Part 2
“Yuk Rei…” Vivi berdiri sambil menarik tangan Reina.
“Lohhh… kalian mau kemana sih?” Aku bertanya pura-pura bodoh, Vivi dan Reina
hanya tersenyum nakal dan melangkah menuju kamar ganti.
“Aku mo pipis dulu…” Aku bangkit sambil meneguk segelas air Jeruk..
Farida menggeser kursinya sambil memberi jalan padaku “Loh ? kan tadi udah
pipis dua kali he he he” Farida cengengesan , aku mencubit pangkal lengannya
sampai Farida mengaduh.
Aku melirik kekiri dan kekanan, duh sepi amat ya ? ngak kira-kira nih yang
bikin WC, ngak kejauhan apa ?.
“Kree ketttttt” Suara pintu Wc yang jangan terpakai itu, hmm, lumayan bersih.
Selesai buang air kecil aku membuka pintu WC….
“Deggggg….!! Jantungku melompat karena kaget, didepan pintu WC bergerombollah
Para Om nakal lengkap dengan senyuman mesum menghiasi wajah mereka.
“Haii cantikkkk…..” salah seorang dari mereka meyapaku.
“Boleh dong kita kenalan…” salah seorang lagi menghadang jalanku
Aku tidak menjawab dan menghindar sampai….
“Awwww…!! Jangan kurang ajar yaa!! ” aku membentak sambil menepiskan tangan
salah seorang dari mereka yang meremas buah pantatku.
Aku membalikan tubuhku sambil melayangkan tanganku hendak
menampar orang brengsek itu namun dengan cekatan orang itu menangkap tanganku
selanjutnya salah seorang dari mereka mengulurkan tangannya dari belakang dan
meremas buah dadaku.
“Tolllllhhhmmmm….” Aku hendak berteriak minta tolong namun mulutku dibekap oleh
tangan yang lain, semakin kuat aku meronta, semakin kuat juga mereka memegangi
kedua tanganku sedangkan tangan-tangan yang lain meremas-remas buah Susuku
dalam gerakan yang teratur, yang lainnya meremas dan mengelusi buah pantatku,
dua pasang tangan lainnya asik merayapi kemulusan sepasang pahaku yang merapat
ketakutan.
Wahhhh !!! gawattt…!! aku harus mengatur strategi melawan kekerasan dengan
kelembutan, aku menjulurkan lidahku dan mengulas-ngulas telapak tangan orang
yang sedang membekap mulutku.
“Ehhh…!! Wahh..! kayaknya dia mau nehhh…!” orang itu memandangiku dengan
tatapan wajahnya yang mesum, aku pura-pura menatap orang dihadapanku dengan
tatapan mata yang sayu.
Wajah-wajah itu tersenyum ceria ketika aku merenggangkan kedua pahaku melebar.
Sebuah tangan segera mampir dan mengusap-ngusap selangkanganku, tangan itu
sepertinya sangat ahli dalam memberikan rangsangan dan tahu sebelah mana bagian
yang membuat tubuhku merinding dengan nikmat, entah siapa nama om Nakal yang
cengengesan berjongkok dihadapanku.
Orang itu melepaskan bekapan tangannya dari mulutku, kini
tangannya dipakai untuk menarik kepalaku dan kemudian “Hmmmm… Mmmmmhhh…”
tubuhku bergetar dengan hebat ketika bibir orang itu mengulum bibirku dengan
liar.
“MMMMM….HHH” sepasang telapak tangan kini menyusup masuk kedalam pakaian
renangku disebelah dada dari belakang dan meremasi payudaraku, telapak tangan
orang itu yang kasar mengelusi permukaan buah dadaku yang lembut,
Kecupan-kecupan nakal Para Om nakal hinggap silih berganti, mereka begitu
asiknya mempermainkan tubuhku.
Nafasku semakin tersendat-sendat ketika sebuah kepala mengendus-ngendus
selangkanganku, lidahnya yang nakal menyelinap menggeliat dengan nakal dari
sisi kanan pakaian renangku disebelah bawah, aku menolehkan kepalaku kebelakang
ketika merasakan bokongku ditekan perlahan kedepan sehingga kini aku
seolah-olah sedang menyodorkan bagian tubuhku yang paling sensitive untuk satu
, ohhh tidak..!! bahkan sekarang tambah jadi dua lidah nakal yang menyelinap
dari sisi kiri dan sisi kanan.pakaian renangku disebelah bawah. Dua orang
dihadapanku menarik pakaian renangku sampai melorot turun sebatas dada,
kemudian dua pasang tangan mereka yang kasar seolah berebutan mengelusi dan
meremasi buah dadaku.
“Ohhhhhhhhhhhh…….” Aku hanya dapat mendesah ketika merasakan cubitan-cubitan
kecil diputing susuku.
Sesekali tangan mereka memelintir-melintir puting payudaraku.
Mata mereka berbinar-binar menatap buah dadaku yang kecil namun
indah dan mulus ini, wajah mereka semakin mendekati payudaraku dan
“Ahhhhh…. Nnnnnnnggg…. Ssssshhhhhh” aku mendesis-desis merasakan lidah mereka
mengulas-ngulas putting susuku. “Slllccckkk… Slllllcccckkk” suara
jilatan-jilatan itu terdengar dengan keras.
Aku menolehkan wajahku kearah belakang ketika merasakan seseorang yang
mendorong bokongku dari belakan, menciumi telingaku, pada saat yang bersamaan,
dua orang yang sedang menjilati buah dadaku melakukan kenyotan-kenyotan kasar.
“Awwwhmmmm Mmmmmmmh” jeritan kecilku tengelam ketika mulut orang dibelakangku
menyumpal bibirku dan mengemut-ngemut dengan kuat, tangan orang itu sedikit
menjambak rambutku.
Dua orang laki-laki lain mengambil posisi berdiri disisi kanan dan kiriku
kemudian mereka menarik merentangkan tanganku kearah selangkangan mereka.
WHAAAAAAAA…!!, dari sebelah atas celana renang mereka, kedua orang itu
memasukkan tanganku kedalam celana renang masing-masing, ada benda keras kenyal
yang berdenyut-denyut tersentuh oleh tanganku, dengan reflek aku hendak menarik
tanganku namun kedua orang itu menahan gerakanku sambil memasukkan tanganku
semakin dalam kedalam celana renang mereka, Aduh, ada cacing raksaksa yang
mengeliut-geliut dan berdenyut-denyut tersentuh oleh telapak tanganku.
Mereka terkekeh-kekeh sambil terus menggeluti tubuhku, salah
seorang diantara mereka berkata
“Wahhhh… , asik nehhh, kita gilir gadis ini sampe puas…” sambil tangannya
menarik tanganku kearah kamar mandi.
Aku bertahan agar tubuhku tidak terseret oleh orang itu, orang itu menolehkan
kepalanya , wajahnya tampak beringas, aku tersenyum nakal kemudian aku
mengalungkan kedua lenganku pada orang dihadapanku, aku melangkah mundur dengan
perlahan-lahan menjauhi kamar mandi, sambil terkekeh-kekeh orang itu mengikuti
tarikan kedua tanganku dilehernya, sedangkan kedua tangannya merayap sambil
sesekali meremasi sepasang buah dadaku.
“Ahhhhh… Shhhhhh… Ahhhhh…”mulutku berusaha mendesah-desah menggoda , sambil
membimbing orang dihadapanku agar terpisah dari gerombolan para om nakal yang
terpaku dengan penuh nafsu memandangiku, rencananya sih aku bakal mengeluarkan
Jurus tinju Bayanganku kedada orang itu , setelah pelukannya terlepas aku
melakukan jurus hebat lainnya, Ehhhmmm, jurus langkah seribu alias ngacir.
Tiba-tiba si om nakal yang sedang kupeluk menerkam tubuhku, kedua tangannya
membelit melingkari pinggulku, kemudian om nakal dengan tubuh yang kekar berisi
itu mengangkat tubuhku.
“Awww…. Aduhh.. duhhhh….” Aku menjerit kecil ketika merasakan
tubuhku terangkat dan melayang diudara dalam dekapan tangan orang itu, mulut si
om nakal yang kini sejajar dengan buah dadaku menghisapi dan lidahnya yang
kasar menjilati kesana kemari, mulutnya terus mencumbui payudaraku.
Ohh Tidak ! MAMPUS AKU..! RENCANAKU GAGAL TOTAL…!
orang itu melangkahkan kakinya kearah bangku panjang tanpa sandaran yang
terlindung dibalik sebuah pohon rindang. Tampaknya situasi dan kondisi yang
bergejolak semakin kurang menguntungkanku.
Setelah menurunkan tubuhku si om nakal menekan bahuku agar duduk diatas kursi panjang
itu, kemudian ia berlutut sambil menangkap kedua kakiku, tangannya bergerak
keatas mengangkat dan mengangkangkan kedua kakiku melebar, secara otomatis
kedua tanganku bergerak kebelakang menopang berat tubuhku.
“WAhhh..! cetakan memek kamu bagus amat…He He He” Si Om berseru kagum sambil
memandangi selangkanganku, ia menatap belahan vaginaku yang tercetak dengan
jelas dari balik pakaian renang yang kukenakan.
“Haahhh ?..” Mataku melotot, sedangkan mulutku terbuka lebar ketika salah
seorang diantara mereka merogoh sesuatu dari balik celana renangnya dan menarik
benda panjang dan hitam itu keluar, tangannya menarik kepalaku dan menjejalkan
kepala kemaluan itu kedalam mulutku, aku mencoba menahan rasa jijik dan membuka
mulutku.
Ada rasa asin dan kesat ketika kepala penis itu masuk kedalam
mulutku dan memenuhi rongga mulutku, Si Om terkekeh-kekeh sambil menyuruhku
untuk menghisap kepala penisnya, Ihhhhhh…, ada sedikit lendir lengket yang
tertelan olehku. Dua orang om lainnya berlutut dibelakang punggungku dan
membantu menopang punggungku dengan tangan mereka sedangkan tangan mereka yang
satunya merayap dari belakang dan mengelusi buah dadaku yang mungil. Dua orang
om yang lain duduk disamping kiri dan kananku, tangan mereka masing masing
merebut kaki kanan dan kiriku kemudian menarik kedua kakiku mengangkang keatas.
Telapak tangan mereka yang kasar mengelusi pangkal pahaku yang halus dan
lembut, salah seorang dari mereka berkata padaku. “Rupanya kamu seorang gadis
yang baik dan penurut… He he he”
“Om liat ya…!!, ngintip dikit ngak apa kan !!!!”Kata Si Om yang berlutut
diantara kedua kakiku,ia merendahkan kepalanya , kedua tangannya menarik
pinggiran pakaian renang diselangkanganku, matanya melirik dari samping dan…
“Wheeeewww…. Gila, Ck Ck Ckk ” mulutnya berdecak kagum.
aku hanya dapat mengumpat dalam hati dan menyumpahi, moga-moga bintit tu
matanya !!!
Tangan si om perlahan-lahan menarik dan menyibakkan pinggiran
pakaian renangku diselangkangan kearah tengah agar ia dapat lebih jelas melihat
keindahan vaginaku. Terdengarlah seruan-seruan kagum ketika belahan
diselangkanganku dengan terpaksa menampakkan segala keindahannya.
“Essttt…, bibir memeknya…” tangan si om yang duduk disebelah kanan merayap dan
menggesek-gesek belahan bibir vaginaku, kemudian tangannya kembali merayap naik
merayapi pangkal pahaku.
“Ahhhhhh…. Ommmm…. Nnnnnhhhh…” Aku merintih-rintih ketika merasakan
jilatan-jilatan kasar pada belahan vaginaku, lidah itu menggeliat-geliat dan
terjepit dengan kuat oleh bibir bawahku, sesekali mulut si om menghisap
kuat-kuat lubang vaginaku.
“Awwwkssss….. CRRRTTT… CRRRRTTTT” Aku menjerit kecil merasakan cairan
kenikmatan itu berdenyut-denyut keluar , mulut Si Om dengan kasar menyeruput
cairan kental yang meleleh disela-sela lubang vaginaku.
Mataku terpejam rapat merasakan belaian, remasan dan elusan dari telapak tangan
mereka yang kasar namun memberikan sebuah sensasi yang berbeda jika
dibandingkan dengan elusan tangan Vivi, Farida ataupun Reina.
“Ahhhhhh… !! ” Aku berontak sambil menyilangkan kedua tanganku berusaha
melindungi kegadisanku ketika merasakan sebuah benda memaksa hendak menerobos
memasuki diriku, suara terkekeh-kekeh terdengar disekelilingku.
“Diammm…!!” si om yang berlutut dihadapanku membentak dengan
galak, tangan kanannya memegangi sebuah benda yang besar dan panjang, sedangkan
tangan yang kiri menepiskan kedua tanganku dengan kasar, aku menarik pinggulku
kebelakang menghindari kepala kemaluan si om yang bergerak-gerak hendak
memangsa kegadisanku.
“Kayanya dia ngak mau sama elu deh…, gimana kalau sama om aja, mau yah manis…?
” si om yang disebelah kiri membelai-belai rambutku.
“Ngak bisa!!, sama Om aja yukkkk….! ” si om yang disebelah belakang kanan ikut
protes.
“Jangannn mau sama mereka, Om yang paling hebat, dijamin kamu bakal puas… He eh
he” seorang lagi ikut protes.
“Udahhh…LAHHH !!, gimana kalau dia aja yang pilih , mau sama siapa kamu Hahhh ?
” Si Om yang ada dihadapanku tampak sewot.
Aku berpikir dengan cepat, yang samping kanan gembrot dan besar, yang samping
kiri tampak berotot kekar, dua om-om yang menyangga punggungku tampak
beringas…dan bertubuh tinggi tegap, Yang depan apa lagi, udah jelek, gembrot
berlemak , sangar kasarrrrr bangetttttt ! Aku menoleh ke si om bertubuh kurus
kerempeng yang tadi minta dioral, Hmmmmm…, kayaknya, ini deh yang cocok
“Sama Om Aja….” aku menatap dengan yakin kearah si om bertubuh kurus, si om
yang berlutut dihadapanku berdiri dan mengomel panjang lebar, protes dan
lain-lain….
Aku menolakkan tubuh si om kurus yang hendak merangkulku sambil
mengarahkan kemaluannya kelubang vaginaku.
“Lohhh… kenapa ? katanya mau sama Ommm Hemmmm…?” Tangan si om kurus mengelus
pahaku yang terjuntai dipinggiran bangku panjang itu.
“Malu Ommmm, Banyak Orangggg….” Jawabku sambil mendesah-desah , dengan
manja.aku berpegangan pada bahunya.
“Udahh…, semuanya sana , ntar tunggu giliran… He he he” si om kurus
terkekeh-kekeh, para om yang lain segera melangkahkan kakinya agak menjauh
sambil terus melotot menatapi sekujur tubuhku.
Aku berdiri, mataku menatap kebawah kearah si om bertubuh kurus kerempeng yang
lagi cengar-cengir menatap keatas kearah buah dadaku yang menggantung dengan
indah. Si Om bertubuh kurus itu berdiri dan kemudian merendahkan kepalanya
sedikit., lidahnya terjulur keluar dan menempel dipuncak buah Susuku, Lidah Si
Om mengulas-ngulas bulatan payudaraku, sesekali mulutnya mampir kepuncak buah
Susuku dan mengemut puncak Payudaraku kuat-kuat. Kaki Si Om sedikit mengangkang
ketika tanganku merayap membelai kepala kemaluannya. HMMMMMM
Aku rasa inilah saatnya yang paling tepat aku melepaskan….
keperawanku.
Ehhhh….bukan !! Maksudku melepaskan serangan perawan…..!!
“Hiattttt….!!!!” Dengan sekuat tenaga aku menghantamkan lututku kearah
selangkangannya, mata orang itu mendelik dan….
“Plakkkkkkkkk…..!!!” setelah melakukan tamparan yang keras kewajah orang itu
aku melompat kebelakang , korbanku terjengkang jatuh duduk kebelakang, Para Om
Nakal yang sedang bergerombol berseru kaget….
“Heiii…!” seseorang dari mereka melompat hendak menyergapku,
“Awwwww…!! ” dengan gesit Aku buru-buru menghindar sergapan orang itu dan lari
terbirit-birit ketakutan,
“Sialan luuuu…!Haaddduhhhhhh…!! Addddduhhhh “korbanku memegangi selangkangannya
,wajahnya mengernyit kesakitan, mulutnya terus mengaduh-ngaduh.
Salah seorang dari mereka menyelipkan jempolnya diantara Jari telunjuk dan jari
tengah kemudian mengacungkannya “tanda maksiat” itu kearahku, matanya
memandangiku dengan tatapan marah..
Setelah membenahi pakaian renangku yang sempat melorot, aku
balas mencibirkan bibirku sambil mengacungkan jari tengahku kearah gerombolan
para Om nakal yang menyebalkan itu.
Upssssss.. gawatttt!!! aku buru-buru ngacir ketika mereka tampak semakin marah
dan bergegas hendak menghampiriku.
“Lama amat May…Ehhh ada apa ? “Vivi tampak kaget sambil menatap ekspresi
wajahku yang ketakutan.
“ngak.., ngakkk apa koqq…”aku berusaha menenangkan diri, sambil menghabiskan
air jeruk pesananku.
“Pulang yuk…cape mo bobo ” Reina bergelayut dengan manja ditangan Vivi, tidak
berapa lama terdengar suara bangku yang digeser karena ditinggalkan oleh para
gadis cantik yang mendudukinya.
Sebelum naik kemobil aku menolehkan kepalaku kebelakang,dari kejauhan
segerombolan om nakal memandangiku dengan tatapan mata yang berkobar-kobar
antara nafsu dan marah, aku buru-buru masuk kedalam kemobil dan duduk baik-baik
disebelah Vivi.
“Mayyy, tadi kamu Onani dulu ya di WC?, Koq lama amat sihh…” Vivi mengerlingkan
matanya kearahku, bibirnya tersenyum-senyum.
“Aku ngak semaniak kamu dehhhh, Cuphhhh.. “Aku menjawab sambil
mencium pipi Vivi.
Wajahku merah padam membayangkan apa yang sebenarnya terjadi tadi.
“Ha Ha HA Mukanya merah, Jadi tadi keluar lagi yahhhh ?” Reina ikut nimbrung.
“Wahhhh… Si Maya sampe tiga kali, puas banget donggghh May…”Farida menyindirku.
“Glekkkkk…..” aku menelan ludah, kenikmatan yang ketiga hampir saja membuatku
kehilangan kegadisanku, aku merinding ngeri membayangkan keberingasan om-om tua
yang lebih pantas menjadi ayahku.
Tapi , Sebenarnya sih selain ada rasa takut dan kengerian yang menggedor-gedor
dadaku, ada juga rasa nikmat yang sulit kuungkapkan dengan kata-kata, akibat
elusan-elusan tangan – tangan kasar mereka ditubuhku, ciuman mereka dileher,
dibahuku, belum lagi hisapan-hisapan mulut yang rakus di lubang Vagina dan buah
dadaku.
Aku menutup buku diaryku,
Kemudian menggeliatkan tubuhku karena pegal
Duh, ngantuk, Hoaaammmmm…
Bobo dulu Ahhh…
===============================================================
Dari samping, aku memandangi dengan serius ke arah monitor
computer, Vivi tengah mengotak-atik computer miliknya, sementara Farida tengah
membolak-balik sebuah buku panduan, Reina sibuk memberikan arahan, biarpun
sering nyasar dan nggak nyambung, Yapppp, disinilah markas besar empat gadis
cantik bertubuh mulus dan seksi.
“Gimana? bisa nggak?” Reina bertanya pada Vivi, Vivi menggeleng-gelengkan
kepalanya, wajahnya tampak kebingungan.
“Mayyyyy, bantuin mikir donggg, koq malah bengong” Farida menolehkan kepalanya
kearahku.
Duh…,aku yang cantik dan tidak bersalah ini menjadi pelampiasan Farida.
“Yeee..!!, ini juga udah mikir keras, aku kan lagi berusaha supaya bisa
connect, terus nanya sama komputernya” aku menjawab sambil memasang wajah
serius.
“Huuuuuu….”Terdengar suara gaduh dari mulut Vivi, Reina dan Farida, mulut
mereka meruncing sambil menolehkan wajah kearahku.
“Vi , gantian sini…” Reina menggantikan posisi Vivi, sudah dari siang tadi
empat orang gadis cantik bergantian berusaha mengalahkan sang komputer yang
masih bandel, nggak mau connect ke internet, maklumlah, empat-empatnya nggak
tau cara setting modem dll dsb T_T Hiks hikkkk….
Aku bangkit dan berdiri di belakang bangku yang kini sedang
diduduki oleh Reina, sambil membungkukkan tubuhku, aku merayapkan tanganku ke
dada Reina.
“Maya.., Gelii.., aduhhh ni anak.!!.Emmmmhhhhhhh” Reina protes sambil
menepiskan tanganku.
“He he he, supaya kamu tambah semangat…”tanganku kembali merayap meremas-remas
dada Reina yang masih bersembunyi didalam baju seragamnya.
Vivi dan Farida tertawa kecil. Perlahan-lahan Tangan mereka mulai merayap
dengan jahil, kemudian menyibakkan rok seragam Reina keatas, sesekali Reina
mendesis sambil memejamkan matanya, kemudian kembali berusaha mengalahkan Mr.
Computer. Tanganku beraksi dengan lincah melepaskan kancing baju seragam Reina,
He he he duh terbuka deh…., mataku mengintip kebawah. Wow gundukan putih didada
Reina tampak begitu menggoda. Hmm Ukuran dada Reina termasuk sedang, gede
enggak, kecil juga enggak. Tanganku perlahan-lahan menyusup dari sebelah atas,
mengusap lembut gumpalan buah dada Reina yang sedikit tersembul,
“Ahhhhhh…., Mayyyyy… Ohhhhh”He he he sepertinya Reina agak terlena nih, matanya
terpejam-pejam , sesekali bibirnya mendesis-desis
Saatnya aku melakukan “Shock Therapy ala Maya”, “Hup!!!! dengan
cepat kedua tanganku menyelinap kebalik bra Reina sambil menggenggam buah
dadanya kuat-kuat. YESSSSS DAPET NEHHHHHHH !!!
“Aww….!!” Reina berseru kaget, namun ia tidak protes apalagi berdemo karena aku
meremas-remas buah dadanya dengan lembut, kemudian mengusapi puncak buah
dadanya sambil sesekali menarik-narik puting susu Reina yang mengeras.
“Hsssshhhh Mayyy, Ihhhh Faaa, Mmmhhh Viii” Reina meringis keenakan, sementara
tangannya memencet-mencet tombol keyboard
Tangan Reina hendak meraih mouse namun tidak jadi, Reina merapatkan pahanya
karena merasakan keenakan ketika tangan Farida mulai menggesek-gesek belahan
bibir vaginanya, tangannya memegangi tanganku yang masih mempermainkan putting
susunya, sementara tangan Vivi masih merayapi permukaan paha Reina yang mulus.
“Heennhhh, Ahhhhhh, Ohhhhhh” tangan Reina berjuang setengah mati berusaha
meraih mouse dan “Clikkkkkk”
“Hah… ituu…!!” mulut Vivi setengah terbuka gerakannya mendadak berhenti, jari
telunjukkan menunjuk kemonitor.
BERSAMBUNG.