Minggu, 28 Juli 2024

Istri temanku memang menggairahkan


 

Sebut saja namaku Arif (24 tahun), aku masih kuliah di Perguruan Tinggi Negeri di Kota Surabaya , aku memiliki kenangan yang indah bersama seorang wanita bernama Ima, (28 tahun) dia adalah istri temanku sekampung yang bernama Haris (35 tahun) dan bekerja di sebuah perusahaan swasta di Surabaya. Perselingkuhanku dengan Ima terjadi setahun yang lalu. Semua berawal dari pertemuanku dengan Haris yang tidak sengaja di sebuah kantor bank swasta di Kota Surabaya. Kami sama-sama terkejut karena bisa bertemu di kota perantauan, karena kami sebenarnya berasal dari Kota Kebumen. 

Setelah pertemuan itu Haris mengajak aku mampir ke rumah kontrakannya dan disanalah aku diperkenalkan dengan Ima, istrinya. Terus terang saat pertamakali bertemu aku sudah tertarik pada Ima karena cantik dan ramah, namun demikian aku sadar diri kalau dia ada yang punya. Singkat cerita… aku jadi sering main di rumah Haris dan aku jadi akrab dengan Ima.

Sekitar 3 bulan kemudian Haris dan Ima menawariku untuk tinggal dirumahnya dari pada aku kos sendiri, itung-itung menghemat biaya kuliah, karena masih ada kamar yang kosong dirumahnya. Tentu saja aku langsung menerima tawaran itu dan akupun segera pindah ke rumah Haris. Sejak tinggal bersama itu aku makin sering berinteraksi dengan Ima dan… perlahan akupun semakin tertarik padanya, aku sering mencuri-curi pandang untuk melihat kecantikannya.

Setiap pagi dan sore hari aku dapat melihatnya ketika dia selesai mandi karena selain waktu tersebut dia selalu berpakaian tertutup dan berjilbab. Kulitnya yang putih dan bodynya yang bahenol selalu membuatku gregetan… dan untuk melampiaskan hasratku aku selalu beronani ria di kamar mandi dengan berkhayal ngentot bersama Ima. Kegiatan itu selalu kulakukan hingga akhirnya sebuah kesempatan datang. Saat itu Haris mendapat tugas dari kantornya untuk mengikuti training karyawan di kantor pusat Jakarta salama 10 hari.

Setelah Haris pergi akupun mulai merancang strategi untuk merayu Ima agar mau di entotin. Dan rencana itu akhirnya berhasil pada hari ke 4 setelah Haris pergi. Pagi itu seperti biasa aku selalu mengintip Ima mandi, mumpung ada kesempatan saat suaminya tidak dirumah. Namun pagi itu benar-benar istimewa, karena Ima tidak hanya mandi, tetapi juga bermasturbasi dengan buah ketimun yang telah disiapkannya dan inilah kesempatanku.

Aku segera melucuti pakaianku dan bugil di depan pintu kamar mandi dan pada saat Ima keluar akupun segera menyergapnya, Ima terkejut dan berusaha berteriak, namun aku langsung membekap mulutnya. Dia terus berontak hingga handuknya terlepas dan kamipun jadi sama-sama bugil, akupun langsung menekan mental Ima. Sudahlah Ma… aku tau ko kamu lagi pingin ngentot, kamu kesepian kan di tinggal suami kamu ke Jakarta..? daripada pake ketimun mendingan pake punyaku aja. Namun dia terus berontak walau hanya sebentar. 

 

Serbuan jariku di memeknya dan permainan lidahku di leher dan toketnya membuatnya tak berdaya. Akhirnya diapun terangsang. Jariku terus kumainkan di memeknya, klitorisnya jadi basah dan memerah karena terus ku kocok-kocok dengan jariku. Lalu diapun mencapai orgasme. Tubuh Ima langsung lemas dan memeluk tubuhku, nafasnya terengah-engah seperti baru lari jarak jauh. Gimana Ma… enak kan…? Ima langsung memandangku dan memelukku dengan erat.

Rif kamu ko pintar si mainnin memek aku…? enak banget rasanya…!!! Itu masih pemanasan aja Ma, aku bisa membuat kamu lebih horny dari yang tadi…. kamu mau kannn? Ima langsung tersenyum dan meremas Penisku dengan gemas.

Aku tau ini artinya Ima tidak menolak, segera saja kugiring dia menuju ke kamar. Masih dalam kondisi bugil kami berjalan mesra kekamarku seperti pengantin baru. Sesampainya di kamar Ima langsung berbaring terlentang di atas kasur. Sesaat aku berdiri di sampingnya menikmati pemandangan ini. Ima memang wanita yang mantap abis… wajahnya cantik, bodinya putih dan mulus, namun yang membuatku kesengsem adalah Toketnya yang berukuran 36 C dan Vegynya yang bersih. Setelah puas memandanginya akupun langsung menindihnya, Kami berdua begumul mesra dengan penuh gairah.

Klitoris Ima yang merah berkilauan menjadi mainan bagi lidah dan bibirku… sungguh nikmat rasanya. Sesaat kemudian aku segera meminta Ima mengulum penisku, walaupun awalnya menolak karena belum pernah diapun akhirnya mau juga… bahkan merasa keenakan. Sambil menikmati sedotan Ima, kumainkan jari-jariku di Vegynya.

Akhirnya Ima pun mulai tak tahan, dia berhenti mengulum dan dengan malu-malu dia berkata, Rif…Aku sudah nggak tahan pingin ngentot ni… Punya kamu dimasukin ya…!! aku hanya tersenyum. Dalam hatiku aku berkata, akhirnya… tercapai juga harapanku…!! Segera saja Kulentangkan tubuh istri temanku itu dan langsung kuarahkan ujung penisku ke mulut Vegynya yang menganga lebar dan basah… Bless Slepp tenggelam sudah penisku..

 

 

Kulihat mata Ima terpejam dan dari mulutnya terdengar desahan Ohh…… Ahh…… dan perlahan aku mulai bergoyang maju mundur sambil tanganku terus meremas-remas toket Ima. slep…slep….slepp… suara yang merdu terdengat dari vegy Ima. Dia mulai merintih dan mendesah nikmat seiring dengan goyanganku yang kupercepat….Ah…Uhhh… Ooohh…. dan 3 menit kemudian tubuh Ima mulai mengejang dan Croooot…. Ima mencapai orgasme pertama dengan penisku.

Setelah beristirahat sebentar Ima kembali kuentoti, namun dalam posisi nungging dan rasanya benar-benar nikmat sambil meremas-remas pantat Ima yang putih dan bahenol kugoyangkan kontolku dengan tempo cepat sehingga Ima hanya mendesah saja.. lalu tak lama kemudian ia kembali orgasme yang kedua… Ima mengerang merasakan nikmatnya penisku… Oh… Ahhh… Rif… Penismu enak bangetz…… Oh…. Ahhh.

Sesudah itu kamipun beristirahat, sambil kupeluk tubuh Ima akupun berusaha merayunya… Ima maafin aku ya sudah berbuat kurang ajar sama kamu, terus terang sebenarnya aku sangat tertarik sama kamu, kamu sangat cantik. Ima pun langsung tersenyum dan menjawab. 

Sudahlah Rif… Ga papa ko… aku malah senang di kurang ajari sama kamu…. aku jadi bisa merasakan nikmatnya hubungan intim yang sebenarnya… karena selama ini Mas Haris belum pernah membuatku orgasme.

Sesudah perbincangan itu akupun merasa lega karena Ima mau menerimaku, akupun kembali mencumbuinya dan Ia menurut saja saat kembali kuentoti dalam berbagai macam gaya sampai akhirnya akupun mencapai orgasme dan tertidur kelelahan.

Siang harinya Ima membangunkanku dan mengajak makan siang bersama… Kulihat dia sudah berpakian rapi dan berjilbab seperti biasanya. Ima kamu ko sudah rapi mau kemana? Nggak kemana-mana, tadi baru saja jemput Muna (Muna anaknya Ima) dari sekolah. Oo aku baru ingat kalau Muna yang baru duduk di kelas 2 SD selalu di jemput saat pulang sedangkan saat berangkat ikut bonceng dengan tetangganya.

Aku segera bangun dan berpakaian lalu pergi ke kamar mandi. Selesai mandi aku melihat Ima sedang membuat teh di dapur entah kenapa tiba-tiba aku kembali horny melihat Ima. segera saja aku menghampirinya, Ima pun menyapaku… eh sudah mandi yaa.. pasti segerr!! aku hanya tersenyum dan langsung memeluknya dari belakang.

Dia berusaha menolak, jangan gitu Rif… nanti Muna melihat bisa masalah.. tapi aku tidak peduli dan langsung kusingkap roknya keatas dan kutarik CDnya kebawah… Ima tau maksudku Ia pun langsung bersikap, Rif kalau pingin lagi pintu dapurnya di tutup dulu… akupun segera menutupnya dan kembali menghampiri Ima yang sudah siap nungging dengan rok yang tersingkap sampai ke punggung, segera kulepas handukku dan kuarahkan penisku ke vegynya…. slep… Bless!!! setelah masuk akupun langsung bergoyang dengan cepat hingga kami mencapai orgasme bersama-sama.

Sejak saat itu, selama Haris masih di Jakarta aku bebas ngentot bersama Ima, dan untuk mengenang saat-saat indah itu aku merekam adegan ngentot kami dari semua lokasi di rumah Ima, mulai dari tempat tidur, dapur, kamar mandi, meja makan, ruang tamu, ruang TV, dan halaman belakang rumah. Bahkan ngentot di samping Muna yang sedang asik bermain boneka juga pernah kami coba dan sensasinya sungguh luar biasa.

Selama seminggu itu aku benar-benar puas ngentotin istri temanku itu dan satu hari sebelum Haris pulang, aku sengaja menyewa handycam untuk membuat film bokep pribadi. Tentu saja Ima menolak ide gilaku tersebut namun dengan sedikit rayuan diapun menurut saja. Dan adegan hot itu kami mulai setelah Muna berangkat sekolah.

Tanpa membuang waktu segera kuminta Ima melucuti bajunya di ruang tamu sambil kurekam. setelah bugil aku segera memintanya berbaring terlentang di kursi sofa dan bermasturbasi dengan ketimun yang telah kupersiapkan. Saat itulah aku datang dengan kondisi bugil menghampiri Ima setelah sebelumnya kuletakkan handycam di tripot dan aku setel otomatis. Diatas sofa itu kucumbui Ima dengan sangat hot… hingga puas. sesudah itu baru kami ngentot dengan beraneka gaya sampai kami orgasme bersamaan.

 

Setelah Istirahat cukup, pada siang harinya kami kembali beradegan ngentot di ruang dapur dan dilanjutkan di meja makan. Pada sore harinya kami kembali bermesum ria sambil nonton TV dan dilanjutkan ngentot di kamar mandi. Aksi kami terus ber lanjut di malam harinya di kamarku sampai pukul 8 malam. Kami benar-benar puas dibuat mabuk oleh birahi selama sehari.

 

Lalu sekitar jam 9 malam kami berdua pergi ke Bandara untuk menjemput Haris yang pulang dari Jakarta. Setelah Haris sampai kami bersikap biasa saja seolah tidak terjadi apa-apa selama kepergian Haris. Namun demikian sejak saat itu aku menjalin hubungan selingkuh dengan Ima. Setiap ada kesempatan bagus aku selalu memanfaatkan untuk bisa ngentot dengan Ima dan hubungan itu terus berlanjut hingga sekarang dan aku tidak tahu kapan akan berakhir.

 

Istri temanku horny


 

Dicky adalah sahabat baik ku, dia sudah beristri dan mempunyai satu anak yang berumur sekitar 3 tahun. Istrinya namanya Febby, dia sangat cantik dan seksi. Perawatannya memiliki tinggi kurang lebih 165cm dengan berat badan 55kg, badannya sangat seksi itu bias dilihat dari postur tubuhnya yang langsing.

payuadaranya yg kencang menantang dan pantatnya yang aduhai sangat menarik, bulat ketat. Keluarganya bisa dibilang sangat harmonis meskipun kadang-kadang ada perbedaan pendapat. Dicky bekerja disalah satu perusahaan besar dibandung, aku kurang jelas jabatannya sebagai apa, yang jelas dia selalu pulang larut malam demi menyelesaikan tugasnya. Aku dan Dicky sudah bagaikan saudara, kalau salah satu dari kita ada masalah kita pasti saling tukar pendapat.

 

Ooohh ya tidak lupa aku memprkenalkan diri namaku Sandi, umurku 27 tahun, aku masih bujang dan tinggal sendiri drumah yang lumayan besar. Aku sendiri mempunyai usaha mebel yang sudah berkembang jadi bias dibilang ekonomiku sudah lebih dari cukup. Sudah lama aku tidak berkunjung kerumah temanku Dicky karena kesibukan kita masing-masing.

Singkat cerita, suatu hari saat aku sedang santai dirumah tiba-tiba ada bel berbunyi.

“ Ting tong” Aku membukakan pintu, dan ternyata Febby istri Dicky yang datang kerumahku.

“Eeehh Febby ‘silahkan masuk, mari duduk” sapaku kepada Febby
Kemudian Febby masuk dan duduk diruang tamu rumahku.

“Ada apa niih kok tumben kamu kerumahku Febb” tanyaku
“gak papa mas, aku lagi berantem mas sama suamiku” jawab Febby
“Emang berantem kenapa”
“biasa gitu mas, mas Dicky orangnya egois, maunya menang sendiri gak mau nurutin yang aku mau, padahal aku gak meminta yang aneh2 hloo ”

“Mank minta apa to Febb” tanyaku penasaran
“Aaaahhh udah lah mas gak usah bahas itu aku males” ketus Febby
“iya deeh kalo gitu” jawabku
“Ohh ya mau minum apa Febb” maf aku sampe lupa menawarimu minum
“apa aja mas” jawab Febby

Sampai didapur entah setan apa yang menghinggapiku yang punya pikiran jelek untuk bisa memanfaatkan suasana dengan istri teman baikku tersebut, disiapkan aku terdiam sendiri didapur tapi pikiran kotor itu malah tambah berputar-putar diotakku. Aku menuju kamarku sebentar untuk mengambil obat perangsang yang aku beli setelah membaca Cerita Panas di Internet. Lalu aku mencampurkan obat persangsang tersebut dalam minumannya dan aku kembali keruang tamu.

“Maaf agak lama ya Febb” ucapku
“iya gak papa kok mas, santai aja” jawab Febby
“itu silahkan diminum Febb”

Lalu Febby pun meminumnya. Kita lanjut mengobrol biasa saja, Febby mulai bercerita panjang lebar tentang ketidaknyamanan keluarga akhir2 ini. Akupun menaggapinya dengan baik, memberikan saran-saran seakan-akan aku lebih dewasa. Setelah 20 menitan kita ngobrol panjang lebar Febby mulai merasa kegerahan (dalam hati aku berkata waah ini obat perangsangnya mulai bereaksi) dan akupun bertanya.

“Why you Febb”
“gak tau niih mas rasanya badanku panas semua” jawab Febby
“Sini deeh Febb masuk ruang tengah, ada kipas angin kok” ajakku
Febbypun masuk keruang tengah rumahku dan aku nyalakan kipas angin gantung.
“Febb aku tinggal sebentar ya, aku mau kekamar mandi” ucapku
“Iyha mas” jawab Febby

 

Aku sengaja berpura-pura kekamar mandi untuk mengintip gimana reaksi Febby selanjutnya. Didalam aku melihat Febby mulai meraba-raba lehernya, mengudal-adul rambutnya, tangan yang satu memegang payudaranya sendiri, tangan yang satu memegang memek nya meski Cuma dari luar celana yang ia kenakan. Aku didalam melihat Febby, akupun juga ikut terangsang dan tak lama aku keluar kembali keruang tengah dan aku melihat Febby sangat birahi.

Tanpa banyak kata Febby langsung menarik tanganku dan langsung menciumiku. Febby melumat abis bibirku dan akupun yang sudah terangsang meladeni permainan bibir Febby. Terdengar suara lirih dari Febby “Puaskan aku mas”. Akupun tambah mendengar lirihan Febby. Tangankupun segera merambat ke payudara Febby, sambil ciuman aku meremas remas payudara Febby, terasa sangat kenyal meskipun abru dari luar bajunya. Tangan Febbypun mulai memegang penisku yang sudah dari tadi sangat tegang dan kenceng sekali.

Aku mulai membuka baju Febby, kubuka kancing bajunya satu persatu dan melepaskan BH sekalian dan tampaklah susu montok kenceng milik Febby, aku yang sangat bernafsu langsung melumat kedua menempatkan merah milik Febby. Febby mendesah kenikmatan “Aaaahhhh… .Aaaahhhh..Puaskan aku mas” rintihan lirih Febby. Sambil melumat meletakkan Febby tangank membuka celana Febby dan celana dakamnya kemudian memasukan jariku kedalam vagina Febby Febby tambah merintih “Aaaarrrggghhh… .. Maaasssss….” Aku terus memasuk dan keluarkan jariku dari vagina Febby. 5 menit berselang Febby merintih “Maaasssss …… Akkuu… Keluuuuaaarrrr …….” Febby orgasme untuk yang pertama.

Setalah Febby orgasme aku menarik jariku dari memek Febby kemudian menyorotiohkan penisku kemulut Febby dan Febbypun langsung melumat batang kejantananku tersebut dengan lahapnya. Kepalaku tersentak merasa kemnikmatan yang tiada taranya saat Febby melumat habis penisku. Sambil penisku dilahap oleh Febby tangankupun meremas remas payudaranya. 5 menit Feb dengan mengulum penisku aku kemudian mencabut penisku dari mulut Febby dan mengarahkannya ke vaginanya. Kubuka lebar lebar kedua paha Febby dan perlahan kumasukan penisku “Blleeeeeesssss” seluruh penisku menancap di vaginanya.

Kumaju mundurkan penisku yang bersarang di vaginanya. Febby mendesah “AAaaaahhhhhh…” menikmati persetebuhan ini. Aku terus memompa vagina Febby yang terasa sangat menjepit itu. Sekitar 10 menit aku memompanya dengan posisi Febby dibawah aku di dalam posisi dan mengangkat tubuh Febby jadi sekarang tubuh Febby berada diatasku menindihku. Goyangan-goyangan Febby terasa sangat nikmat sekali. Febby memompa penisku, memaju maundurkan pantatnya membuat dia selalu merintih kenikmatan. Sekitar 3 menit Febby memompaku rintihannya kembali keluar “Aaaahhhhh… Aaaahhhhhhhh… ..Maaaaasssss… Andiiiin… .. keluar lagi …… untuk kedua kalinya Febby orgasme, raut wajah puas menyelimuti Febby.

Baca Juga Cerita Dewasa Selingkuh Di Hotel Dengan Lisa Tetanggaku

Sesudah Febby orgasme untuk yang kedua kalinya aku berganti gaya, sekarang aku menyuruh Febby nungging atau yang terkenal gaya “doggy style”. Aku masukan penisku lagi ke memeknya, kusogok Febby dari belakang, kumaju mundurkan penisku dan sambil kuremas-remas dua gunung kembar Febby. “Aaaahhh ,,, Maaasss… .Maaaasss… .Dasyat… ..” terucap dari bibir Febby saat sedang kuodok dia dari belakang. “Ploooook… .Plloookkk… ..Pllllooookkk… .suara benturan tubuhku dengan Febby menghiasi pergumulan ini.

Sambil kusodok dia dari belakang salah satu jariku masuk kedalam anus Febby dan tanpa bertanya Febby pun mengangguk tanda dia setuju jika penisku menghantam anus Febby. Langsung saja kumasukkan penisku kedalam anus Febby. Sungguh luar biasa, rasanya sangat sempit sekali, penisku terasa seperti terjepit. Desahan Febby pun semakin mengeras saat aku memasukkan penisku di anusnya “Oooouuuuuhhhhhh… ..Oooouuuuhhhhh….” desahan Febby pun semakin membuat aku bersemangat. Kupercepat gerakanku memaju mundurkan penisku di anusnya.Cerita Panas

15 menit berselang aku rasakan kalo aku sudah mau orgasme aku mencabut penisku dari memeknya dan mengarahkan penisku di mulut Febby dan meminta izin Febby untuk mengulumnya. Dikulumlah penisku oleh Febby dengan sangat nafsu dan sekitar bebrapa menit Febby mengulum penisku aku melawan kepala Febby dan “crooootts… .croootttsss… crooottsss… .. terasa banyak sekali spermaku membasahi mulut Febby, Febby semua spermaku lalu kukecup kening Febby sambil kubisikan“ kamu sangat binal Febb ”dan Febby pun hanya tersenyum.

Kemudian aku ajakan Febby untuk mandi bersama membersihkan badannya dari air liur yang membasahi tubuh Febby. Dan saat mandi, kembali penisku berdiri kencang, dan langsung kutarik Febby dan kembali lagi kita melakukan hubungan itu kurang lebih 30 menit. Setelah selesai dari kamar mandi kemudian kita menuju ruang tengah dan bersantai melihat televisi.

Tibalah sore hari dan Febby pun berpamitan untuk pulang dan aku meng ”iya” kannya dan tak lupa aku mengecup bibirnya untuk perpisahan kepuasan kita. Sesudah kejadian itu setiap Febby bertengkar dengan suaminya Febby selalu datang kerumahku dan selalu berakhir dengan hubungan intim tanpa sepengetahuan suaminya yang dimana itu adalah teman baikku sendiri.

TAMAT

 

Aku Berjanji Puaskan Istri Temanku


 

 Aku dan sahabatku ini tumbuh bersama, kami bersahabat sedari kecil, kenakalan kecil, belajar mabuk, melamar pekerjaan, bahkan main cewek pun kami selalu bersama. Denis memang ganteng dan lumayan play boy. Yang aku tahu pasti, dia termasuk hiper. Two in one selalu menjadi menu wajib kalo kami mampir ke jalan Mayora Subono Surabaya. Dia juga mempunyai banyak teman mahasiswi yang siap pakai dan lucunya dia sering menawari aku bercinta dengan gadis mahasiswinya di depan hidungnya. Terkadang dia mengajak threesome. Aku sih ok ok saja, why not enak kok dan lagi ketika itu aku cuma karyawan swasta yang bergaji kecil, sedangkan Denis sudah memiliki usaha sendiri yang cukup sukses.

Sayang sekali di usia 32, sahabatku ini mengalami kecelakaan yang membuat dia terpaksa menggunakan kursi roda. Padahal dia baru dua tahun menikah dan dikaruniai satu anak laki laki yang lucu.


Peristiwa ini benar benar membanting dirinya, untunglah Dea benar benar istri yang setia dan selalu memompakan semangat hidup agar Denis tidak menyerah. Sebagai sahabat akupun tidak bosan bosannya menghibur agar dia mau mencoba mengikuti terapi.


Seperti biasa di malam minggu aku main kerumahnya, daripada ngeluyur enggak karuan, maklum se-tua ini aku masih bujang.

 

"Don.. Elo masih ingat jaman kita gila dulu? Minimal gue selalu ambil dua cewek. Hahahaha dan mereka selalu ampun ampun kalo gue ajak lembur" Denis tersenyum senyum sendiri. Aku memahami rupanya Denis terguncang karena kemampuan sex yang dibanggakan mendadak hilang dari dirinya.

 

"Don, gue harus sampaikan sesuatu ke elo, kenapa gue selalu bicara tentang sex ke elo. Hhhhhhhh…. Gue kasihan sama Dea…. Dia istri yang baik dan setia, tetapi gue tidak mungkin memaksa dia untuk terus menerus mendampingi gue. Dia punya hak untuk bahagia" Denis terdiam cukup lama.


"Istriku masih muda, 26 tahun. Gue nggak ingin dia nanti menyeleweng. Lebih baik kami berpisah baik baik, dia bisa mendapatkan suami yang lebih baik" Matanya menerawang.

 

"Tapi Dea tetap bersikukuh tidak mau. Baginya menikah cuma sekali dalam hidupnya. Tetapi gue kuatir Don… Gue kuatir… Karena… Hhhhh karena…. Dea nafsunya besar. Bisa kamu bayangkan betapa tersiksanya dia. Kami dulu hampir setiap hari bercinta" Denis terdiam lagi lama.

 

Kemarin dia bicara 'Mas aku nggak akan menyeleweng, karena cintaku sudah absolut. Kalo kamu memaksa untuk berpisah, aku tidak bisa. Memang kalau bicara sex, sangat berat bagiku. Tapi kita bisa mencoba pakai tangan kan mas. Mas bisa puasin pakai tangan mas, pake lidah juga masih bisa…. Kita coba dulu mas…'

 

"Kami mencobanya Tetapi karena lumpuhku, jari dan lidahku tidak bisa maksimal, dan dia tidak mampu orgasme. Sempat juga pakai dildo. Itupun juga gagal. Ini lebih disebabkan posisi tubuhku yang tidak mendukung. Akhirnya aku mengatakan bahwa bagaimana kalau kamu mencoba pakai cowok beneran. Kita bisa pakai gigolo, asal kamu bercinta di depanku jangan di belakangku. Aku bilang bahwa ini hanya murni untuk menyenangkan dirinya. Kamu tahu? Istriku hanya menangis, dalam hatinya sebenarnya dia mungkin mau tapi entahlah. Hhh… Sebenarnya aku mau minta tolong kamu… Pertama kamu temanku, sudah seperti saudara sendiri, kamu belum menikah, kamu sekarang juga sudah nggak segila dulu… Mungkin udah berhenti ya? Jadi aku minta tolong bener-bener minta tolong puaskan istriku" Kata Denis, suaranya sedikit tercekat…

 

"No.. No.. No no no no…. Nggak Den.. Aku nggak mau… Maaf aku gak bisa bantu seperti itu, Dea wanita baik baik, aku melihatnya seperti malaikat. Dan aku sungguh menghormatinya. Sorry aku pulang dulu Den… Tolong pembicaraan ini jangan diteruskan" Aku menghindar.


Dea adalah wanita sempurna, cantik, hatinya lembut, setia ke suami, tidak neko neko, dan tubuhnya benar benar sempurna. Denis benar benar sinting kalo aku diminta meniduri istrinya.

 

Tiga minggu kemudian, pagi pagi aku mampir lagi ke rumahnya, aku pikir dia sudah tidak mau membicarakan itu lagi, ternyata aku salah. Kali ini dia memintaku sambil memohon, bahkan matanya berkaca kaca, "Don please, bantu aku, kamu tidak kasihan lihat istriku? Kami sudah sepakat kalau kamu dan dia tidak perlu ML. Mungkin memuaskan dengan tangan atau lidah", aku sungguh tidak setuju dengan rencananya, tapi melihat permintaannya hatiku trenyuh. "Ok Den, aku coba bantu, tapi aku perlu bicara dulu dengan Dea".

 

"Bicaralah dengannya, dia ada di halaman belakang, bicaralah" Desak Denis.


Perlahan aku melangkah ke bagian belakang rumahnya yang besar, aku lihat Dea sedang menyirami bunga anggrek, sinar matahari pagi turut menyiram wajahnya yang lembut, kimononya yang berwarna merah kontras sekali dengan kulitnya yang putih bersih.. Sungguh anggun… Mungkin Denis sudah memberi tahunya karena dia seperti menunggu kedatanganku.


"Hai De… Mana si kecil Andre? Masih tidur ya?" Tanyaku basa basi.


"Hai mas.. Iyaaa.. Andre masih bobo… Tumben datang pagi begini… Sudah sarapan belum?" Dea tersenyum lembut. Wajahnya hanya ber make up tipis, begitu sempurna.

 

"Udah kok, eh aku bantu potongin anggrek yuk? Dulu aku suka bantu ibuku merawat anggrek. Eehh ini sepertinya kepanjangan De.. Coba deh dipotong lebih pendek lagi, supaya lebih cepat berbunga" Kataku sok serius.


"Mas aku sangat mencintai mas Denis. Akupun tahu dia sungguh mencintaiku. Dia adalah suami yang pertama dan terakhir" Suaranya tercekat, wajahnya menunduk. Dea bicara langsung ke pokok persoalan. Ini lebih baik, karena semakin lama disini aku semakin canggung.

 

"Aku sungguh berharap, mas Donny tidak menganggapku wanita murahan. Mas Denis bilang bahwa kalau melihat aku bahagia maka dia juga bahagia. Jadi nanti apa yang kita lakukan harus masih dalam koridor saling menghormati ya mas" Kini matanya berkaca kaca.


"De, aku ikuti apa maumu, kalau nanti kamu minta berhenti, aku berhenti. No hurt feeling… Jangan kuatir aku tersinggung, Kamu adalah wanita yang paling aku hormati setelah ibuku. Aku… Aku akan memperlakukanmu dengan terhormat" Bisikku.

 

Perlahan Dea menarik tanganku menuju lantai 2, mungkin ini kamar tamu. Interior kamar sungguh nyaman, warna warna soft mendominasi, mulai dari warna bedcover, bantal dan gorden terkomposisi dengan baik, benar benar mendapat sentuhan wanita.


"Bagaimana dengan Denis? Dia pernah bilang kalo harus sepengetahuan dia.." Tanyaku kuatir, aku tidak mau dituduh mengkhianati sahabat sendiri.

 

"Mas Denis nanti datang setelah dia rasa kita ada hubungan chemistry yang lebih jauh. Aku juga keberatan kalo mas menyentuhku di depan mas Denis terlalu terus terang. Aku tidak mau hatinya sakit. Dan ditahap awal ini aku sungguh berharap kita tidak terlalu jauh. Mungkin aku belum terlalu siap… Dan maaf kalo tiba tiba aku minta berhenti.. Mas ngerti kan perasaanku?" Dea berkata dengan wajah menunduk. Tangannya terlihat gemetar ketika perlahan lahan membuka bedcover. Aku hanya mengangguk tanpa bicara.


Lalu Dea berjalan menuju meja rias, membelakangiku, perlahan dilepas cincin kawin dijarinya "Aku tidak bisa bercinta dengan orang lain dengan tetap memakai cincin ini" Katanya berbisik.

 

'Maafkan aku De, aku akan meperlakukan kamu dengan baik..' Bisikku dalam hati.


Perlahan dia berbalik menghadapku sambil membuka gaunnya, ternyata dibalik kimononya, Dea hanya memakai lingerie warna pink, G-string plus stocking putih berenda. Aku tidak mau sembarangan untuk memulainya. Ini aku pakai juga untuk menghormati mas Donny, Dea berjalan perlahan ke arahku. Aku hanya bisa menahan nafas, dadaku sesak bergemuruh, rasanya sulit untuk bernafas, rasanya aku tidak akan bisa menyentuhnya, dia terlalu indah, Dea terlalu indah untukku, kakiku lemas.

 

Dengan perlahan Dea membuka kancing bajuku, sedikit mengelus dadaku yang berbulu, wajahnya masih menunduk, tanganku menyentuh rambutnya lembut kemudian aku cium perlahan keningnya.. Dengan bertelanjang dada tanpa melepas celana panjangku, ku tuntun Dea ketempat tidur. Aku peluk lembut, aku ciumi keningnya berulang kali. Turun ke pelipis, lama aku cium di situ. Aku harus membuatnya rileks….

 

Matanya yang indah tampak berkaca kaca. Hembusan nafasnya masih memburu bergetar.
Aku mengerti Dea masih belum siap…
Aku bisikkan kata kata lembut ketelinganya "De… Kamu santai saja, aku nggak akan menyentuh yang nggak semestinya kok. Jangan kuatir, kita tidak terlalu jauh, ini hanya semacam perkenalan saja… Ok?" Dea mengangguk sambil memejamkan matanya mencoba menghayati.


Kemudian bibirku menyentuh pipinya, harum Kenzo di lehernya, menuntunku ke arah sana. Lehernya sungguh indah, bibirku menyelusuri leher jenjangnya sambil sekilas menciumi belakang telinganya.

 

"Oooohhhh.. Mas.. Ahhhh" Nafasnya dihembuskan panjang, rupanya tadi dia terlalu tegang. Aku tetap menciumi dia, tidak beranjak dari sekitaran pipi, kening, leher dan telinga. Sengaja tidak kucium bibirnya, takut membuat moodnya jadi hilang. Tetapi ternyata Dea sendiri yang mencari bibirku, dan mencium lembut perlahan. Badanku merasa meremang.


Kemudian kami berpandangan dekat, matanya lekat menghunjam mataku, seperti mencari kepercayaan disitu. Ini adalah titik kritis, berhenti atau lanjut…

 

Perlahan Dea memejamkan matanya, bibirnya sedikit terbuka, aku mengerti kalau ini semua bisa berlanjut lebih jauh. Kucium lama dan lembut bibirnya yang indah itu.


Perlahan bibirku turun ke leher sedikit ke bawah. Turun… Turun ke belahan dadanya yang ranum. Wanginya sungguh memabukkan. Dea hanya melenguh pelan "Eeehhhhh.. Mas".

 

Tanganku mulai mengelus pahanya, aku gosok perlahan, tanganku berhenti ketika jemari Dea menyentuh tanganku. Ahh mungkin aku terlalu jauh.. Ternyata jemari Dea menggosok permukaan lenganku. Kulanjutkan lagi gosokan tanganku ke pangkal pahanya.


Kusentuh missVnya yang hangat. Aku tidak membuat gerakan yang tiba tiba, semua harus mengalir lembut. Cukup lama jemariku menyentuh bulu bulunya. Bibirnya terasa dingin, Dea sudah mulai terangsang sambil masih mencium lembut bibirnya, jemariku mulai menyentuh klitorisnya, begitu tersentuh, Dea langsung merintih nafasnya memburu "Mas uffff.. Mas.." Cepat sekali vaginanya basah. Aku memahami, mungkin sudah satu tahun Dea tidak disentuh Denis.


Bibirku perlahan mulai mencium dari belahan dada menuju bukit indahnya. Belum pernah kulihat toket seranum ini. Lidahku menari nari diujung putingnya yang merah muda. Aku sentuh dengan ujung lidah kemudian sedikit aku sedot lalu aku lepas lagi, begitu berulang ulang. Nikmat sekali. Aku lirik wajah Dea merah padam, nafasnya tersengal sengal "Geliii… Aaahhhh… Geliii mas…. Jangan lama lama… Geli… Aduuuuhhh".

 

Sengaja aku teruskan jilatanku, dengan sedikit mengeluarkan erangan, agar Dea mengerti kalo aku sendiri juga super terangsang. Eranganku dengan erangannya kini bersahut sahutan. Kepala Dea bolak balik terbangun mungkin karena dia tidak tahan dengan gelinya. Jemariku bertambah cepat menggosok klitorisnya. Tiba tiba jemari Dea meremas rambutku dan kedua tangannya pun menekan kepalaku, sehingga aku sulit bernafas karena terbenam di toketnya. Pinggul Dea terangkat tinggi sambil merintih panjang "Masssssss… Ahhhhh Dea Orgasme….".

 

Pinggul kembali terhempas ke tempat tidur yang langsung terayun ayun, badannya melemas, tangannya lunglai ke bawah, sambil berkali kali menelan ludahnya Dea mulai menangis memalingkan wajahnya.

 

Aku ciumi lembut kepalanya, kucium air matanya di pipi, kemudian kucium tipis bibirnya.
Perlahan kepalaku turun ke leher, dada, perut, pusar dan berhenti di bulu bulu kemaluannya. Lidahku mulai menari di klitorisnya yang super basah. Dea hanya terdiam.

 

Aku masih sibuk menjilati vaginanya yang wangi. Dea mulai recovery lagi jemari lentiknya meremas rambutku. Dagunya terangkat ke atas, nafasnya terputus putus memburu. Perlahan kuturunkan celanaku. Bibirku kembali ke atas, mencium pusarnya, mengecup putingnya kemudian menyentuh bibirnya. Mataku beradu dengan matanya. Pandangan mataku bertanya, haruskah kuteruskan.

 

Dea mengerti kalau batangku menempel kemaluannya. Perlahan kakinya melingkar ke pahaku.. Mata kami tetap berpandangan. Ku gesekkan batangku perlahan lahan, Dea sedikit merintih, bibirnya terbuka..

 

Kepala batangku mulai menekan, menekan sedikit masuk, masuk lagi perlahan, lalu kaki Dea menekan pinggulku sehingga batangku lebih dalam masuk. Masuk seluruhnya.. Badanku meremang, batangku terasa hangat. Mata kami masih beradu pandang… Tiba tiba disudut matanya muncul air bening yang mengalir perlahan ke pipinya. Dea kembali menangis…

 

Kembali aku cium lembut bibirnya. Pinggulku tidak langsung aku gerakkan, agar dia merasa nyaman dulu dengan batangku didalam. Lalu Perlahan aku mulai gerakkan pinggulku sedikit demi sedikit, "Pelan pelan mas " Dea merintih.

 

Gerakan lebih kupercepat, aku rasakan batangku masuk sepenuhnya kedalam vaginanya, Tempat tidur mulai berguncang, bunyi geritan besi tempat tidur mulai keras terdengar.

 

Tiba tiba Dea memelukku erat, bibirnya mendekat ke telingaku dan berbisik "Kok besar sekali mas, terima kasih, nikmat sekali mas… Ooohhh nikmat" Dea kini lebih agresif menciumku, lidahnya mulai berani masuk ke mulutku.

 

Tubuh kami berguling, kini dia diatasku. Otomatis batangku lebih menghunjam ke dalam, posisi ini favoritku karena aku bisa sepenuhnya melihat kecantikannya, melihat lekuk tubuhnya, meremas dadanya dan pinggulnya lebih leluasa.


Gerakan tubuh Dea mulai liar, wajahnya berada keatas dengan mata terpejam. Gerakannya malah lebih cepat dari gerakanku. Tubuhnya mulai menggigil dipenuhi peluh yang mengucur deras di sela belahan toketnya, pemandangan ini membuat tubuhnya tampak sensual, kujilati semua peluhnya dengan nikmat. Dea mendekati puncak…. Sementara aku susah payah bertahan agar tidak ejakulasi.

 

"Aaaaaa… Aaaaaaahhhh.. Aahh!" Dia mulai tidak malu mengeluarkan rintihan dan erangan suaranya lebih keras, tiba tiba tubuhnya menghentak keras, lenguhannya memanjang kemudian tubuhnya lunglai ambruk di tubuhku. Segera kupeluk erat dan kucium lembut keningnya. Aku lega… Senang bisa memuaskannya..

 

"Terima kasih mas…. Terima kasih… Aku belum pernah merasa nikmat seperti ini, dua kali orgasme" Bisik Dea.


"Aku bisa teruskan kalo kamu mau, De" Bisikku sambil menciumi pelipisnya.
"Terima kasih… May be next time… Sekarang giliran mas Donny… Mas belum puas kan?" Aku tersenyum dan kugelengkan kepalaku.

"No… Tidak perlu… Itu tidak penting. Kamu bisa menikmati, itu lebih penting. Kalau aku turut mencari kepuasan artinya aku tidak menghargai kamu. Semua ini untuk kamu, De… Hanya untuk kamu" Dalam hati kumaki maki diriku, mengapa aku sok suci. Tetapi tak bisa kumaafkan diriku kalau aku ikut menikmati kesempatan emas ini, Dea bersedia bercinta denganku artinya dia sudah menghempaskan semua harga dirinya dihadapanku. Aku menghargai dan menghormatinya.

 

"Mas… Kamu baik sekali… Sungguh kamu baiiiikk sekali". Dea memelukku erat dan lama sekali sampai aku terengah engah karena kepalaku terbenam di belahan toketnya. Sebenarnya aku ingin meneruskan dengan melumat dan mengigit gigit putingnya, tapi aku tidak mau merusak suasana.

Mengapa Denis tidak kemari, bukankah dia minta kita bercinta di depannya. Aku tidak mau dikatakan mengkhianati teman…


"Mas Denis mungkin sudah melihat kita dari tadi, dia ada di ruangan dibalik kaca meja rias, itu kaca tembus pandang mas" Dea menjelaskan ketika melihat mataku memandang pintu.

"Oiya, mas gak bersih bersih badan? Aku bantu di kamar mandi yuk…" Sambil menarik tanganku.

Kami saling menggosok badan, aku remas lembut toketnya dari belakang dan mencium lembut punggungnya. Dea kembali merintih.. Tubuhnya berbalik kemudian melumat bibirku, benar benar agresif, tiba tiba Dea jongkok dan cepat menggenggam batangku sedetik kemudian mulutnya mengulum milikku yang makin mengeras penuh. Aku benar benar tidak menduga Dea melakukan itu. Tindakannya membuat kakiku lumpuh.

 

"Jangan De… Jangan De… Nanti aku keluar ahhh… De.. Sudah.. Please…" Rintihku.


Dea segera berdiri lagi lalu berbalik menghadap shower dinding. Aku mengerti dia ingin aku masuk dari belakang. Dengan guyuran air hangat, aku masukkan batangku cepat, aku sudah tidak tahan, nafsuku sudah memuncak, Dea pun menggerakkan tubuhnya mengimbangi tubuhku.

 

"Aaahhh mas…Aku… Aku… Ahhh... Aku…." Tubuhnya kembali menggeliat dan mengejang, jemarinya kuat meremas tangkai shower, sementara aku benar benar tidak dapat menguasai diriku.


Spermaku yang tertahan dari tadi akhirnya mau tak mau menyembur keluar, masuk jauh ke relung vaginanya… Sh(bip)t mengapa aku tidak bisa menahannya? Dea kembali jongkok dan kini membersihkan lelehan spremaku dengan lidahnya. Aduh aku merasa geli sekali. Dia kocok kocok lagi agar semua spermaku keluar. Kemudian mengakhirinya dengan sedotan panjang diujung batangku.


Ooohhhh Dea.. Kenapa aku harus ejakulasi…

 

Selesai berbersih diri dan memakai baju, kami keluar kamar. Rupanya Denis sudah menunggu di depan TV, dia tersenyum dari kejauhan. Aku merasa jengah, merasa tidak enak. Sementara Dea menunduk dan berjalan ragu ke sebelah suaminya.


Dari kursi rodanya, Denis memeluk pinggang istrinya "Terima kasih Don, kamu sahabat yang baik. Aku sudah melihat percintaan kalian tadi. Aku berharap kamu tidak keberatan untuk meneruskan nanti".

 

Aku hanya mengangguk pelan. Bisakah aku hanya bertahan murni bercinta tanpa melibatkan perasaan? Aku tidak yakin dengan diriku. Aku tidak yakin nanti tidak jatuh cinta kepada Dea… Dan aku yakin Dea pun mempunyai perasaan yang sama. Sorot matanya ketika bercinta tadi menunjukkan itu.