Part 4
Saat itu situasinya terasa aneh sekali. Aku bingung harus
berbuat apa. Seorang gadis tiba – tiba saja ingin mengajakku bercinta. Apakah
ia benar – benar serius atau hanya ingin mempermainkanku. Sejujurnya dalam hati
kecilku aku sangat senang sekali Ayu mengajakku bercinta karena aku juga ingin
mencicipi tubuhnya itu. Tapi disisi lain aku pasti akan merasa bersalah pada Bu
Leha karena aku bercinta dengan anak gadisnya. Kemudian belum lagi aku menjawab,
Ayu menarik tanganku menuju kamarku dan mengunci pintunya. Ayu mendorong
tubuhku hingga aku tergeletak di tempat tidur. Ayu membuka dasternya dan
terlihat tubuh Ayu yang hampir bugil masih ditutupi oleh pakaian dalamnya yang
serba
putih itu. Lalu Ayu naik ke atas tubuhku menggoyangkan pantatnya tepat di atas Rudalku
yang sudah ereksi maksimal. Kemudian Ayu membuka kaitan BH nya dan membiarkan
payudaranya itu terlihat olehku. Tak kusangka payudara Ayu benar – benar
menggiurkan. Meski ukurannya kecil tapi sangat kenyal dan padat. Ditambah
putingnya yang berwarna pink itu sangat mungil seperti belum dijamah. Lalu Ayu
mengangkat kepalaku dan mengarahkannya ke payudara kirinya. Setan dalam diriku
kembali muncul dan menyuruhku untuk menghisap puting itu. Aku yang sudah
dirasuki birahi pun mengikuti bisikan setan itu. Aku hisap putingnya dengan
lembut. Aku jilat dan perlahan putingnya pun mengeras.
“Hisap terus pentilnya Mas. Rasanya sungguh nikmat dan geli” Kata Ayu.
Aku berpindah ke payudara kanannya. Kali ini aku hisap agak sedikit kuat dan ku lihat putingnya mulai menonjol keluar. Bentuk putingnya sangat lucu dan menggemaskan. Aku tak henti – hentinya menjilati kedua putingnya itu. Tanganku pun mulai aktif dengan meremasnya payudaranya. Ayu ikut membantu tanganku untuk meremas payudaranya. Tampaknya Ayu juga sudah dirasuki oleh birahinya. Lalu Ayu berbaring di sampingku dan membuka celana dalamnya. Aku sangat terpana melihat Apemnya yang bersih tanpa bulu. Apemnya sangat lucu dan imut meski tidak terlalu tembem. Bibir Apemnya berwarna coklat muda dan tampak nikmat untuk segera dijamah oleh lidahku. Aku mengelus tubuhnya mulai dari ujung kaki hingga ujung rambut.
“Apa kamu yakin ingin melakukan ini ???” tanyaku memastikan.
“Iya Mas Devan. Entot aku seperti kamu mengentot Ibuku. Tubuhku ini milikmu Mas Devan” kata Ayu dengan lirihnya.
Kemudian aku menelanjangi diriku sendiri dan berbaring kembali di samping Ayu. Aku memanjang wajahnya yang sangat Ayu seperti namanya. Aku kecup kening dan kedua pipinya dan berakhir di bibirnya. Aku kecup lembut dan ia pun juga membalasnya. Lidahku pun mulai keluar untuk menyeruak masuk ke dalam mulutnya. Ayu membuka mulutnya dengan lebar dan membiarkan lidahku menari di langit mulutnya. Lidah Ayu pun ikut membalasnya dengan masuk ke dalam mulutku. Tampak Ayu masih belum terlalu mahir dalam berciuman. Ia masih malu dan ragu untuk memainkan lidahnya itu. Tanganku turun ke bawah untuk melebarkan selangkangannya. Aku belai Apemnya dan sontak membuat tubuh Ayu bergetar hebat. Ayu pun mulai sedikit agresif dengan menjilati bagian dadaku yang agak bidang. Ia menjilati puting payudaraku dan itu sangat geli sekali. Aku berkali – kali tertawa dan mencoba menghindar ketika Ayu ingin menjilati putingku. Aku memang sangat sensitif bila ada yang menyentuh putingku. Perlahan Apem Ayu pun mulai basah. Aku masukkan jariku yang basah oleh cairan Apemnya ke dalam mulut Ayu. Dengan senang hati Ayu menjilati jariku yang lengket oleh cairannya. Kemudian aku masukkan satu jariku ke dalam lubang Apemnya. Kepala Ayu langsung mendongak ke atas dan lidahnya bermain di bibirnya sendiri. Tampaknya ia sangat menikmati tusukan jariku. Tangan Ayu mulai mencari – cari keberadaan Rudalku. Setelah didapatinya ia langsung menggenggamnya dengan sangat kuat. Itu membuat Rudalku jadi ngilu dan nyeri.
“Pelan – pelan dong. Sakit nih” kataku sambil meringis.
“Maaf Mas. Aku gak biasa pegang Rudal” jawab Ayu sambil mengelus Rudalku.
Aku pun mengajari Ayu bagaimana cara memegang Rudal yang baik dan benar. Aku menyuruhnya menggenggam Rudalku dengan sedikit lembut. Lalu aku suruh tangannya bergerak naik dan turun. Lama kelamaan ia pun mulai terbiasa. Ia tertawa sekaligus ngeri melihat Rudalku yang berukuran besar itu.
“Mana mungkin cukup Apemku dimasuki Rudal sebesar ini” kata Ayu.
“Buktinya Apem Ibumu bisa muat menampung Rudalku ini” jawabku yang diikuti tawa Ayu.
“Hahahaha. Mas ajari aku cara nyepong Rudal dong” pinta Ayu.
Lalu Ayu membungkuk tepat di depan Rudalku. Aku suruh ia untuk menjilati Rudalku dulu. Jilatannya terasa hangat dan Rudalku pun mulai basah. Kemudian aku suruh ia untuk menjilat biji pelirku sambil tangannya mengocok Rudalku. Lalu aku menyuruhnya untuk menjilati lubang Rudalku. Wajahnya pun mulai terlihat masam. Mungkin karena cairan Rudalku yang terasa asin di lidahnya. Kemudian barulah aku menyuruhnya untuk memasukkan Rudalku ke dalam mulutnya. Giginya masih sesekali mengenai batang Rudalku. Aku katakan padanya untuk menghisap Rudalku seperti sedang menghisap permen. Perlahan tapi pasti ia pun mulai mahir menghisap Rudalku meski aku belum begitu menikmatinya. Aku biarkan sejenak dirinya bereksperimen dengan Rudalku. Sementara aku sibuk meremas kedua payudaranya yang menggemaskan itu.
“Ayo kita ngentot Mas Devan” ajak Ayu. Ia pun kembali berbaring di sampingku.
“Kamu yakin mau melakukan ini kan ???” tanyaku lagi.
“Aku yakin Mas Devan sayang. Tubuhku ini milikmu” jawabnya sambil mencubit pipiku.
Aku mulai mengarahkan Rudalku ke lubang Apemnya. Aku gesek terlebih dahulu Rudalku di bibir Apemnya agar Apemnya semakin basah. Ia sangat gelisah seperti cacing ketika aku melakukan itu. Tangannya mencengkram tempat tidur dengan begitu kuat. Kemudian aku tekan Rudalku perlahan di lubang Apemnya. Sangat sempit sekali dan lebih sempit dari milik Bu Leha.
“Sakit sekali Mas” rintih Ayu.
“Iya cuma sebentar kok. Sebentar lagi kamu akan merasakan nikmat” kataku.
Perlahan demi perlahan batang Rudalku mulai masuk ke dalam Apemnya. Aku harus bersusah payah untuk memasukkannya. Dan akhirnya Rudalku bisa masuk seluruhnya. Ayu hanya bisa memejamkan mata dengan wajah kesakitan. Lalu aku cium bibirnya agar ia melupakan rasa perih di Apemnya. Dengan sangat pelan dan lembut aku mulai menggenjot Apemnya. Sangat sulit sekali menggenjot Apemnya karena sangat sempit. Aku jadi kasihan mendengar rintihan yang keluar dari mulut Ayu. Tapi karena sudah kepalang tanggung dan aku juga sudah merasa nikmat, aku lanjutkan saja menggenjotnya. Sedikit demi sedikit kecepatan genjotanku mulai aku tambah. Ayu juga tampaknya sudah beradaptasi dengan Rudalku. Sesekali ia mengerang nikmat. Ia tidak seperti Bu Ayu yang sangat binal. Ia tampak masih malu – malu untuk menunjukkan kebinalannya. Sambil meremas payudaranya aku terus menggenjot Apemnya. Tiba – tiba tubuh Ayu bergetar hebat dan aku merasakan ada cairan panas yang mengalir dari dalam Apemnya. Tampaknya Ayu sudah mendapati orgasmenya yang pertama.
“Aku sudah keluar Mas Devan” lirih Ayu.
“Iya nikmati aja dulu. Enak kan ???” tanyaku.
“Enak banget Mas. Habis ini aku mau gaya nungging” pinta Ayu.
Setelah 5 menit aku beri waktu istirahat, kami pun kembali
melanjutkan percintaan kami. Ayu sudah mengambil posisi nungging di atas tempat
tidur. Aku sudah bersiap menyodok
Apem Ayu dari belakang. Kali ini dengan sedikit mudah Rudalku bisa masuk ke
dalam Apem Ayu. Ayu pun mulai sedikit agresif. Ia ikut menggoyangkan pantatnya
maju mundur
seirama dengan genjotanku.
“Ahhhh…Ahhhhh…Ini nikmat sekali Mas Devan…Rudalmu terasa penuh di Apemku…ooohhhhh” Desah Ayu.
“Iya ayu…uuuuhhhh…Aku sebentar lagi udah mau keluar nih” balasku.
Aku semakin mempercepat genjotanku. Suara denyitan ranjangku sangat keras seperti mau roboh. Kemudian aku melihat adanya bayangan dari celah di bawah pintu kamarku. Bayangan itu terus bergerak dan aku menduga itu adalah bayangan Bu Leha. Aku yakin Bu Leha pasti sedang mengintip kami berdua. Tapi aku tidak peduli dan terus menggenjot Apem Ayu. Kali ini giliran orgasmeku yang hampir tiba.
“Aku mau muncrat nih” erangku sambil terus menggenjot Apem Ayu.
“Aku juga Mas Devan. Entot yang cepat Mas” suruh Ayu.
Aku keluarkan seluruh tenagaku dan saat spermaku sudah berada di ujung cepat – cepat aku keluarkan Rudalku. Aku tumpahkan semua spermaku di atas punggung Ayu yang putih mulus itu. Aku pun ambruk dengan nafas yang menderu. Apem Ayu sangat luar biasa hingga membuat aku keluar secepat ini. Terhitung aku hanya bercinta selama setengah jam saja. Ayu mengambil dasternya dan membersihkan spermaku yang menggenang di punggungnya. Kemudian ia berbaring di atas tubuhku.
“Kamu puas kan Ayu ???” tanyaku sambil membelai rambutnya yang panjang sebahu itu.
“Sangat puas Mas. Lebih enak Apemku atau Apem Ibuku Mas ???” tanya Ayu. aku bingung harus menjawab apa karena jepitan Apem keduanya hampir sama.
“Mungkin lebih nikmat punya kamu. Tapi secara permainan aku masih lebih suka ngentot dengan Ibumu” jawabku.
“Ya iya lah Mas. Ibuku kan ngentotnya lebih mahir dari pada aku” kata Ayu yang diikuti tawaku.
Setelah puas beristirahat Ayu pun kembali berpakaian. Ia membuka pintu perlahan dan melihat ke kiri dan ke kanan. Setelah aman barulah ia keluar dari kamarku. Sementara aku masih terbaring lemas sambil membayangkan Rudalku berada di Apem Ayu yang sungguh legit.
Kemudian malam hari pun tiba. Kami berempat duduk bersama di ruang tamu. Ayu dan Irma tampak bermanja – manja dengan Ibu mereka. Ini adalah malam terakhir Bu Leha menikmati udara bebas. Besok siang ia akan kembali menikmati kehidupannya di penjara. Melihat kebersamaan itu membuat aku menyuruh Bu Leha untuk mengurungkan niatnya kembali ke penjara.
“Sebaiknya Bu Leha tidak usah kembali ke penjara. Kasihan anak – anak Bu Leha nanti kesepian” kataku.
“Tidak bisa Mas. Bagaimanapun juga aku ini adalah narapidana. Aku harus kembali ke penjara untuk melanjutkan sisa hukumanku” jawabnya.
“Iya Mas Devan. Aku tidak masalah kalau Ibu harus kembali ke penjara. Karena sekarang sudah ada yang menjaga aku dan Irma” tambah Ayu.
Aku tersenyum mendengar perkataan Ayu. Gadis cantik itu benar – benar tegar sekali menjalani kehidupannya. Aku bertekad akan menjaga Ayu dan Irma sebaik mungkin hingga Bu Leha keluar dari penjara nanti. Malam pun semakin larut dan Irma tampak sudah tertidur di paha Bu Leha. Kami pun memutuskan untuk tidur.
“Aku aja yang tidur sama Irma, Bu. Ibu tidur sama Mas Devan aja” kata Ayu sambil mengerlingkan matanya kepada Ibunya.
Bu Leha mengacungkan jempolnya tanda mengerti. Kemudian Bu Leha mengajakku untuk segera ke kamar. Setibanya di kamar Bu Leha langsung menelanjangi dirinya sendiri.
“Malam ini aku mau kita ngentot sampai puas ya Mas Devan” kata Bu Leha sambil memelukku erat.
“Iya Bu Leha. Aku mau malam ini kita habis dengan ngentot sampai puas” kataku.
Bu Leha dengan tergesa – gesa melepaskan seluruh pakaianku. Seperti biasa hal pertama yang ia lakukan adalah menyepong Rudalku. Ia sangat tergila – gila sekali dengan Rudalku. Ia melahapnya dengan penuh nafsu yang membuat aku sampai keenakan. Aku hanya bisa mendesis dan mengerang sambil meremas rambutnya. Aku ingin menikmati malam ini dengan bercinta bersama Bu Leha. Setelah puas bermain dengan Rudalku, Bu Leha menyuruhku untuk berbaring di kasur. Bu Leha naik ke tempat tidur dan berjongkok tepat di atas wajahku. Dengan jarinya Bu Leha membuka belahan Apemnya. sangat merekah dan menggairahkan sekali Apemnya yang berwarna pink itu. Klitorisnya yang menonjol tampak siap untuk aku jilat.
“Jilatin itilku Mas. Buat aku sampai terkencing – kencing” kata Bu Leha.
Aku langsung melahap Apem Bu Leha. Aku melahapnya dengan buas seperti binatang yang akan menerkam mangsanya. Seluruh isi Apemnya tak luput dari sapuan lidahku. Lubang Apemnya terbuka dan menutup dan cairannya sangat banyak keluar. Tak lama kemudian orgasme pertama pun di dapat oleh Bu Leha. Air kencingnya mengalir deras masuk ke dalam mulutku. Karena aku jijik untuk menelannya, air kencing itu aku keluarkan lagi dengan cara menyemburnya ke Apem Bu Leha. Aku jilat lagi Apemnya dan ia kembali orgasme dan kali ini air kencingnya membasahi seluruh wajahku. Aku seperti orang yang sedang mandi dengan air kencing. Lalu Bu Leha berbalik dan kali ini ia memintaku untuk menjilati anusnya. Aku memang tergila – gila dengan anus Bu Leha. Aku ingin segera menancapkan Rudalku di dalamnya. Setelah puas menjilati dua lubang kenikmatan milik Bu Leha, sekarang waktunya acara utama dimulai. Bu Leha ingin melakukan anal terlebih dahulu. Karena sudah sering melakukan anal, anus Bu Leha jadi sedikit melebar dan sangat mudah memasukkan Rudalku ke dalamnya. Aku genjot anus Bu Leha dengan posisi doggy style. Ntah kenapa aku sangat menikmati anal seks malam itu. Mungkin karena ini akan menjadi malam terakhir ku dengan Bu Leha dan aku tidak ingin menyianyiakannya. Bu Leha hanya bisa mendesah dan mengerang kencang. Ia seakan tak peduli suara desahannya di dengar oleh Ayu yang mungkin sekarang sedang tidur. Puas dengan posisi doggu style, aku kembali berbaring dan melakukan posisi WOT. Dengan posisi ini Bu Leha menggenjot Rudalku seperti orang yang kerasukan. Rudalku terasa panas karena Bu Leha menggenjot Rudalku dengan cepat sekali. Payudaranya yang besar itu bergerak naik turun dan aku pun meremas sambil memelintir kedua putingnya. Tiba – tiba aku melihat kehadiran Ayu dari balik pintu kamarku yang tidak tertutup. Ayu tampak tersenyum melihat permainan kami berdua. Aku juga tersenyum melihat kehadiran Ayu. Lalu Ayu berdiri di depan pintu dan mengangkat dasternya. Ia mengelus Apemnya sambil melihat kami yang sedang ngentot. Melihat Ayu yang sedang bermasturbasi membuat aku jadi semakin bergairah. Aku ikut menggenjot Rudalku dan itu membuat Bu Leha semakin keenakan.
“Ahhh…Ahhh…Anusku enak banget nih dientot sama Rudal gede…Uuuuhhh…uuuuhhhh” desah Bu Leha tak karuan.
Kemudian Bu Leha mencabut Rudalku dan ia orgasme di atas wajahku. Aku menjilati Apemnya hingga bersih dan kali ini aku ingin menggenjot Apem Bu Leha. Aku suruh Bu Leha memasukkan Rudalku ke dalam Apemnya dan ia kembali menggenjot Rudalku. Ayu terlihat memberanikan diri untuk masuk ke dalam kamarku. Ia merangkul pundak Ibunya dari belakang yang membuat Bu Leha kaget.
“Loh kamu belum tidur sayang ???” tanya Bu Leha yang langsung berhenti menggenjot Rudalku.
“Belum, Bu. Aku mau ikut ngentot sama Ibu” kata Ayu.
Bu Leha hanya tersenyum dan mengangguk tanda memperbolehkan Ayu ikut dalam acara kami. Bu Leha mencabut Rudalku dan menyuruh Ayu untuk menjilati Rudalku. Ayu menjilati batang Rudalku yang basah oleh cairan Apem Ibunya. Ayu menjilatinya tanpa rasa jijik dan kali ini ia mulai mahir menjilati Rudalku. Sementara Bu Leha naik ke atas wajahku dan memintaku untuk menjilati Apemnya. Ayu tertawa melihat Ibunya yang terus terkencing – kencing ketika aku menjilati Apem Ibunya.
“Ibu kok kencing terus sih. Kasian tuh Mas Devan dikencingi terus” kata Ayu.
“Ibu paling gak kuat kalau Apem Ibu dijilat begini. Makanya Ibu kencing – kencing terus” jawab Bu Leha.
“Bu, aku bolehkan ngentot Rudal Mas Devan ???” tanya Ayu.
“Boleh sayang. Kamu kan tadi siang ngentot sama Mas Devan kan ???”
Kami berdua pun terdiam. Ternyata benar kalau bayangan yang aku lihat tadi siang adalah bayangan Bu Leha. Tapi aku tidak terlalu mempedulikannya. Lalu aku menyuruh Ayu untuk melepas semua pakaiannya dan naik ke atas ranjang. Ayu mengambil posisi dengan berjongkok di atas Rudalku. Ia menggesek Rudalku lebih dahulu di bibir Apemnya baru mencobloskannya ke dalam Rudalku. Kini aku sedang bercinta dengan dua wanita dan terlebih lagi keduanya adalah Ibu dan anak. Ini adalah pengalaman berharga bagiku yang tidak akan pernah aku lupakan. Melakukan threesome dengan Ibu dan anak mungkin jarang terjadi di dunia ini. Dengan penuh nafsu Ayu menggenjot Rudalku. Bu Leha pun berbalik dan kembali menyodorkan anusnya kepadaku untuk aku jilat. Kini Bu Leha dan Ayu saling berhadapan. Aku melihat Ayu memandang Ibunya dengan tatapan mesum. Kemudian secara tak terduga Ayu menjilati Apem Ibunya.
BERSAMBUNG