku tidak pernah mengalami puncak orgasme sama sekali. Apalagi dalam waktu yg berkali-kali dan secara bertubi-tubi seperti malam itu. Sehingga secara terus terang setelah hubungan kami yg pertama di malam itu kami masih tetap berhubungan tanpa sepengetahuan suamiku.

Awalnya di suatu pagi Boby berkunjung ke rumahku pada saat suamiku sudah berangkat ke tempat tugasnya. Secara terus terang saat itu dia minta tolong kepadaku untuk menyalurkan kebutuhan seksnya. Mulanya aku ragu memenuhi permintaannya itu. Akan tetapi anehnya aku tidak kuasa untuk menolak permintaan tersebut. Sehingga kubiarkan saja dia melepaskan hasrat birahinya. Hubungan itu rupanya membawa aku ke dalam suatu alam kenikmatan lain tersendiri.

Ketika kami berhubungan seks secara terburu-buru di suatu ruangan terbuka kurasakan suatu sensasi kenikmatan yg hebat dan sangat menegangkan. Keadaan ini membawa hubunganku dan Boby semakin berlanjut. Demikianlah sehingga akhirnya aku dan Boby sering membuat suatu pertemuan sendiri di luar rumah. Melakukan hubungan seks yg liar di luar rumah, baik di kamar cottage ataupun di kamar hotel, bahkan di rumahku ketika suamiku tidak ada di rumah. Kami saling mengisi kebutuhan jasmani masing-masing dalam adegan-adegan sebagaimana yg pernah kami lakukan di kamar tidurku di malam itu, dan sudah barang tentu perbedaannya kali ini adegan-adegan tersebut kini kami lakukan tanpa dihadiri dan tanpa diketahui oleh suamiku.

Sebagai wanita yg sehat dan normal, aku tidak menyangkal bahwa berkat anjuran suamiku malam itu aku telah mendapatkan makna lain dari kenikmatan hubungan seksual yg hakiki walaupun hal itu pada akhirnya kuperoleh dari mantan pacarku, mungkin aku agak menyesal kenapa dulu tidak melanjutkan hubunganku dengan Boby yg mungkin masih dapat bersatu lagi kalau saja aku tidak merasa gengsi untuk kembali padanya walaupun ada kesempatan setelah dia putus dengan pacarnya. Tapi akhirnya aku dapat melanjutkannya sekarang, memang kalau sudah jodoh tak akan lari ke mana.