Sebut
saja nama ku Reni, wanita umur 38 thn dan orang-orang bilang bentuk tubuhku
amatlah proposional, tinggi 170 cm berat 55kg dan ukuran buah dada 34B,
ditunjang wajah cantik (itu juga orang-orang yang bilang) dan kulit putih
cerah. Sebelumnya aku memang sering bekerja menjadi SPG pada pameran mobil dan
banyak orang mengelilingi mobil yang aku pamerkan bukan utk melihat mobil
tetapi untuk melihatku.
Menikah dengan Adit, 30 thn, seorang pekerja sukses. Kami memang sepakat utk
tidak punya anak terlebih dahulu dan kehidupan seks kami baik-baik saja, Adit
dapat memenuhi kebutuhan seks ku yang boleh dibilang agak hyper..sehari bisa
minta 2 sesi pagi sebelum Adit berangkat kerja dan malam sebelum tidur.
Dan cerita ini berawal dari kesuksesan Adit bekerja di kantornya dan mendapat
kepercayaan dari sang atasan yang sangat baik. Kepercayaan ini membuat dia
sering harus bekerja overtime, pada awalnya aku bisa menerima semua itu tetapi
kelamaan kebutuhan ini harus dipenuhi juga dan itulah yang membuat kami sering
bertengkar karena kadang Adit harus berangkat lebih pagi dan lewat tengah malam
baru pulang.
Dan mulailah cerita ini ketika Adit mendapat tanggung jawab untuk menangani
suatu proyek dan dia dibantu oleh rekan kerjanya Wahyu dari luar kota. Pertama
diperkenalkan Wahyu langsung seperti terkesima dan sering menatapku, hal itu
membuatku risih. Wahyu cukup tampan gagah dan kekar.
Karena tuntutan pekerjaan dan efisiensi, kantor Adit memutuskan agar Wahyu
tinggal di rumah kami utk sementara. Dan memang mereka berdua sering bekerja
hingga larut malam di rumah kami. Wahyu tidur di kamar persis di seberang kamar
kami.
Sering di malam hari aku berpamitan tidur matanya yang nakal suka mencuri
pandang diantara sela-sela baju tidur yang aku kenakan. Aku memang senang tidur
bertelanjang agar jika Adit datang bisa langsung bercinta.
Pernah suatu saat ketika pagi hari kami aku dan Adit bercinta di dapur waktu
masih pagi sekali dengan posisiku duduk di meja dan Adit dari depan, tiba-tiba Wahyu
muncul dan melihat kami, dia menempelkan telunjuk dimulutnya agar aku tidak
menghentikan kegiatan kami, karena kami sedang dalam puncaknya dan Adit yang
membelakangi Wahyu dan aku juga tidak tega menghentikan Adit, akhirnya ku
biarkan Wahyu melihat kami bercinta tanpa Adit sadari hingga kami berdua
orgasme. Dan aku tahu Wahyu melihat tubuh telanjangku ketika Adit melepaskan
penisnya dan terjongkok di bawah meja.
Setelah kejadian itu Wahyu lebih sering memperhatikan tiap lekuk tubuhku.
Sampai suatu waktu ketika pekerjaan Adit benar2 sibuk sehingga hampir seminggu
tidak menyentuhku. Di hari Jum’at kantor tempat Adit bekerja mengadakan pesta
dinner bersama di rumah atasan Adit . Rumahnya terdiri dari dua lantai yang
sangat mewah di lantai 2 ada semacam galeri barang2 antik.
Kami datang bertiga dan malam itu aku mengenakan pakaian yang sangat seksi,
gaun malam warna merah yang terbuka di bagian belakang dan hanya dikaitkan di
belakang leher oleh kaitan kecil sehingga tidak memungkinkan memakai BH, bagian
bawahpun terdapat sobekan panjang hingga sejengkal di atas lutut, malam itu
saya merasa sangat seksi dan Wahyu pun sempat terpana melihatku keluar dari
kamar. Sebelum berangkat aku dan Adit sempat bercinta di kamar dan tanpa
sepengetahuan kami ternya Wahyu mengintip lewat pintu yang memang kami ceroboh
tidak tertutup sehingga menyisakan celah yang cukup untu melihat kami dari
pantulan cermin, sayangnya karena letih atau terburu-buru mau pergi Adit
orgasme terlebih dahulu dan aku dibiarkannya tertahan. Dan Wahyu mengetahui hal
itu.
Malam itu ketika acara sangat ramai tiba-tiba Adit dipanggil oleh atasannya
untuk diperkenalkan oleh customer. Adit berkata padaku untuk menunggu sebentar,
sambil menunggu aku ke lantai 2 untuk melihat barang2 antik, di lantai 2
ternyata keadaan cukup sepi hanya 2-3 orang yang melihat-lihat di ruangan yang
besar itu. Aku sangat tertarik oleh sebuah cermin besar di pojokan ruangan,
tanpa takut aku melihat ke sana dan mengaguminya juga sekaligus mengagumi
keseksian tubuhku di depan cermin, tanpa ku sadari di sampingku sudah berada Wahyu
.
“Udah nanti kacanya pecah lho..cakep deh..!”, canda Wahyu
“Ah bisa aja kamu Wahyu”,balasku tersipu.
Setelah berbincang2 di depan cermin cukup lama Wahyu meminta tolong dipegangkan
gelasnya sehingga kedua tanganku memegang gelasnya dan gelasku.
“Aku bisa membuat kamu tampak lebih seksi”,katanya sambil langsung memegang
rambutku yang tergerai dengan sangat lembut. Tanpa bisa mengelak dia telah
menggulung rambutku sehingga menampak leherku yang jenjang dan mulus dan terus
terang aku seperti terpesona oleh keadaan diriku yang seperti itu. dan memang
benar aku terlihat lebih seksi.
Dan saat terpesona itu tiba-tiba tangan Wahyu meraba leherku dan membuatku geli
dan detik berikutnya Wahyu telah menempelkan bibirnya di leher belakangku,
daerah yang paling sensitif buatku sehingga aku lemas dan masih dengan memegang
gelas Wahyu yang telah menyudutkanku di dinding dan menciumi leherku dari
depan. “Wahyu apa yang kamu lakukan..lepaskan aku Wahyu..lepas..!”,rontaku tapi
Wahyu tahu aku tidak akan berteriak di suasana ini karena akan mempermalukan
semua orang.
Wahyu terus menyerangku dengan kedua tanganku memegang gelas dia bebas meraba
buah dadaku dari luar dan terus menciumi leherku, sambil meronta-ronta aku
merasakan gairahku meningkat, apalagi saat tiba-tiba tangan Wahyu mulai meraba
belahan bawah gaunku hingga ke selangkanganku. “Wahyu..hentikan Wahyu aku
mohon..tolong Wahyu..jangan lakukan itu..”,rintihku, tapi Wahyu terus menyerang
dan jari tengah tangannya sampai di bibir vaginaku yang ternyata telah basah
karena serangan itu. Dia menyadari kalau aku hanya mengenakan G-string hitam
dengan kaitan di pinggirnya, lalu dengan sekali sentakan dia menariknya dan
terlepaslah G-stringku. Aku terpekik pelan apalagi merasakan ada benda keras
mengganjal pahaku. Ketika Wahyu sudah semakin liar dan akupun tidak dapat
melepaskan, tiba-tiba terdengar suara Adit memanggil dari pinggir tangga yang
membuat pegangan himpitan Wahyu terlepas, lalu aku langsung lari sambil
merapikan pakaian ku menuju Adit yang tidak melihat kami dan meninggalkan Wahyu
dengan G-string hitamku.
Aku sungguh terkejut dengan kejadian itu tapi tanpa disadari aku merasakan
gairah yang cukup tinggi merasakan tantangan melakukan di tempat umum walau
dalam kategori diperkosa.
Ternyata pesta malam itu berlangsung hingga larut malam dan Adit mengatakan dia
harus melakukan meeting dengan customer dan atasannya dan dia memutuskan aku
untuk pulang bersama Wahyu. Tanpa bisa menolak akhirnya malam itu aku diantar Wahyu,
diperjalanan dia hanya mengakatakan “Maaf Reni..kamu sungguh cantik malam ini.”
Sepanjang jalan kami tidak berbicara apaun. Hingga sampai dirumah aku langsung
masuk ke dalam kamar dan menelungkupkan diri di kasur, aku merasakan hal yang
aneh antara malu aku baru saja mengalami perkosaan kecil dan perasaan malu
mengakui bahwa aku terangsang hebat oleh serangan itu dan masih menyisakan
gairah. Tanpa sadar ternyata Wahyu telah mengunci semua pintu dan masuk ke
dalam kamarku, aku terkejut ketika mendengar suaranya’, “Reni aku ingin
mengembalikan ini”‘ katanya sambil menyerahkan G-stringku berdiri dengan celana
pendek saja, dengan berdiri aku ambil G-stringku dengan cepat, tapi saat itu
juga Wahyu telah menyergapku lagi dan langsung menciumiku sambil langsung
menarik kaitan gaun malamku, maka bugilah aku diahadapannya. Tanpa menunggu
banyak waktu aku langsung dijatuhkan di tempat tidur dan dia langsung
menindihku. Aku meronta-ronta sambil menendang-nendang?”Wahyu..lepaskan aku Wahyu..ingat
kau teman suamiku Wahyu..jangan..ahh..aku mohon”, erangku ditengah rasa bingung
antara nafsu dan malu, tapi Wahyu terus menekan hingga aku berteriak saat
penisnya menyeruak masuk ke dalam vaginaku, ternyata dia sudah siap dengan
hanya memakai celana pendek saja tanpa celana dalam.
“Ahhhh?Braam..kau..:’ Lalu mulailah dia memompaku dan lepaslah perlawananku,
akhirnya aku hanya menutup mata dan menangis pelan..clok..clok..clok..aku
mendengar suara penisnya yang besar keluar masuk di dalam vaginaku yang sudah
sangat basah hingga memudahkan penisnya bergerak. Lama sekali dia memompaku dan
aku hanya terbaring mendengar desah nafasnya di telingaku, tak berdaya walau
dalam hati menikmatinya. Sampai kurang lebih satu jam aku akhirnya melenguh
panjang “Ahhh?..” ternyata aku orgasme terlebih dahulu, sungguh aku sangat malu
mengalami perkosaan yang aku nikmati. Sepuluh menit kemudian Wahyu mempercepat
pompaannya lalu terdengar suara Wahyu di telingaku “Ahhh..hmmfff?” aku
merasakan vaginaku penuh dengan cairan kental dan hangat sekitar tiga puluh
deti kemudian Wahyu terkulai di atasku.
“Maaf Reni aku tak kuasa menahan nafsuku..”bisiknya pelan lalu berdiri dan
meninggalkanku terbaring dan menerawang. hinga tertidur Aku tak tahu jam berapa
Adit pulang hingga pagi harinya.
Esok paginya di hari sabtu seperti biasa aku berenang di kolam renang
belakang,, Adit dan Wahyu berpamitan untuk nerangkat ke kantor. Karena tak ada
seorang pun aku memberanikan diri untuk berenang tanpa pakaian. Saat asiknya
berenang tanpa disadari, Wahyu ternyata beralasan tidak enak badan dan kembali
pulang, karena Adit sangat mempercayainya maka dia izinkan Wahyu pulang
sendiri. Wahyu masuk dengan kunci milik Adit dan melihat aku sedang berenang
tanpa pakaian. Lalu dia bergerak ke kolam renag dan melepaskan seluruh
pakaiannya, saat itulah aku sadari kedatangannya, “Wahyu..kenapa kau ada di
sini?” tanyaku, “Tenang Reni suaimu ada di kantor sedang sibuk dengan
pekerjaannya”, aku melihat tubuhnya yang kekar dan penisnya yang besar
mengangguk angguk saat dia berjalan telanjang masuk ke dalam kolam “Pantas
sajaku semalam vaginaku terasa penuh sekali”‘pikirku. Aku buru-buru berenang
menjauh tetai tidak berani keluar dr dalam kolam karena tidak mengenakan
pakaian apapun juga. Saat aku bersandar di pingiran sisi lain kolam, aku tidak
melihat ada tanda2 Wahyu di dalam kolam. Aku mencari ke sekeliling kolam dan
tiba-tiba aku merasakan vaginaku hangat sekali, ternyata Wahyu ada di bawah air
dan sedang menjilati vaginaku sambil memegang kedua kakiku tanpa bisa meronta.
Akhirnya aku hanya bisa merasakan lidahnya merayapai seluruh sisi vaginaku dan
memasuki liang senggamaku..aku hanya menggigit bibir menahan gairah yang masih
bergelora dari semalam. Cukup lama dia mengerjai vaginaku, nafasnya kuat sekali
pikirku. Detik berikutnya yang aku tahu dia telah berada di depanku dan
penisnya yang besar telah meneyruak menggantian lidahnya? “Arrgghh..” erangku
menahan nikmat yang sudah seminggu ini tidak tersentuh oleh Adit. Akhirnya aku
membiarkan dia memperkosaku kembali dengan berdiri di dalam kolam renang. Sekarang
aku hanya memeluknya saja dan membiarkan dia menjilati buah dadaku sambil terus
memasukan penisnya keluar masuk. Bahkan saat dia tarik aku ke luar kolam aku
hanya menurutinya saja, gila aku mulai menikamti perkosaan ini, pikirku, tapi
ternyata gairahku telah menutupi kenyataan bahwa aku sedang diperkosa oleh
teman suamiku. Dan di pinggir kolam dia membaringkanku lalu mulai menyetubuhi
kembai tubuh mulusku..”Kau sangat cantik dan seksi Reni..ahh” bisiknya
ditelingaku.
Aku hanya memejamkan mata berpura-pura tidak menikmatinya, padahal kalau aku
jujur aku sangat ingin memeluk dan menggoyangkan pantatku mengimbangi goyangan
liarnya. Hanya suara eranggannya dan suara penisnya maju mundur di dalam
vaginaku, clok..clok..clep..dia tahu bahwa aku sudah berada dalam kekuasaannya.
Beberapa saat kemudian kembali aku yang mengalami orgasme diawali eranganku
“Ahhh..” aku menggigit keras bibirku sambil memegang keras pinggiran kolam,
“Nikmati sayang?”demikian bisiknya menyadari aku mengalami orgasme. Sebentar
kemudian Wahyu lah yang berteriak panjang, “Kau hebat Reni..aku cinta
kau..AAHHH..HHH” dan aku merasakan semburan kuat di dalam vaginaku. Gila hebat
sekali dia bisa membuatku menikmatinya pikirku. Setelah dia mencabut penisnya
yang masih terasa besar dan keras, aku reflek menamparnya dan memalingkan
wajahku darinya. Aku tak tahu apakah tamparan itu berarti kekesalanku padanya
atau karena dia mencabut penisnya dari vaginaku yang masih lapar.
Setelah Adit pulang herannya aku tidak menceritakan kejadian malam lalu dan pagi
tadi, aku berharap Adit dapat memberikan kepuasan padaku. Dengan hanya
menggenakan kimono dengan tali depan aku dekati Adit yang masih asik di depan
komputernya di dalam kamar, lalu aku buka tali kimonoku dan kugesekan buah
dadaku yang besar itu ke kepalanya dari belakang, berharap da berbalik dan
menyerangku. Ternyta yang kudapatkan adalah bentakannya “Reni..apakah kamu tak
bisa melihat kalau aku sedang sibuk? Jangan kau ganggu aku dulu..ini untuk masa
depan kita” teriaknya keras. Aku yakin Wahyu juga mendengar teriakannya. Aku
terkejut dan menangis, lalu aku keluar kamar dengan membanting pintu, lalu aku
pergi ke pinggir kolam dan duduk di sana merenung dan menahan nafsu. Dari kolam
aku bisa melihat bayangan di Adit di depan komputer dan lampu di kamar Wahyu.
Tampak samar-samar Wahyu keluar dari kamar mandi tanpa sehelai benangpun
menutupi tubuhnya. Karena di luar gelap tak mungkin dia melihatku.
Tanpa sadar aku mendekat ke jendelanya dan memperhatikan Wahyu mengeringkan
tubuh. Gila kekar sekali tubuhnya dan yang menarik perhatianku adalah penisnya
yang besar dan tegang mengangguk-angguk bergoyang sekanan memanggilku. Aku malu
sekali mengagumi dan mengaharapkan kembali penis itu masuk ke dalam vaginaku
yang memang masih haus. Perlahan aku membelai-belai vaginaku hingga terasa
basah, akhirnya aku memutuskan untuk memintanya pada Wahyu, dengan hati yang
berdebar kencang dan nafsu yang sudah menutupi kesadaran, aku nekat masuk ke
dalam kamar Wahyu dan langsung mengunci pintu dari dalam. Wahyu sangat terkejut
“Reni..apa yang kamu lakukan?”, aku hanya menempelkan telunjuk di bibirku dan
memberi isyarat agar tidak bersuara karena Adit ada di kamar seberang.
Langsung aku membuka pakaian tidurku dan terpampanglah tubuh putih mulusku
tanpa sehelai benagpun di hadapannya, Wahyu hanya terperangah dan menatap kagum
pada tubuhku. Wahyu tersenyum sambil memperlihatkan penisnya yang semakin membesar
dan tampak berotot. Dengan segera aku langsung berlutut di hadapannya dan
mengulum penisnya, Wahyu yang masih terkejut dengan kejadian ini hanya mendesah
perlahan merasakan penisnya aku kulum dan hisap dengan nafsuku yang sudah
memuncak.
Sambil mulutku tetap di dalam penisnya aku perlahan naik ke atas tempat tidur
dan menempatkan vaginaku di mulut Wahyu yang sudah terbaring, dia mengerti
maksudku dan langsung saja lidahnya melahap vaginaku yang sudah sangat basah,
cukup lama kami dalam posisi itu, terinat akan Adit yang bisa saja tiba-tiba
datang aku langsung mengambil inisiatif untuk merubah posisi dan perlahan duduk
di atas penisnya yang sudah mengacung tegang dan besar panjang.
Perlahan aku arahkan dan masukan ke dalam lubang vaginaku, rasanya berbeda
dengan saat aku diperkosanya, perlahan tapi pasti aku merasaskan suatu sensasi
yang amat besar sampai akhirnya keseluruhan batang penis Wahyu masuk ke dalam
vaginaku “Ahh..sssfff..Braaam!” erangku perlahan menahan suara gairahku agar
tidak terdengar, aku merasakan seluruh penisnya memenuhi vaginaku dan menyentuh
rahimku.
Sungguh suatu sensasi yang tak terbayangkan, dan sensasi itu semakin bertambah
saat aku mulai menggoyangkan pantatku naik turun sementara tangan Wahyu dengan
puasnya terus memainkan kedua buah dadaku memuntir-muntir putingku hingga
berwarna kemerahan dan keras “ahh..ahh..” demikian erangan kami perlahan
mengiringi suara penisnya yan keluar masuk vaginaku clok..clok..clok? Tak tahan
dengan nafsunya mendadak Wahyu duduk dan mengulum buah dadaku dengan rakusnya
bergantian kiri kanan bergerak ke leher dan terus lagi. Aku sungguh tak dapat
menahan gairah yang selama ini terpendam.
Mungkin karena nafsu yang sudah sangat tertahan atau takut Adit mendengar tak
kuasa aku melepaskan puncak gairahku yang pertama sambil mendekap erat Wahyu
dan menggigit pundaknya agar tidak bersuara, kudekap erta Wahyu seakan tak
dapat dilepaskan mengiringi puncak orgasmeku. Wahyu merasakan penisnya disiram
cairan hangat dan tahu bahwa aku mengalami orgasme dan membiarkanku mendekapnya
sangat erat sambil memelukku dengan belaian hangatnya. Selesai aku orgasme
sekiat 30 detik, Wahyu membalikan aku dengan penisnya masih tertancap di dalam
vaginaku. Wahyu mulai mencumbuku dengan menjilati leher dan putingku perlahan,
entah mengapa aku kembali bernafsu dan membalas ciumannya denga mesra, lidah
kami saling berpagutan dan Wahyu merasakan penisnya kembali dapat keluar masuk
dengan mudah karena vaginaku sudah kembali basah dan siap menerima serangan
berikutnya.
Dan Wahyu langsung memompa penisnya dengan semangat dan cepat membuat tubuhku
bergoyang dan buah dadaku bergerak naik turun dan sungguh suara yang timbul
antara erangan kami berdua yang tertahan derit tempat tidur dan suara penisnya
keluar masuk di vaginaku kembali membakar gairahku dan aku bergerak menaik
turunkan pantatku untuk mengimbangi Wahyu.
Dan benar saja 10 menit kemudian aku sampai pada puncak orgasme yang kedua,
dengan meletakan kedua kakiku dan menekan keras pantatnya hingga penisnya
menyentuh rahimku.
Kupeluk Wahyu dengan erat yang membiarkan aku menikmati deburan ombak
kenikmatan yang menyerangku berkali-kali bersamaan keluarnya cairanku. Kugigit
bibirku agar tidak mengeluarkan suara, cukup lama aku dalam keadaan ini dan
anehnya setelah selesai aku berada dalam puncak ternyata aku sudah kembali
mengimbangi gerakan Wahyu dengan menaik turunkan pantatku. Saat itulah kudengar
pintu kamarku terbuka dan detik berikutnya pintu kamar Wahyu diketuk Adit, “Wahyu..kau
sudah tidur?”, demikian ketuk Adit. Langsung saja Wahyu melepaskan pelukannya
dan menyuruhku bersembunyi di kamar mandi. Sempat menyambar pakaian tidurku
yang tergeletak di lantai aku langsung lari ke kamar mandi dan mengunci dari
luar. Sungguh hatiku berdebar dengan kerasnya membayangkan apa jadinya jika aku
ketahuan suamiku.
Wahyu dengan santai dan masih bertelanjang membuka pintu dan mengajak Adit
masuk, Adit sempat terkejut melihat Wahyu telanjang,”Sedang apa kamu Wahyu”
tanpa curiga dengan tempat tidur yang berantakan yang kalau diperhatikan dari
dekat ada cairan kenikmatanku. Wahyu hanya tersenyum dan mengatakan,”Mau tau
aja..” Dasar Adit dia langsung membicarakan suatu hal pekerjaan dan mereka
terlibat pembicaraan itu. Kurang lebih sepuluh menit mereka berbicara dan
sepuluh menit juga hatiku sungguh berdebar-debar tapi anehnya dengan keadaan
ini nafsuku sungguh semakin menjadi-jadi. Setelah Adit keluar, Wahyu kembali
mengunci pintu kamar dan mengetuk kamar mandi perlahan,”Reni buka
pintunya..sudah aman”. Begitu aku buka pintunya Wahyu langsung menarik aku dan
mendudukanku di meja dekat kamar mandi, langsung saja dibukanya kedua kakiku
dan bless penisnya kembali memenuhi vaginaku “Ahhh..ahh..” erangan kami berdua
kembali terdengar perlahan sambil terus menggoyangkan pantatnya maju mundur Wahyu
melahap buah dadaku dan putingku.
Sepuluh menit berlalu dan goyang Wahyu semakin cepat sehingga aku tahu dia akan
mencapai puncaknya, dan akupun merasakan hal yang sama “Braaam lebih cepat
sayang aku sudah hampir keluar..” desahku “Tahan sayang kita bersamaan
keluarnya”, dan benar saja saat kurasakan maninya menyembur deras dalam
vaginaku aku mengalami orgasme yang ketiga dan lebih hebat dari yang pertama
dan kedua, kami saling berpelukan erat dan menikmati puncak gairah itu
bersamaan. “Braaammm..,” desahku tertahan. “Ahhh Reni..kau hebat..” demikian
katanya.
Akhirnya kami saling berpelukan lemas berdua, sungguh suatu pertempuran yang
sangat melelahkan. Saat kulirik jam ternyata sudah dua jam kami bergumul.
“Terima kasih Wahyu..kau hebat..” kataku dengan kecupan mesra dan langsung
memakai pakaian tidurku kembali dan kembali ke kamarku. Adit tidak curiga sama
sekali dan tetap berkutat dengan komputernya dan tidak menghiraukanku yang
langsung berbaring tanpa melepas pakaianku seperti biasanya karena aku tahu ada
bekas ciuman Wahyu di sekujur buah dadaku. Malam itu aku merasa sangat bersalah
pada Adit tapi di lain sisi aku merasa sangat puas dan tidur dengan nyenyaknya.
Esoknya seperti biasa di hari Minggu aku dan Adit berenang di pagi hari tetapi
mengingat adanya Wahyu, kami yang biasanya berenang bertelanjang akhirnya
memutuskan memakai pakaian renag, aku syukuri karena hal ini dapat menutupi
buah dadaku yang masih memar karena gigitan Wahyu. Saat kami berenang aku
menyadari bahwa Wahyu sedang menatap kami dari kamarnya. Dan saat Adit sedang
asyik berenang kulihat Wahyu memanggilku dengan tangannya dan yang membuat aku
terkejut dia menunjukan penisnya yang sudah mengacung besar dan tegang. Seperti
di hipnotis aku nekat berjalan ke dalam.”Ron aku mau ke dalam ambil makanan
ya..!” kataku pada Adit, dia hanya mengiyakan sambil terus berenang, Adit
memang sangat hobi berenang bisa 2 jam nonstop tanpa berhenti.
Aku dengan tergesa masuk ke dalam dan menuju kamar Wahyu. Di sana Wahyu sudah
menunggu dan tak sabar dia melucuti pakain renangku yang memang hanya
menggunakan tali sebagai pengikatnya. “Gila kamu Wahyu..bisa ketahuan Adit
lho,” protesku tanpa perlawanan karena aku sendiri sangat bergairah oleh
tantangan ini. dan dengan kasar dia menciumi punggungku sambil meremas buah
dadaku “Tapi kamu menikmatinya khan?!,” goda Wahyu sambil mencium leher
belakangku. Dan aku hanya mendesah menahan nikmat dan tantangan ini. Yang lebih
gila Wahyu menarikku ke jendela dan masih dari belakang dia meremas-remas buah
dadaku dan meciumi punggung hingga pantatku, “Gila kau Wahyu, Adit bisa melihat
kita,” tapi anehnya aku tidak berontak sama sekali dan memperhatikan Adit yang
benar-benar sangat menikamti renangnya. Di kamar Wahyu pun aku sangat menikmati
sentuhan Wahyu. “Reni kamu suka ini khan?” tanyanya sambil dengan keras
menusukan penisnya ke dalam vaginaku dari belakang. “AHH..Wahyu..” teriakku
kaget dan nikmat, sekarang aku berani bersuara lebih kencang karena tahu Adit
tidak akan mendengarnya. Langsung saja Wahyu memaju mundurkan penisnya di
vaginaku..”Ahh.. Wahyu lebih kencang..fuck me Wahyu..puaskan aku Wahyu..penismu
sungguh luar biasa..Wahyu aku sayang kamu..” teriakku tak keruan dengan masih
memperhatikan Adit.
Wahyu mengimbangi dengan gerakan yang liar hingga vaginaku terasa lebih dalam
lagi tersentuh penisnya dengan posisi ini,”Reni..khhaau hhebat..” desahnya
sambil terus menekanku, kalau saja Adit melihat sejenak ke kamar Wahyu maka dia
akn sangat terkejut meilhat pemandangan ini, istrinya sedang bercinta dengan
rekan kerjanya. Ternyata kami memang bisa saling mengimbangi, kali ini dalam
waktu 20 menit kami sudah mencapai puncak secara bersamaan “Teruuus Wahyu lebih
khheeenncang..ahhhh aku keluar Braaaaam”, teriaku. “Aaakuu juga
Tyyaaasss..nikkkkmat ssekali mmmeemeekmu..aahhhhh.” teriaknya bersamaan dengan
puncak kenikmatan yang datang bersamaan. Setelah itu aku langsung mencium
bibirnya dan kembali mengenakan pakaian renangku dan kembali berenang bersama Adit
yang tidak menyadari kejadian itu.
Setelah itu hari-hari berikutnya sungguh mendatangkan gairah baru dalam hidupku
dengan tantangan bercinta bersama Wahyu. Pernah suatu saat ketika akhirnya Adit
mau bercinta denganku di suatu malam hingga akhirnya dia tertidur kelelahan,
aku hendak mengambil susu di dapur dan karena sudah larut malam aku nekat tidak
mengenakan pakaian apapun. Saat aku membungkuk di depan lemari es sekelebat ku
lihat bayangan di belakangku sebelum aku menyadari Wahyu sudah di belakangku
dan langsung menubruku dari belakang. Penisnya langsung menusuk vaginaku yang
membuatku hanya tersedak dan menahan nikmat tiba-tiba ini.
Kami bergumul di lantai dapur lalu dia mengambil kursi dan duduk di atasnya
sambil memangku aku, “Wahyu kamu nakal” desahku yang juga menikmatinya dan kami
bercinta hingga hampir pagi di dapur. Sungguh bersama Wahyu kudapatkan gairah
terpendamku selama ini.
Akhirnya ketika proyek kantor Adit selesai Wahyu harus pergi dari rumah kami
dan malam sebelum pergi aku dan Wahyu menyempatkan bercinta kembali.