Namaku Santi aku sudah
menikah kira-kira 2 tahun. Saat ini berprofesi sebagai ibu rumah tangga,
meskipun sempat kuliah di sebuah perguruan tinggi. Sedikit gambaran fisik
tentang aku, umur saat ini 23 tahun, berkulit putih mulus, berambut lurus
sebahu, dengan payudara besar yg montok, tinggi 158 cm, berat 46 kg, dengan
perut rata dan pinggang kecil namun sintal. Pinggul ku besar dan sangat
menggairahkan menurut suamiku dan indah dipandang mata. Cukup seksi secara
seksual.
Telah lama suamiku mempunyai fantasi untuk melakukan aktifitas seks threesome
atau melihat aku di entot oleh laki-laki lain. Biasanya, sebelum bercinta, dia
selalu mengawalinya dengan fantasinya. Fantasi yg paling merangsang bagi
suamiku, adalah membayangkan aku melakukan hubungan seks dengan laki-laki lain
dengan kehadiran suamiku. Sekedar informasi, aku memang mempunyai gairah seks
yg sangat tinggi, sementara di sisi lain, suamiku biasanya cuma sanggup
ejakulasi satu kali, belum lagi ukuran rudal nya yg pas-pasan. Setelah
ejakulasi, meskipun sekitar 30 menit kemudian rudal nya bisa ereksi lagi,
umumnya dia merasa lelah dan tidak bergairah, mungkin akibat beban pekerjaan yg
cukup berat. Karenanya, biasanya ketika aku minta agar bisa mencapai orgasme
berikutnya, paling dia melakukannya dengan tangan, atau membantu bermasturbasi
dengan dildo. Walaupun demikian selama ini aku berusaha untuk bisa merasa puas
dengan cara tersebut.
Setelah sekian lama dia mempunyai fantasi tersebut, suatu hari dia bertanya
bahwa apakah aku mau merealisasikan fantasi tersebut. Pada awalnya aku kira dia
cuma bercanda. Namun dia selalu mendesakku untuk melakukan itu, aku bertanya
apakah dia serius. Dia jawab, "Ya aku serius!" Terus aku tanya lagi
bahwa apakah nanti dia masih akan tetap sayang sama aku, dia jawab "Ya!
aku akan tetap menyayangimu sepenuh hati, sama seperti sekarang." Kemudian
dia berkata, bahwa motivasi utamanya adalah untuk membuatku bahagia dan
mencapai kepuasan setinggi-tingginya. Karena dengan melihat wajahku ketika
mencapai orgasme, selain sangat merangsang juga memberikan kepuasan tersendiri
bagi dirinya.
Di lain keadaan hal ini membawa dampak juga terhadap aku. Secara terus terang
aku pun terkadang merasa kurang mendapat kepuasan dalam hubungan suami istri.
Kuakui selama ini aku juga sering mengalami gejolak birahi yg tiba-tiba muncul,
terutama di pagi hari apabila malamnya kami melakukan hubungan intim dan
suamiku tidak dapat melakukannya secara sempurna. Oleh karena itu suamiku
membeli sebuah alat vibrator. Suamiku mengatakan alat itu mungkin secara tidak
langsung dapat membantu kami untuk mendapatkan kepuasan dalam hubungan suami
istri. Pada mulanya aku memakai alat itu sebagai simulator sebelum kami
berhubungan badan. Akan tetapi lama kelamaan secara diam-diam aku sering
pergunakan alat tersebut sendirian di pagi hari untuk menyalurkan hasrat
kewanitaanku yg aku rasakan semakin meluap-luap.
Rupanya fantasi seksual suamiku tersebut bukan cuma merupakan sekadar fantasi
saja akan tetapi dia sangat bersikeras untuk dapat mewujudkannya menjadi suatu
kenyataan. Selama ini suamiku terus membujukku agar aku mau membantunya dalam
melaksanakan fantasinya. Apabila aku menolaknya atau tidak mau membicarakan hal
tersebut. Gairah seks-nya pun semakin bertambah turun. Aku berpikir bahwa aku
harus membantu suamiku walaupun merasa tidak enak. Oleh karena itu aku mengalah
dan berjanji akan membantunya sepanjang aku dapat melakukannya dan kutegaskan
kepada suamiku bahwa aku mau melakukan hal itu cuma untuk sekali ini saja.
"Aku telah mengundang Boby untuk makan malam di sini malam ini," kata
suamiku di suatu hari Sabtu. Aku agak terkesiap mendengar kata-kata suamiku
itu. Aku berfirasat bahwa suamiku akan memintaku untuk mewujudkan niatnya
bersama dia, karena Boby adalah salah seorang yg sering disebut-sebut oleh
suamiku sebagai salah satu orang yg katanya cocok untuk aku dalam melaksanakan
fantasi seksual-nya. Memang selama ini sudah ada beberapa nama kawan-kawan
suamiku maupun kenalanku sendiri yg disodorkan kepadaku yg dianggap cocok untuk
melakukan hubungan seks denganku, salah seorangnya adalah Boby. Akan tetapi
sejauh ini aku masih belum menanggapi secara serius tawaran dari suamiku
tersebut dan juga kebetulan kami tidak mempunyai kesempatan yg baik untuk itu.
Boby adalah salah seorang mantanku semasa SMA dan suamiku pun kenal baik dengan
dia. Secara terus terang memang kuakui juga penampilan Boby tidak mengecewakan.
Bentuk badannya pun lebih kekar dan atletis dari badan suamiku. Walaupun Boby
adalah mantanku tetapi selama kami berpacaran dulu Boby sama sekali tidak
pernah menyentuhku, memang dulu kami tidak memiliki waktu luang untuk pacaran
karena kami pacaran ketika menjelang EBTANAS, dan setelah itu sibuk masing
masing untuk persiapan masuk universitas, kemudian putus.
Ketika Boby datang, aku sedang merapikan wajahku dan memilih gaun yg agak seksi
sebagaimana anjuran suamiku agar aku terlihat menarik. Dari cermin rias di
kamar tidurku, kudapati gaun yg kukenakan terlihat agak ketat melekat di
badanku sehingga bentuk lekukan badanku terlihat dengan jelas. Buah dadaku
kelihatan menonjol membentuk dua buah bukit daging yg indah. Sambil
mematut-matutkan diri di muka cermin akhirnya aku jadi agak tertarik juga
memperhatikan penampilan keseluruhan bentuk badanku. Kudapati bentuk
keseluruhan badanku masih tetap ramping dan seimbang. Buah dadaku yg subur juga
kelihatan masih sangat kenyal dan berisi. Demikian pula bentuk pantatku
kelihatan agak menonjol penuh dengan daging yg lembut namun terasa kenyal.
Ditambah lagi kulitku yg memang putih bersih tanpa adanya cacat keriput di
sana-sini membuat bentuk keseluruhan badannya menjadi sangat sempurna.
Melihat penampilan keseluruhan bentuk badanku itu secara terus terang timbul
naluri kewanitaanku bahwa aku bangga akan bentuk badanku. Oleh sebab itu aku
berpikir pantas saja suamiku mempunyai imajinasi yg sedemikian terhadap
laki-laki yg memandang badanku karena bentuk badanku ini memang menggiurkan
selera kaum pria.Setelah makan malam suamiku dan Boby duduk mengobrol di taman
belakang rumahku dengan santai sambil menghabiskan beberapa kaleng bir.
Tidak berapa lama aku pun ikut duduk minum bersama mereka. Malam itu
benar-benar cuma tinggal kami bertiga saja di rumah. Kedua pembantuku yg biasa
menginap, tadi siang telah kuberikan istirahat untuk pulang ke rumah
masing-masing. Ketika hari telah menjelang larut malam dan udara mulai terasa
dingin tiba-tiba suamiku berbisik kepadaku. "Aku telah bicara dengan Boby
mengenai rencana kita. Dia setuju dan malam ini dia akan menginap di sini. Tapi
walaupun demikian kau tidak perlu memaksakan diri untuk melakukan hubungan seks
dengannya apabila memang suasana hatimu memang belum berkenan, kuserahkan
keputusan itu sepenuhnya kepadamu!" bisik suamiku selanjutnya.
Mendengar bisikan suamiku itu aku diam saja. Aku tidak menunjukkan sikap yg
menolak atau menerima. Aku merasa sudah berputus asa bahkan aku merasa
benar-benar nekat menantang kemauan suamiku itu. Aku mau lihat bagaimana reaksinya
nanti bila aku benar-benar bersebadan dengan laki-laki lain. Apakah dia nanti
tidak akan menyesal bahwa istrinya telah dinikmati orang lain? Atau
setidak-tidaknya seluruh bagian badan istrinya yg sangat rahasia telah dilihat
dan dinikmati oleh laki-laki lain.
Tidak berapa lama kemudian aku masuk ke kamar dan siap untuk pergi tidur.
Secara demonstratif aku memakai baju tidur nylon yg tipis tanpa BH sehingga
buah dadaku terlihat membayang di balik baju tidur itu. Ketika aku keluar
kamar, baik suamiku maupun Boby agak terhenyak untuk beberapa saat. Akan tetapi
mereka segera dapat menguasai dirinya kembali dan suamiku langsung berkata
kepadaku, "Ayo..!" kata suamiku dengan wajah yg berseri-seri dan
semangat yg tinggi suamiku mengajak kami segera masuk ke kamar tidur.
Setelah lama terdiam akhirnya suamiku mengambil inisiatif dengan mulai
menyentuh dan melingkarkan tangan di dadaku dan menyentuh payudaraku dari luar
daster. Mendapat tindakan demikian Boby mulai mengelus-elus pahaku yg telah
terbuka, karena dasterku telah terangkat ke atas.Dengan berpura-pura tenang aku
segera merebahkan diri bertelungkup di atas tempat tidur. Sebenarnya aku tetap
masih merasa risih badanku dijamah oleh seorang laki-laki lain apalagi aku
dalam keadaan cuma memakai sehelai baju tidur nylon yg tipis dan tanpa BH. Akan
tetapi kupikir aku harus berusaha tetap tenang agar keinginan suamiku dapat
terwujud dengan baik.
Kemudian Boby menarik tanganku dan meletakkannya di atas pangkuannya. Sementara
itu bibirnya mulai menyusur leher dan belakang telingaku (bagian yg paling
sensitif bagiku). Setelah itu suamiku berbisik di telingaku, inilah saat untuk
merealisasikan fantasi kita. Sekarang Boby mulai mengambil alih permainan
selanjutnya. Aku langsung ditariknya, pelukannya dan tangannya yg satu langsung
mendekap payudaraku yg sebelah kanan, sedangkan tangannya yg satu mengelus-elus
punggungku sambil mulutnya melumat bibirku dengan gemas. Tangan Boby yg berada
di payudaraku disisipkan pada belahan daster yg terbuka dan mulai memelintir dengan
halus ujung putingku yg telah mengeras.
Boby mendorongku perlahan-lahan sehingga berbaring di ranjang. Jemarinya mulai
meremas-remas payudaraku dan memilin-milin putingnya. Saat itu separuh badanku
masih belum total terhanyut tetapi ternyata Boby jagoan juga dan dalam waktu
mungkin kurang dari 10 menit aku mulai mengeluarkan suara mendesis yg tak bisa
kutahan. Kulihat dia tersenyum. Dan menghentikan aktivitasnya. Kini Boby
berusaha membuka baju tidurku belum selesai berpikir beberapa saat kemudian aku
merasakan tarikan lembut di pahaku dan merasakan hawa dingin AC di kulit pahaku
yg berarti celana dalamku telah dilepas. Boby menelanjangi aku dengan seenaknya
sampai aku benar-benar dalam keadaan bertelanjang bulat tanpa ada lagi sehelai
benang pun yg menutupi badanku.
Aku cuma dapat memejamkan mata dan pasrah saja menahan perasaan malu bercampur
gejolak dalam aku ketika badanku ditelanjangi di hadapan suamiku sendiri.
Kemudian dia menelentangi badanku dan menatap dengan penuh selera badanku yg
telah berpolos bugil sepuas-puasnya. Aku benar-benar tidak dapat melukiskan
betapa perasaanku saat itu. Seumur hidupku, aku belum pernah bertelanjang bulat
di hadapan laki-laki lain apalagi dalam situasi seperti sekarang ini. Aku
merasa sudah tidak ada lagi rahasia badanku yg tidak diketahui Boby.
Secara reflek, dalam keadaan terangsang, aku mengusap-usap rudal Boby yg telah
tegang dari luar celananya. Bagian bawah celana Boby terlihat menggembung
besar. Aku mengira-ngira betapa besar rudal Boby ini. Kemudian Boby menarik
tanganku ke arah resluiting celananya yg telah terbuka dan menyusupkan tanganku
memegang rudal Boby yg telah tegang itu. Aku langsung
tersentak ketika terpegang senjata Boby yg tampaknya besar itu.
Suamiku kelihatan benar-benar menikmati adegan tersebut. Tanpa berkedip dia
menyaksikan bagaimana gua istrinya dientot dan dinikmati habis-habisan oleh
laki-laki lain. Sebagai seorang wanita normal keadaan ini mau tidak mau
akhirnya membuatku terbenam juga dalam suatu arus birahi yg hebat. Jilatan-jilatan
Boby di bagian badanku yg sensitif membuatku bergelinjang dengan dahsyat
menahan arus birahi yg belum pernah kurasakan selama ini. Setelah beberapa saat
mengelusnya, kemudian Boby berdiri di hadapanku dan membuka celananya sehingga rudal
nya tiba-tiba melonjak keluar, seakan-akan baru bebas dari kungkungan dan
sekarang dengan jelas terlihat.
Kini Boby berada dalam keadaan bertelanjang bulat. Sehingga aku dapat
menyaksikan ukuran rudal Boby yg telah menjadi tegang ternyata memang jauh
lebih besar dan lebih panjang dari ukuran rudal suamiku yg mungkin cuma
setengahnya. Bentuknya pun agak berlainan.
Aku sangat terkejut melihat rudal Boby yg sangat besar dan panjang itu. Peler
yg sebesar itu yg sepertinya cuma ada di film-film BF saja. Batang rudal nya
kurang lebih berdiameter 5 cm dikelilingi oleh urat-urat yg melingkar dan pada
ujung kepalanya yg sangat besar, panjangnya mungkin kurang lebih 18 cm, pada
bagian pangkalnya ditumbuhi dengan rambut keriting yg lebat. Kulitnya agak
tebal, terus ada urat besar di sisi kiri dan kanan yg terlihat seperti ada
cacing di dalam kulitnya. Kepala batangnya tampak kompak (ini istilahku!),
penuh dan agak berkerut-kerut. Garis lubangnya tampak seperti luka irisan di
kepala rudal nya. Kemudian dia menyodorkan rudal nya tersebut ke hadapan
wajahku.
Sesaat aku menoleh ke arah suamiku, aku tidak menduga akan menghadapi rudal yg
sebesar itu. Aku mulanya juga agak ragu-ragu, tapi untuk menghentikan ini,
kelihatannya sudah kepalang, karena tidak enak hati pada Boby yg telah bersedia
memenuhi keinginan kami itu.Secara reflek aku segera menggenggam rudal nya dan
terasa hangat dalam telapak tanganku. Aku memegangnya perlahan, terasa ada
sedikit kedutan terutama di bagian uratnya. Lingkaran genggamanku tampak tak
tersisa memenuhi lingkaran batangnya. Aku tidak pernah membayangkan selama ini
bahwa aku akan pernah memegang rudal seorang laki-laki lain di hadapan suamiku.
Dengan penuh keragu-raguan aku melirik kepada suamiku. Kulihat dia semakin
bertambah asyik menikmati bagian dari adegan itu tanpa memikirkan perasaanku
sebagai istrinya yg lagi dientot guanya secara kasar dan habis-habisan oleh
cowok lain, yg juga merupakan bekas pacarku. Dalam hatiku tiba-tiba muncul
perasaan geram terhadap suamiku, sehingga dengan demonstratif kuraih rudal Boby
itu ke dalam mulutku menjilati seluruh permukaannya dengan lidahku kemudian ku
sepong dan jilat sehebat-hebatnya.Aku merasa sudah kepalang basah maka aku akan
nikmati rudal itu dengan sepuas-puasnya sebagaimana kehendak suamiku. sepongan dan hisapanku itu
membuat rudal Boby yg memang telah berukuran besar menjadi bertambah besar
lagi.
Di lain keadaan dari rudal Boby yg sedang mengembang keras dalam mulutku
kurasakan ada semacam aroma yg khas yg belum pernah kurasakan selama ini. Aroma
itu menimbulkan suatu rasa sensasional dalam aku dan gua ku mulai terasa
menjadi liar hingga secara tidak sadar membuatku bertambah gemas dan semakin
menjadi-jadi menghisap rudal itu lebih hebat lagi secara bertubi-tubi. Kuluman
dan hisapanku yg bertubi-tubi itu rupanya membuat Boby tidak tahan lagi. Dengan
keras dia menghentakkan badanku dalam posisi telentang di atas tempat tidur.
Aku pun kini semakin nekat dan pasrah untuk melayaninya.
Aku segera membuka kedua belah pahaku lebar-lebar. "Bobb..." aku
bahkan tidak tahu memanggilnya untuk apa. Sambil berlutut mendekatkan badannya
di antara pahaku, Boby berbisik, "Ssttt... kamu diam saja, nikmati
saja!" katanya sambil dengan kedua tangannya membuka pahaku sehingga
selangkanganku terkuak tepat menghadap pinggulnya karena ranjangnya tidak
terlalu tinggi. Itu juga berarti bahwa sekian saat lagi akan ada sesuatu yg
akan menempel di permukaan gua ku. Benar saja, aku merasakan sebuah benda
tumpul menempel tepat di permukaan gua ku. Tidak langsung diselipkan di ujung
lubangnya, tetapi cuma digesek-gesekkan di seluruh permukaan bibirnya, membuat
bibir-bibir gua ku terasa monyong-monyong kesana kemari mengikuti arah gerakan
kepala rudal nya. Tetapi pengaruh yg lebih besar ialah aku merasakan rasa nikmat
yg benar-benar bergerak cepat di sekujur badanku dimulai dari titik gesekan
itu.
Beberapa saat Boby melakukan itu, cukup untuk membuat tanganku meraih tangannya
dan pahaku terangkat menjepit pinggulnya. Aku benar-benar menanti puncak
permainannya. Boby menghentikan aktivitasnya itu dan menempelkan kepala rudal
nya tepat di antara bibir gua ku
dan terasa bagiku tepat di ambang lubang gua ku. Aku benar-benar menanti
tusukannya. Oh.. God... please! Tidak ada siksaan yg lebih membuat wanita
menderita selain dalam kondisiku itu. Sesaat aku lupa kalau aku sudah bersuami,
yg aku lihat cuma Boby dan barangnya yg besar panjang. Ada rasa takut, ada pula
rasa ingin cepat merasakan bagaimana rasanya dicoblos barang yg lebih besar,
lebih panjang, "Ooouugghhh," tak sabar aku menunggunya.
Tiba-tiba aku merasakan sepasang jemari membuka ke kiri dan ke kanan
bibir-bibir gua ku. Dan yg dahsyat lagi aku merasakan sebuah benda tumpul dari
daging mendesak di tengah-tengah bentangan bibir itu. Aku mulai sedikit panik karena
tidak mengira akan sejauh ini tetapi tentu saja aku tidak bisa berbuat apa-apa
karena aku sendiri yg memulainya tadi dan juga aku sangat
mengaguminya.Perlahan-lahan Boby mulai memasukkan rudal nya ke gua ku. Aku
berusaha membantu dengan membuka bibir gua ku lebar-lebar. Kelihatannya sangat
sulit untuk rudal sebesar itu masuk ke dalam lubang gua ku yg kecil. Tangan
Boby yg satu memegang pinggulku sambil menariknya ke atas, sehingga pantatku
agak terangkat dari tempat tidur, sedangkan tangannya yg satu memegang batang rudal
nya yg diarahkan masuk ke dalam gua.
Pada saat Boby mulai menekan rudal nya, aku menjerit tertahan, "Aduh...
sakit... Bobb..., pelan-pelan... doong." Boby agak menghentikan
kegiatannya sebentar untuk memberiku kesempatan untuk mengambil nafas, kemudian
Boby melanjutkan kembali usahanya untuk memasukkan rudal nya. Sementara itu
batang rudal Boby mulai mendesak masuk dengan mantap. Sedikit demi sedikit aku
merasakan terisinya ruangan dalam gua ku. Aku benar-benar tergial ketika
merasakan kepala rudal nya mulai melalui gua ku, diikuti oleh gesekan dari
urat-urat batang rudal nya setelahnya. Aku cuma mengangkang merasakan desakan
pinggul Boby sambil membuka pahaku lebih lebar lagi.
Aku mulai merasakan perasaan penuh di gua ku dan semakin penuh seiring dengan
semakin dalamnya rudal itu masuk ke dalam gua ku. Sedikit suara lenguhan
kudengarkan dari Boby ketika seluruh batang itu amblas masuk. Aku sendiri tidak
mengira batang sebesar dan sepanjang tadi bisa masuk seluruhnya. Rasanya
seperti terganjal dan untuk menggerakkan kaki saja rasanya agak susah. Sesaat
keherananku yg sama muncul ketika melihat film bokep di mana adegannya seorang cewek berada di atas
cowoknya dan bisa bergerak naik-turun dengan cepat. Padahal ketika seluruh
batang rudal nya yg besar itu masuk, bergerak sedikit saja terasa aneh bagiku.
Sedikit demi sedikit aku mulai merasa nyaman.
Saat itu seluruh batang rudal Boby telah amblas masuk seluruhnya di dalam gua
ku. Tanpa sengaja aku terkejang seperti menahan kencing sehingga akibatnya
seperti meremas batang rudal Boby. Aku agak terlonjak sejenak ketika merasakan rudal
Boby itu menerobos ke dalam gua ku dan menyentuh leher rahimku. Aku terlonjak
bukan karena rudal itu merupakan rudal dari seorang laki-laki lain yg pertama
yg kurasakan memasuki badanku selain rudal suamiku, akan tetapi lebih
disebabkan aku merasakan rudal Boby memang terasa lebih istimewa daripada rudal
suamiku, baik dalam ukuran maupun ketegangannya.
Selama hidupku memang aku tidak pernah melakukan hubungan seks dengan laki-laki
lain selain suamiku sendiri dan keadaan ini membuatku berpikiran lain. Aku
tidak menyangka ukuran rudal seorang laki-laki sangat berpengaruh sekali
terhadap kenikmatan seks seorang wanita. Oleh karena itu secara refleks aku
mengangkat kedua belah pahaku tinggi-tinggi dan menjepit pinggang Boby
erat-erat untuk selanjutnya aku mulai mengoyang-goyangkan pinggulku mengikuti
gerakan badan Boby. Saat itu kakiku masih menjuntai di lantai karpet kamar. Tanganku
memegangi lengannya yg mencengkeram pinggulku. Aku menariknya kembali ketika
Boby menarik rudal nya dan belum sampai tiga perempat panjangnya kemudian
menghunjamkannya lagi dengan kuat. Aku nyaris menjerit menahan lonjakan rasa
nikmat yg disiramkannya secara tiba-tiba itu.
Begitulah beberapa kali Boby melakukan hujaman-hujaman ke dalam gua ku tersebut. Setiap
kali hujaman seperti menyiramkan rasa nikmat yg amat banyak ke badanku. Aku
begitu terangsang dan semakin terangsang seiring dengan semakin seringnya
permukaan dinding lubang gua ku menerima gesekan-gesekan dari urat-urat batang rudal
Boby yg seperti akar-akar yg menjalar-jalar itu. Biasanya suamiku kalau
bersenggama semakin lama semakin cepat gerakannya, tetapi Boby seperti
menemukan sebuah irama gerakan yg konstan tidak cepat dan tidak lambat.
Tapi anehnya justru bagiku aku semakin bisa merasakan setiap milimeter
permukaan kulit rudal nya. Pada tahap ini, seperti sebuah tahap ancang-ancang
menuju ke sebuah ledakan yg hebat, aku merasakan pahaku mulai seperti mati rasa
seiring dengan semakin membengkaknya rasa nikmat di area selangkanganku. badan
kami sebentar menyatu kemudian sebentar lagi merenggang diiringi desah nafas
kami yg semakin lama semakin cepat.
Sementara itu aku pun kembali melirik ke arah suamiku. Kudapati suamiku agak
ternganga menyaksikan bagaimana aku di entot oleh Boby. Melihat penampilan
suamiku itu, timbul kembali geram di hatiku, maka secara lebih demonstratif
lagi kulayani permainan Boby sehebat-hebatnya secara aktif bagaikan adegan
dalam sebuah film biru. Keadaan ini tiba-tiba membuatku merasakan ada suatu
kepuasan dalam aku. Hal itu bukan saja disebabkan oleh kenikmatan seks yg
sedang kualami bersama Boby, akan tetapi aku juga memperoleh suatu kepuasan
lain yaitu aku telah dapat melampiaskan rasa kesalku terhadap suamiku. Suamiku
menghendakiku berhubungan seks dengan laki-laki lain dan malam ini kulaksanakan
sepuas-puasnya, sehingga malam ini aku bukan seperti aku yg dulu lagi. aku
sudah tidak murni lagi karena dalam badanku telah hadir badan laki-laki lain
selain suamiku.
Setelah agak beberapa lama kami bergumul tiba-tiba Boby menghentikan gerakannya
dan mengeluarkan rudal nya yg masih berdiri dengan tegar dari gua ku. Kupikir
dia telah mengalami ejakulasi dini. Pada mulanya aku agak kecewa juga karena
aku sendiri belum merasakan apa-apa. Bahkan aku tidak merasakan adanya sperma
yg tumpah dalam rahimku. Akan tetapi rupanya dugaanku salah, kulihat rudal nya
masih sangat tegar berdiri dengan kerasnya. Boby menghentikan entotannya karena
dia meminta suamiku menggantikannya untuk meneruskan hubungan seks tersebut.
Kini dia yg akan menonton aku di entot oleh suamiku sendiri.
Suamiku dengan segera menggantikan Boby dan mulai ngentot gua
aku dengan hebat. Kurasakan nafsu birahi suamiku sedemikian hebat dan
bernyala-nyala sehingga sambil berteriak-teriak kecil dia entot gua ku. Akan
tetapi apakah karena aku masih terpengaruh oleh pengalaman yg barusan
kudapatkan bersama Boby, maka ketika suamiku menghunjamkan rudal nya ke dalam
lobang gua ku, kurasakan rudal suamiku itu kini terasa hambar. Kurasakan
otot-otot gua ku tidak lagi sedemikian tegangnya menjepit rudal itu sebagaimana
ketika rudal Boby yg berukuran besar dan panjang itu menerobos sampai ke dasar gua
ku. rudal suamiku kurasakan tidak sepenuhnya masuk ke dalam gua ku dan terasa
lebih lembek bahkan dapat kukatakan tidak begitu terasa lagi dalam gua ku yg
kini telah pernah diterobos oleh sesuatu benda yg lebih besar.
Di lain keadaan mungkin disebabkan pengaruh minuman alkohol yg terlalu banyak,
atau mungkin juga suamiku telah berada dalam keadaan yg sedemikian rupa sangat
tegangnya, sehingga cuma dalam beberapa kali saja dia mengayunkan badannya di
atas badanku dan dalam waktu kurang dari satu menit, suamiku telah mencapai
puncak ejakulasi dengan hebat. Malahan karena rudal suamiku tidak berada dalam gua
ku secara sempurna, dia telah menyemprotkan separuh spermanya agak di luar gua
ku dengan berkali-kali dan sangat banyak sekali sehingga seluruh permukaan
itil, lobang gua sampai ke sela pahaku basah kuyub dengan cairan sperma
suamiku. Selanjutnya suamiku langsung terjerembab tidak bertenaga lagi
terhempas kelelahan di sampingku.
Sementara itu aku masih dalam keadaan liar dan nakal. Bagaikan seekor kuda
betina binal aku jadi bergelinjangan tidak karuan karena aku belum sempat
mengalami puncak ejakulasi sama sekali semenjak di entot oleh Boby. dan karena
itu sambil mengerang-erang kecil aku raih rudal suamiku itu dan
meremas-remasnya dengan kuat agar dapat segera tegang kembali. Akan tetapi
setelah berkali-kali kulakukan usahaku itu tidak membawa hasil. rudal suamiku
malahan semakin layu sehingga akhirnya aku benar-benar kewalahan dan membiarkan
dia tergolek tanpa daya di tempat tidur. Selanjutnya tanpa ampun suamiku
tertidur dengan nyenyak dalam keadaan tidak berdaya sama sekali.
Aku segera bangkit dari tempat tidur dalam keadaan badan yg masih bertelanjang
bulat menuju kamar mandi yg memang menyatu dengan kamar tidurku untuk
membersihkan cairan sperma suamiku yg melumuri badanku. Kemudian tiba-tiba Boby
yg masih dalam keadaan bertelanjang bulat langsung memelukku dari belakang
sambil memagut serta menciumi leherku secara bertubi-tubi. Selanjutnya dia
membungkukkan badanku ke pinggir ranjang aku kini berada dalam posisi
menungging. Dalam posisi yg sedemikian Boby ngentotin aku dari belakang dengan
garangnya sehingga dengan cepat aku telah mencapai puncak ejakulasi terlebih
dahulu. Begitu aku sedang mengalami puncak ejakulasi, Boby menarik rudal nya
dari gua ku, seluruh badanku terasa menjadi tidak karuan, kurasakan gua ku
berdenyut agak aneh dalam suatu gerakan liar yg sangat sukar sekali kulukiskan
dan belum pernah kualami selama ini. Aku kini tidak dapat tidur walaupun
barusan aku telah mengalami orgasme bersama Boby.
Dalam keadaan yg sedemikian tiba-tiba Boby yg masih bertelanjang bulat
sebagaimana juga aku, menarikku dari tempat tidur dan mengajakku tidur
bersamanya di kamar tamu di sebelah kamarku. Bagaikan didorong oleh suatu
kekuatan hipnostisme yg besar, aku mengikuti Boby ke kamar sebelah. Kami
berbaring di ranjang sambil berdekapan dalam keadaan badan masing-masing masih
bertelanjang bulat bagaikan sepasang pengantin baru yg sedang berbulan madu.
Memang saat itu aku merasa aku seakan berada dalam suatu suasana yg mirip pada
saat aku mengalami malam pengantinku yg pertama. Sambil mendekap aku Boby
terus-menerus menciumiku sehingga aku kembali merasakan suatu rangsangan birahi
yg hebat. Dan tidak lama kemudian badan kami kami pun udah bersatu kembali
dalam suatu permainan ngewe yg dahsyat.
Tidak berapa lama kemudian Boby membalikkan badanku sehingga kini aku berada di
posisi atas. Selanjutnya dengan spontan kuraih rudal nya dan memandunya ke arah
gua ku. Kemudian kutekan badanku agak kuat ke badan Boby dan mulai mengayunkan
badanku turun-naik di atas badannya. Mula-mula secara perlahan-lahan akan
tetapi lama-kelamaan semakin cepat dan kuat sambil berdesah-desah kecil.
Sementara itu Boby dengan tenang telentang menikmati seluruh permainan binalku
sampai tiba-tiba kurasakan suatu ketegangan yg amat dahsyat dan dia mulai
mengerang-erang kecil. Dengan semakin cepat aku menggerakkan badanku turun-naik
di atas badan Boby dan nafasku pun semakin memburu berpacu dengan hebat
menggali seluruh kenikmatan badan laki-laki yg berada di bawahku.
Tidak berapa lama kemudian aku menjadi terpekik kecil melepaskan puncak
ejakulasi dengan hebat dan badanku langsung terkulai menelungkup di atas badan
Boby. Setelah beberapa saat aku tertelungkup di atas badan Boby, tiba-tiba dia
bangkit dengan suatu gerakan yg cepat. Kemudian dengan sigap dia menelentangkan
badanku di atas tempat tidur dan mengangkat tinggi-tinggi kedua belah pahaku ke
atas sehingga lobang gua ku yg telah basah kuyup tersebut menjadi terlihat
jelas menganga dengan lebar. Selanjutnya Boby mengacungkan rudal nya yg masih
berdiri dengan tegang itu ke arah gua ku dan menghunjamkan kembali rudal nya
tersebut ke badanku dengan garang. Aku menjadi terhentak bergelinjang kembali
ketika rudal Boby mulai menerobos dengan buasnya ke dalam badanku dan membuat
gerakan mundur-maju dalam gua ku.
Aku pun kini semakin hebat menggoyang-goyangkan pinggulku mengikuti alunan
gerakan turun-naiknya rudal Boby yg semakin lama semakin cepat menggenjotkan di
atas badanku. Aku merasakan betapa gua ku menjadi tidak terkendali berusaha
menghisap dan melahap rudal Boby yg teramat besar dan panjang itu
sedalam-dalamnya serta melumat seluruh otot-ototnya yg kekar dengan rakusnya.
Selama pertarungan itu beberapa kali aku terpekik agak keras karena rudal Boby
tegar dan perkasa itu menghujam lubang gua ku.
Akhirnya kulihat Boby tiba juga pada puncaknya. Dengan mimik wajah yg sangat
luar biasa dia melepaskan puncak orgasmenya secara bertubi-tubi menyemprotkan
seluruh sperma nya ke dalam gua ku dalam waktu yg amat
panjang. Sementara itu rudal nya tetap dibenamkannya sedalam-dalamnya di gua ku
sehingga seluruh cairan birahinya terhisap dalam badanku
sampai titik penghabisan. Selanjutnya kami terhempas kelelahan ke tempat tidur
dengan badan yg tetap menyatu.
Selama kami tergolek, rudal Boby masih tetap terbenam dalam badanku, dan aku
pun memang berusaha menjepitnya erat-erat karena tidak ingin segera kehilangan
benda tersebut dari dalam badanku. Setelah beberapa lama kami tergolek
melepaskan lelah, Boby mulai bangkit dan menciumi wajahku dengan lembut yg segera
kusambut dengan mengangakan mulutku sehingga kini kami terlibat dalam suatu
adegan cium yg mesra penuh dengan perasaan. Sementara itu tangannya dengan
halus membelai-belai rambutku sebagaimana seorang suami yg sedang mencurahkan
cinta kasihnya kepada istrinya.
Suasana romantis ini akhirnya membuat gairah kami muncul kembali. Kulihat rudal
Boby mulai kembali menegang tegak sehingga secara serta merta Boby segera
menguakkan kedua belah pahaku membukanya lebar-lebar untuk kemudian mulai
ngentotin aku kembali.Berlainan dengan suasana permulaan yg kualami tadi,
dimana kami melakukan ngentot dalam suatu pertarungan seks yg
dahsyat dan liar. Kali ini kami ngentot dalam suatu gerakan yg santai dalam
suasana yg romantis, sexy dan penuh perasaan. Kami menikmati seks
ini sepenuhnya sentuhan-sentuhan badan telanjang masing-masing dalam suasana
kelembutan yg mesra bagaikan sepasang suami istri yg sedang melakukan
kewajibannya.
Aku pun dengan penuh perasaan dan dengan segala kepasrahan melayani Boby
sebagaimana aku melayani suamiku selama ini. Keadaan ini berlangsung sangat
lama sekali. Suasana ini berakhir dengan tibanya kembali puncak ejakulasi kami
secara bersamaan. Kami kini benar-benar kelelahan dan langsung tergolek di
tempat tidur untuk kemudian terlelap dengan nyenyak dalam suatu kepuasan yg
dalam.
Semenjak pengalaman kami malam itu, suamiku tidak mempermasalahkan lagi soal
fantasi seksualnya dan tidak pernah menyinggung lagi soal itu. Namun apa yg
kurasakan bersama suamiku secara kualitas kurasakan tidak sehebat sebagaimana
yg kualami bersama Boby. Kuakui malam itu Boby memang hebat. Walaupun telah
beberapa waktu berlalu namun bayangan kejadian malam itu tidak pernah berlalu
dalam benakku. Malam itu aku telah merasakan suatu kepuasan seksual yg luar
biasa hebatnya yg belum pernah kualami bersama suamiku selama ini.
Walaupun telah beberapa kali ngentotin aku, Boby masih tetap saja kelihatan
bugar. rudal nya pun masih tetap berfungsi dengan baik melakukan tugasnya
keluar-masuk gua ku dengan tegar hingga membuatku menjadi agak kewalahan. Aku
telah terkapar lunglai dengan tidak putus-putusnya mengerang kecil karena
terus-menerus mengalami puncak orgasme dengan berkali-kali namun rudal Boby
masih tetap tegar bertahan. Memang secara terus terang kuakui bahwa selama
melakukan hubungan seks dengan suamiku beberapa bulan belakangan itu, aku tidak
pernah mengalami puncak orgasme sama sekali. Apalagi dalam waktu yg
berkali-kali dan secara bertubi-tubi seperti malam itu. Sehingga secara terus
terang setelah hubungan kami yg pertama di malam itu kami masih tetap
berhubungan tanpa sepengetahuan suamiku.
Awalnya di suatu pagi Boby berkunjung ke rumahku pada saat suamiku sudah
berangkat ke tempat tugasnya. Secara terus terang saat itu dia minta tolong
kepadaku untuk menyalurkan kebutuhan seksnya. Mulanya aku ragu memenuhi
permintaannya itu. Akan tetapi anehnya aku tidak kuasa untuk menolak permintaan
tersebut. Sehingga kubiarkan saja dia melepaskan hasrat birahinya. Hubungan itu
rupanya membawa aku ke dalam suatu alam kenikmatan lain tersendiri.
Ketika kami berhubungan seks secara terburu-buru di suatu ruangan terbuka
kurasakan suatu sensasi kenikmatan yg hebat dan sangat menegangkan. Keadaan ini
membawa hubunganku dan Boby semakin berlanjut. Demikianlah sehingga akhirnya aku
dan Boby sering membuat suatu pertemuan sendiri di luar rumah. Melakukan
hubungan seks yg liar di luar rumah, baik di kamar cottage ataupun di kamar
hotel, bahkan di rumahku ketika suamiku tidak ada di rumah. Kami saling mengisi
kebutuhan jasmani masing-masing dalam adegan-adegan sebagaimana yg pernah kami
lakukan di kamar tidurku di malam itu, dan sudah barang tentu perbedaannya kali
ini adegan-adegan tersebut kini kami lakukan tanpa dihadiri dan tanpa diketahui
oleh suamiku.
Sebagai wanita yg sehat dan normal, aku tidak menyangkal bahwa berkat anjuran
suamiku malam itu aku telah mendapatkan makna lain dari kenikmatan hubungan
seksual yg hakiki walaupun hal itu pada akhirnya kuperoleh dari mantan pacarku,
mungkin aku agak menyesal kenapa dulu tidak melanjutkan hubunganku dengan Boby
yg mungkin masih dapat bersatu lagi kalau saja aku tidak merasa gengsi untuk
kembali padanya walaupun ada kesempatan setelah dia putus dengan pacarnya. Tapi
akhirnya aku dapat melanjutkannya sekarang, memang kalau sudah jodoh tak akan
lari ke mana.