Rabu, 21 Agustus 2024

Petualanganku dengan ibu dan anaknya 5


 

Part 5

“Ayu kamu ngapain sayang” kata Bu Leha yang terkejut ketika anaknya itu menjilati Apemnya sambil menggenjot Rudalku.

Awalnya aku tidak tahu apa yang terjadi. Aku sedikit bangkit dan melihat Ayu yang sedang sibuk melahap Apem Ibunya. Bu Leha pun terlihat keenakan karena kedua lubangnya sedang diservice secara bersamaan. Ternyata benar artikel yang pernah aku baca kalau wanita sedang berada di puncak gairahnya, maka mereka akan berubah menjadi wanita yang biseksual. Ayu tampak menikmati sekali Apem Ibunya.

“Ooohhh…Jilatanmu sungguh nikmat Ayu…Apem Ibu rasanya muncrat” kata Bu Leha.

Tak lama kemudian Bu Leha mengangkat pantatnya dan mengeluarkan orgasmenya tepat di depan wajah Ayu. Ayu tampak biasa saja dan kembali menjilati Apem Ibunya. Ini pemandangan yang sangat luar biasa dan langka bagiku. Konsentrasi Ayu benar – benar terjaga. Pantatnya terus menggenjot Rudalku sementara mulutnya sibuk melahap Apem Ibunya sendiri. Aku semakin tidak tahan dengan gairahku sendiri. Aku meminta untuk tukar posisi dengan doggy style. Lalu kami merubah posisi kami. Bu Leha berbaring di tempat tidur sementara Leha menungging di atas tubuh Bu Leha. Dengan posisi ini aku bisa melihat dua Apem sekaligus. Pertama aku menggenjot Apem Ayu. Kemudian bergantian aku menggenjot Apem Bu Leha dan begitu seterusnya. Bu Leha dan Ayu juga tak henti – hentinya melakukan hubungan lesbi dengan saling berciuman dan menghisap payudara.

“Bu, aku tak mau berhenti ngentot. Aku mau ngentot tiap hari sama Mas Devan” kata Ayu dihadapan Ibunya.

“Iya sayang setelah ini kamu bebas ngentot sama Mas Devan. Rudal Mas Devan akan menjadi milik kamu” kata Bu Leha dan kemudian mencium bibir anaknya itu.

Aku tak kuasa menahan orgasme pertamaku. Aku cabut Rudalku dan kedua wanita itu berebut menuju Rudalku. Mereka membuka mulut mereka lebar – lebar dan siap menunggu tumpahan spermaku. Aku kocok Rudalku dan aku semburkan spermaku masing – masing di mulut Ayu dan Bu Leha. Setelah selesai Bu Leha dan Ayu saling berciuman bertukar sperma milikku. Kedua wanita itu sungguh binal dan membuat gairahku takkan pernah padam malam itu. Aku tak mau beristirahat karena meski aku sudah orgasme, tapi Rudalku masih tegak berdiri seperti tongkat. Kali ini Ayu ingin merasakan anal seks. Bu Leha memperbolehkannya dan ia pun menjilati anus anaknya bersama denganku. Kami berdua saling menjilati anus Ayu yang putih bersih. Beda dengan milik Bu Leha yang hitam pekat. Setelah anusnya basah aku pun secara perlahan memasukkan Rudalku dengan posisi doggy. Bu Leha membantu Ayu dengan mencium bibirnya agar Ayu lupa dengan rasa perih di anusnya. Setelah Rudalku amblas barulah aku menggenjot anus Ayu. Ia tampak menikmatinya dengan mengerang hebat.

“Aku gak mau berhenti ngentot…ahhhh…ahhhhhh…Terus genjot anusku Mas Devann…lebih cepaaattt” erang Ayu.

Malam itu kami melakukan seks hingga pagi hari. Sekitar subuh barulah tenaga kami habis dan kami pun ambruk bersama. Bu Leha dan Ayu tidur di sampingku sambil memelukku. Aku merangkul keduanya dan aku seperti pria yang sangat beruntung bisa bercinta dengan Ibu dan anak.

Pagi harinya aku bangun cukup cepat. Aku tidak melihat Ayu dan Bu Leha di sampingku. Mungkin keduanya sudah bangun lebih dulu. Aku mencoba untuk bangkit namun sangat sulit. Tulangku rasanya sakit semua karena aku menguras seluruh tenagaku malam tadi. Aku keluar kamar dan melihat Irma yang sedang bermain dengan bonekanya sambil menonton TV. Aku ke dapur dan menjumpai Bu Leha yang sedang menyiapkan sarapan. Sementara Ayu sedang sibuk mencuci pakaian di kamar mandi. Gairahku kembali muncul ketika melihat Bu Leha tidak mengenakan celana dalam dan membiarkan pantatnya itu terbuka. Tanpa pikir panjang aku langsung menurunkan celanaku dan mendatangi Bu Leha. Aku tempelkan Rudalku yang keras itu di belahan pantatnya.

“Mau ngentot lagi ???” tanya Bu Leha dengan manja.

“Iya dong. Aku tak mau melewatkan sedetik pun hari ini” jawabku.

Bu Leha sedikit membungkukkan tubuhnya agar aku dengan mudah menggenjot Apemnya. Dengan puas aku menggenjot Apem Bu Leha hingga ia terkencing – kencing. Hebatnya ia bisa ngentot sambil mengiris cabai. Lalu aku cabut Rudalku dan aku mendatangi Ayu yang sedang sibuk mencuci. Aku sodorkan Rudalku ke dalam mulutnya dan Ayu pun melahap Rudalku sambil terus mencuci. Lalu aku menyuruh ayu untuk nungging di atas kloset duduk. Aku cobloskan saja Rudalku ke dalam Apemnya yang sempit itu. Ayu mendesah dengan sangat keras. Karena desahnya yang keras itu membuat Irma muncul dan melihat kami yang sedang ngentot. Aku tidak peduli Irma melihat kami karena toh dia juga masih kecil dan tidak tahu apa – apa. Setelah Ayu mendapati orgasmenya, aku pun berpindah ke Bu Leha yang masih sibuk dengan urusan iris – mengiris. Kali ini yang menjadi sasaranku adalah anusnya. Bu Leha kembali menungging dan langsung aku coblos Rudalku ke dalam anusnya. Anusnya benar – benar nikmat dan pagi ini aku ingin merasakannya untuk terakhir kalinya. Lalu aku orgasme dan memuntahkan spermaku di dalam anus Bu Leha. Ketika aku keluarkan Rudalku, lelehan spermaku juga ikut menetes keluar. Karena masih ereksi aku pun berpindah lagi ke Ayu yang kini sedang membilas pakaian. Kini anus Ayu yang menjadi sasaranku. Aku suruh Ayu berposisi doggy style di atas lantai. Aku masukkan dengan mudah ke dalam anusnya dan kembali aku genjot. Sempitnya anusnya pun membuat aku orgasme dengan cepat. Aku tarik keluar Rudalku dan aku tumpahkan spermaku di atas wajah Ayu yang cantik itu. Pagi itu aku benar – benar puas sekali hingga Rudalku loyo dan tidak bisa ereksi lagi.

Dan akhirnya waktu yang ditunggu pun tiba. Aku bersama dengan Ayu dan Irma pergi mengantar Bu Leha ke Lapas dengan meminjam mobil kantorku. Bu Leha duduk di kursi tengah sambil merangkul kedua anaknya. Ia tak henti – hentinya meneteskan air mata sepanjang perjalanan. Aku jadi tidak tega harus melepas kepergian Bu Leha kembali ke penjara. Lalu Bu Leha memintaku untuk menurunkannya di sebuah halte yang tidak jauh dari Lapas. Ia minta diturunkan disitu agar tidak ada yang mencurigaiku karena aku mengantar seorang narapidana kembali ke penjara. Sebelum turun dari mobil Bu Leha menasehati dan memberi pesan kepada kedua anaknya itu. Isak tangis pun kembali pecah dan aku juga ikut menangis. Meski Bu Leha adalah seorang narapidana tapi kasih sayangnya kepada kedua anaknya sangatlah besar. Kemudian Bu Leha memelukku dengan erat dan tak henti – hentinya mencium bibirku.

“Terima kasih atas semua bantuan Mas Devan. Aku titip kedua anakku ya Mas Devan. Tolong jaga mereka baik – baik” pesan Bu Leha kepadaku.

Untuk terakhir kalinya Bu Leha menyuruhku untuk meremas kedua payudaranya dari balik pakaian lapas yang dikenakannya. Aku meremasnya sepuasku karena aku mungkin tidak akan pernah lagi meremas payudaranya yang akan selalu aku rindukan itu. Setelah itu barulah ia turun dari mobil. Bu Leha jalan kaki menuju pintu gerbang yang letaknya tidak terlalu jauh dari halte. Aku menjalankan mobil perlahan menuju depan gerbang Lapas. Saat tiba di depan gerbang Lapas, seluruh sipir penjara yang melihat Bu Leha pun langsung menangkap Bu Leha. Mereka memborgol tangan Bu Leha sambil menyodorkan senjata api ke arah Bu Leha dan membawa Bu Leha dengan paksa ke dalam Lapas. Sebelum masuk ke dalam Lapas Bu Leha sempat melemparkan senyum kepada kami bertiga.

Setelah itu aku pun menjalani hari – hariku bertiga dengan Ayu dan Irma. Aku putuskan untuk menyekolahkan Irma di sebuah sekolah SLB karena aku juga ingin melihat Irma menjadi orang yang berhasil. Sementara kehidupanku dengan Ayu semakin hari semakin mesra. Yang ada di dalam pikiran kami hanya seks dan seks. Setiap hari setiap kali aku pulang bekerja Ayu selalu menyambutku dengan telanjang bulat dan langsung mengajakku untuk bercinta. Kini Ayu sudah berubah menjadi wanita yang binal seperti Ibunya. Aku tidak pernah bosan bercinta dengannya karena setiap hari kami selalu memperagakan posisi – posisi seks yang baru. Karena kemesraan itulah akhirnya terjadi kisah cinta antara aku dan Ayu. Aku memutuskan untuk menikahi Ayu. Kedua orangtuaku yang sudah bertemu dengan Ayu sangat setuju Ayu untuk menjadi istriku. Selain bisa memuaskanku di ranjang, Ayu juga sangat rajin dan cekatan. Ia pintar memasak dan sangat pintar menjaga situasi rumah. Saat akad pernikahan kami, Bu Leha ikut datang sambil didampingi beberapa sipir penjara. Aku sempat mengobrol dengan Bu Leha dan ia mengatakan hukumannya ditambah sebanyak tujuh bulan kurungan penjara. Bu Leha sama sekali tidak menyesal karena ia bahagia aku menikahi Ayu. Sejak saat itulah aku rajin mengunjungi Bu Leha di Lapas. Kami selalu melakukan seks saat bertemu. Pernah juga kami melakukan seks threesome bersama Ayu di dalam Lapas. Tapi sekarang aku sudah kembali ke kota J. Namun aku tetap rutin mengunjungi Bu Leha karena aku masih sering dipindahtugaskan ke kota
M. Hanya saja Ayu dan Irma sudah menetap di kota J.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

TAMAT !