Jika malam itu adalah
malam sial bagiku, mungkin benar… pasalnya siangnya Reni istriku berangkat ke
Semarang dijemput mas Tono kakak lelakinya, untuk menghadiri pernikahan sepupu
mereka, sedangkan aku memang ga ikut karena ga mungkin meninggalkan tugas
kantor yang memang sedang tinggi loadnya di akhir tahun ini… Yang pertama malam
ini aku bakal kesepian di rumah, yang kedua baru tadi pagi menstruasi Puspa
istriku berhenti, seharusnya malam ini aku dapat jatah setelah selama hampir
seminggu kejantananku ga ketemu musuh … Makanya sepulang kantor aku mampir ke
Glodok tempat yang memang sehari-hari aku lewati… kubeli beberapa filem bokep…
pikirku lumayan untuk menghabiskan week end ini…. Menjelang memasuki gerbang
perumahan yang masih sepi dari penghuni ini, hampir aku mengumpat keras, ketika
ingat kalao DVD playerku masih berada di tukang service yang seharusnya sudah
bisa diambil beberapa hari yang lalu dan sekarang, gila aja kalau aku harus
putar balik menembus kemacetan Jakarta hanya untuk mengambil benda itu…. Aaaah…
aku ingat mas Tasmin satu-satunya tetangga terdekatku yang rumahnya bersebelahan
dengan rumahku, aku bisa pinjam dia… kembali aku bernafas lega. Sehabis mandi,
segera aku bertandang ke rumah sebelah, aku sempat heran, ga biasanya masih jam
20.30 ruang tamunya sudah gelap, padahal mobil Avanza hitam miliknya ada di
rumah, berarti mas Tasmin ada dirumah… simpulku sederhana…
“ Mas Tasmin… maaas…” panggilku dari luar pagar, sesekali kuketok-ketokkan
gembok ke pagar besi, sehingga terdengar suara besi beradu nyaring… Agak lama
kulihat lampu ruang tamu menyala, tapi pintu tidak segera dibuka, kulihat tirai
sedikit tersingkap dan ada yang mengintip dari dalam, tumben pake diintip
segala…. Biasanya mas Tasmin langsung buka pintu.
“ Eeeiii… ADit… sorry ya…ayo masuk pagar ga dikunci kan..?” seru suara wanita
yang sangat aku kenal, mbak Fitri istri mas Tasmin keluar dari pintu dengan
pakaian tidurnya dilapisi sweater
“ Lho mas Tasmin mana mbak… sudah tidur..? waduu jadi ngganggu neeh..?” kataku
agak kikuk ketika aku sudah duduk di ruang tamu itu mas Tasmin ga muncul..
“ Mas Tasmin sedang tugas ke Medan Dit… eh mau minum apa neeh..?” mbak Fitri
wanita berwajah cantik ini menawarkan minum yang membuatku semakin jengah untuk
duduk berlama-lama disitu, pasalnya mba Fitri dengan pakaian tidur yang tipis
memperlihatkan bayangan celana G-String putihnya… aku yakin bagian atas jika
tak tertutup sweater akan membayang BH nya… atau mungkin ga pake… yang aku tahu
ibu ini buah dadanya sangat montok… Sebenarnya antara aku dan mbak Fitri sudah
akrab sekali, bahkan kalo bercanda kadang-kadang agak seronok… tapi itu justru
jika ada di depan mas Tasmin atau ada Puspa istriku.. ketika berdua begini aku
jadi kaya mati angin… sementara mba Fitri masih bersikap wajar…
“ Waah.. ga usah repot-repot mbak… aku hanya mau pinjem DVD player aja kalo
bisa…” kataku dengan agak sungkan…
“ Ada kok Dit… bentar aku lepasin kabel-kabelnya yah… sendirian di rumah… mau
nonton film jorok ya..?” Tebak mbak Fitri yang tengah berlutut di lantai
mencabuti kabel DVD player yang berada dibawah kolong membelakangiku sehingga
pantatnya yang montok itu ngepress di baju tidurnya yang tipis dengan celana
G-String, terlihat pantat montok itu bagaikan tanpa celana…mau ga mau
kejantananku yang sudah seminggu ga ketemu musuhnya merespon positif… mulai
menggeliat bangun.
“ Waaah… eeehhh… anuu… buat nonton video pengantin temen yang baru diedit”
jawabku sempat gagap…
“ Alllaaaaaa… ga usah ngelesslaaah… iya juga gapapa… udah gede ini…haa..haaa..”
potong mbak Fitri sambil meletakkan benda elektronik tipis ini di meja… dengan
posisi aga menunduk ini mataku menangkap dua gundukan montok putih mulus tanpa
lapisan dari sela-sela sweaternya di dalam daster yang memang berleher rendah…
dan mbak Fitri seolah ga merasa akan hal itu…
“ Haaa…haaa… mbak Fitri nuduh neeh… nonton bokep sendirian ga seru… kalo
ditemenin mbak Fitri baru seruuu…” jawabku mulai terbawa gaya sembarangannya
mbak Fitri…
“ Heeee..??? bener ya Dit..? seumur-umur aku belom pernah nonton bokep… soalnya
mas Tasmin ga pernah ngasih… kamu ada kan filemnya..?” cerocos mbak Fitri tanpa
bisa kujawab… dan sebelum aku bisa jawab…
“ Ya udah sana kamu duluan aku ngunciin pintu sama matiin lampu dulu….” Tanpa
menunggu jawabanku ibu muda ini sudah menghilang ke belakang…
Dengan gontai aku melangkah pulang sambil nenteng DVD player milik mba Fitri…
pikiranku jadi kacau, karena mba Fitri kepengen ikut nonton bokep sama aku…
Sampai dirumah sambil masangin kabel-kabel ke monitor aku bingung sendiri… aku
bakal mati gaya, nonton bokep berduaan dengan istri orang… Lain semasa bujangan
dulu, kalo nonton bokep justru cari pendamping yang bisa dijadikan pelampiasan…
Lulu anak Fakultas Psikologi, pendampingku setia nonton bokep… ujung-ujungnya
kami saling melampiaskan walaupun hanya sampe oral sex… Lulu ga mau aku
setubuhi, katanya waktu itu dia masih perawan… Trus beberapa lagi Titiek,
Anita, Mimi… kalo mereka bertiga memang sudah dapat predikat ayam kampus.
Bahkan pernah aku dikeroyok mereka bertiga semaleman…
“ Heeeiii aku datang…! ko malah ngelamun Dit…?” Suara mba Fitri membuyarkan
lamunanku. Mba Fitri datang dengan membawa tentengan berupa beberapa minuman
kaleng dan makanan kecil..
“ Busyeeet bekelnya banyak bener…? Mau sampe pagi…?” seruku untuk menetralisir
kebingunganku… Waddduuuh… aku pikir mba Fitri tadi berganti baju yang lebih
pantas, ternyata masih menggunakan baju tidur yang sama… ini namanya sial atau
keberuntungan siiih..???
“ Heh..? siapa tau sampe pagi…? Dit aslinya… sebelum kamu datang tadi aku di
dalam rumah sendirian, tuh takut… tau ga siih..? sepi bangeeet… makanya aku
bawa banyak bekel, ntar kita ngobrol aja sampe pagi… setuju..?” celoteh mba Fitri
panjang lebar bener-bener ga berubah sikapnya, ada atau ga ada suaminya…
“ Sekarang mau nonton yang mana dulu..? silakan nyonya Fitri menentukan
pilihan…” kataku sambil menyodorkan segepok piringan DVD lengkap dengan
sampulnya…
Pilihan mba Fitri rupanya tepat, pilihan filmnya masih yang XX… jadi sewaktu
nonton kami masih bisa sambil santai bercanda mengkomentari adegan demi adegan,
walaupun 2 jam kemudian setelah film pertama selesai aku lihat wajah mba Fitri
agak memerah dan sesekali merapatkan sweaternya seolah-olah menyembunyikan
dadanya yang montok….
“ Mmm… apa sih yang dikuatirkan mas Tasmin dengan aku nonton Bokep, kalo
beginian sih ga begitu ngaruh aku rasa Dit…?” kata mba Fitri sedikit arogan..
sambil milih-milih lagi film yang akan ditonton berikutnya…
“ Yang bener aja deeeh Nyonya Fitri..?? kalo nontonnya sama suami orang..?”
Jawabku menggodanya.. entah kenapa aku bisa menemukan panggilan Nyonya Fitri
untuknya yang selama ini ga pernah muncul..
“ Haa… haaa… suami Puspa sih anak kemaren sore mana berani macem-macem..?”
sahutnya setengah menantang dengan bibir manisnya dicibirkan padaku… Memang
usia mba Fitri lebih tua 2-3 tahun dari aku, makanya sering ledekannya kepadaku
selalu menyangkut umur dan apalagi memang wajahku kata orang adalah baby face,
innocent… seandainya orang tau kelakuanku di jaman kuliah dulu… pernah kencan
ranjang dengan dosen manajemen… pernah pacarin anaknya sekaligus nidurin
mamanya… ibu kospun pernah aku embat… mungkin akan lain kesannya padaku dan
kebetulan Puspa istriku aku dapatkan ketika aku sudah di Jakarta dan sama
sekali tak tahu masa laluku yang brengsek…
“ diit… iihh asyik banget tuh mereka yak..?” Gumam mba Fitri yang memang dasar
mulutnya ga bisa diem… melihat adegan pose 69 kayanya heran banget…
“ Emang kamu belum pernah mba..?” sahutku polos…
“ Eeeh… enggak… no comment.. sssst diem aja ya sekarang..” kudengar mba Fitri
menjawab gagap dan suaranya agak bergetar…. Benar saja suasana jadi hening,
apalagi volume film memang kecil supaya ga kedengaran dari luar…. Tapi kini
yang aku dengar adalah suara nafas mba Fitri yang tidak teratur, seolah-olah
terengah-engah… sedangkan aku juga sudah terhanyut dengan adegan syuuur yang
terpampang di monitor dan film kali ini adalah XXX… celana pendekku yang
gombrong, di bagian selangkanganku sudah menggembung akibat batang kemaluanku
sudah menegang kencang, makanya kutumpangkan bantalan kursi agar ga terlihat
oleh mba Fitri… awalnya aku ga begitu memperhatikan mba Fitri, karena aku
sangat terbawa oleh adegan dan wajah-wajah seksi di film itu… tapi beberapa
kali kudengar mba Fitri menghela nafas panjangnya… dan beberapa kali merubah
posisi duduknya, seolah gelisah… mulailah aku memperhatikan tingkah wanita yang
menahan gejolak birahi…. kulihat sering nyonya muda ini meregangkan jari-jari
tangannya…. dan kulihat wajah yang cantik berkulit putih ini makin memerah,
seperti layaknya orang habis minum arak… Satu setengah jam berlalu… sesekali
kulirik mba Fitri yang duduk di sebelahku persis… kegelisahannya kulihat
semakin hebat… dan hilang sudah komentar-komentar konyolnya seperti pada film
pertama… Pada suatu saat menjelang film ini selesai… mata kami bertemu pandang…
kulihat sorot mata yang aneh dari mba Fitri… sementara kurasa matakupun sudah
aneh juga… dimata mba Fitri..
“ diiiitttt….” Kudengar suaranya mendesah memanggil namaku
“ Ya mbaa…” jawabku tak kalah lirih, dalam pandanganku saat itu yang
dihadapanku bukanlah Fitri sebagai wanita yang sudah kukenal baik…tetapi Fitri
sebagai wanita yang sangat menggairahkan sedang menggelar libidonya… entah
siapa yang memulai… tahu-tahu tangan kami sudah saling menggenggam… kuremas
lembut jari-jari halus mba Fitri. Mba Fitri menundukkan wajahnya ketika wajahku
mendekat, kusibakkan rambut panjangnya yang jatuh menutup sebagian wajahnya…
kembali dia mengangkat wajahnya dan wajah kami hampir tak berjarak, hembusan
nafasnya terasa hangat dihidungku.. matanya menatapku penuh makna… Entah
keberanian dari mana yang mendorongku mengulum bibir indah yang setengah
terbuka milik mba Fitri… aah reaksi positif kudapatkan… kulumanku dibalasnya,
sejenak bibir kami berpagutan mesra, sampe akhirnya dia melepaskan pagutan
bibirnya dengan nafas terengah-engah.
“ Aaah adiitt… jangan… jangan diteruskan… bahaya…” katanya setengah berbisik
sambil berusaha melepaskan rengkuhanku… tak akan kulepaskan nyonya cantik ini…
kepalang tanggung..pikirku.
“ Kenapa mba..? apanya yang berbahaya..?” sahutku sekenanya sambil mendaratkan
kecupan bibirku di lehernya yang jenjang… sejenak dia meronta-ronta kecil
berusaha menghindari kenakalan bibirku pada leher mulusnya, sementara tanganku
tengah meremasi kemontokan buah dada yang ternyata memang tak mengenakan bra…
beberapa kali tangan halusnya menepiskan tanganku dari dadanya… tapi segera
tanganku kembali ke tempat semula, sampai sesaat kemudian perlawanannya
berhenti dengan sendirinya, berubah dengan desah nafas memburu dan geliatan
tubuhnya… serangankupun kukendorkan.. kecupan bibirku kuperlembut demikian juga
remasan tanganku berubah menjadi elusan lembut pada kulit payudaranya dan
gelitikan mesra pada puting susunya yang sudah mengeras…
“ Dit… ssss… aku ngga tahaaan..” bisiknya pendek, dekat sekali suara itu di
telingaku… ooowww… daun telingaku dikulumnya… dijilatinya…
“ Ikuti aja mba… nikmati aja..” bisikku mesra sambil menarik tali daster yang
tersimpul di pundaknya, sehingga memperlihatkan kesempurnaan bukit montok di
dadanya.. begitu mulus dengan puting mungil mengeras berwarna merah kecoklatan…
kudaratkan jilatan ujung lidahku pada benda itu, tubuh mba Fitri menggeliat
sambil mendesah panjang…
“ Ssssssshhh… aaahh… Adiiit.. aku.. takuut… mmmmmhh” Tak kupedulikan lagi
kalimat-kalimat mba Fitri, karena nafsukupun sudah di ubun-ubun apalagi
menghadapi kenyataan ternyata tubuh ibu muda ini memang tak layak untuk
dilewatkan sesentipun… desah-desah resah berhamburan dari mulut mba Fitri,
geliatan tubuhnya sudah menunjukkan kepasrahannya kepada birahinya sendiri…
tangannya mulai melingkar di leherku, betapa rambutku digerumasinya, betapa
kuatnya jari lentik mba Fitri mencengkeram kulit punggungku, manakala puting
susunya kukulum dalam waktu yang lama….
“ Duuuh… ampuuunn…..” desahnya lirih, perutnya yang rata berkulit putih dihiasi
lubang pusar berbentuk bagus ini menggeliat erotis, manakala bibirku
mengecupinya… Tubuh atas mba Fitri sudah kutelanjangi, entah kemana daster dan
sweaternya jatuh ketika kulempar tadi. Tubuhnya setengah rebah dengan kepala
berada di sandaran tangan sofa, sementara kulihat tangannya meremasi
payudaranya sendiri… Mba Fitri mengerang panjang dengan menggoyang-goyangkan
kepalanya yang mendongak ketika lubang pusarnya kukorek-korek mesra dengan
lidahku… tubuhnya menggeliat erotis sekali, rupanya disitu adalah salah satu
daerah sensitifnya…
“ Owww… adiiitt… jangaaan… aku ga mauu…” bisiknya sambil tangannya menahan
daguku… ketika kukecupi gundukan kemaluannya dari balik celana G Stringnya yang
sudah tampak bercak basah…
“ Kenapa mbak..?” tanyaku lembut..
“ Ssssshh… aku belum.. pernah… maluuu..” jawab mba Fitri, sambil berusaha
menarik tubuhku ke atas… Busyeet jadi diapain aja tubuh indah ini sama mas Tasmin..?
Selanjutnya tanpa permisi celana G String itu kusingkap ke samping…. Fuuuiii..!
sebuah gundukan kecil yang dibelah tengah dengan rambut kemaluan ga begitu
lebat… sebuah bentuk luar kemaluan wanita yang masih orisinil… indah sekali
belahan yang basah kulihat berdenyut-denyut… tak ayal lagi lidahku terjulur
menyapu cairan yang membasahi belahan indah itu….
“Aaaaahhh… adiittt… kamu bandeeelll…” Erang mba Fitri dengan tubuh semakin
hebat menggeliat… sepasang kaki panjangnya semakin terkangkang lebar… kaki
sebelah kiri terjuntai ke lantai yang beralaskan karpet tebal dan kaki sebelah
kanannya ditumpangkan di atas sandaran sofa… setelah G Stringnya kutanggalkan.
Rambutku habis diacak-acak tangannya yang gemas yang kadang mencengkeram erat
kulit pundakku… hal ini membuat aku semakin kesetanan ditambah aroma vaginanya
yang segar… bibirku menciumi bibir vaginanya selayaknya mencium bibir mulutnya
dan lidahku menyelip-nyelip memasuki liang yang basah itu sampai
sedalam-dalamnya…. sesekali kukulum clitoris mungil yang sudah mengeras…
“ adiiittttt…. ampuuuunn… nikmaaaaat bangeeettt…” mba Fitri merintih-rintih
dengan suara seperti orang mau menangis… pinggulnya bergerak-gerak merespon
ulah lidah dan bibirku di selangkangannya…
“ Ooowwh… diiitt… sudaaaaahhhh aku ga tahaaaaan…” Suara mba Fitri semakin
memilukan… Tiba-tiba tubuh mba Fitri bangkit dan mendorong lembut tubuhku yang
tengah bersimpuh di karpet tebal kuikuti saja sehingga tubuhku telentang di
karpet sedangkan tubuh mba Fitri mengikuti arah rebah tubuhku sehingga tubuhku
kini ditindihnya…. payudaranya yang montok dan kenyal itu kini menempel ketat
di dadaku… wajah kami begitu dekat dan wajah wanita yang tengah diamuk birahi
memang akan semakin terlihat memikat, seperti wajah mba Fitri ini kulihat
semakin mempesonaku…
“ ADit… ayo masukin yaaah..?” Desisnya dengan bibir indahnya kulihat gemetar…
Alis indah di wajah cantik mba Fitri mengerinyit dan matanya yang agak sipit
semakin menyipit sayu…
“ Ouught… pelaaan ditt… ssssss… nyeriii…” keluhnya… sambil memepererat
pelukannya… kurasakan liang sanggama ibu muda ini sempit sekali ketika palkonku
berusaha menerobosnya… Tapi ibu muda ini sangat bersemangat untuk menuntaskan
gairah binalnya… walaupun dengan ekspresi yang nampak kesulitan dan kesakitan….
diiringi geal-geol pinggulnya… akhirnya amblaslah seluruh batang kemaluanku
tertanam di liang sanggamanya yang sempit..
“ Sssshhh… gilaaa… gede banget punya kamu… hhh… hhh… tunggu diit..” Tubuh
sintal mba Fitri ambruk ke tubuhku ketika penetrasi itu berhasil… kudiamkan
sejenak tubuh sintal itu diam tak bergerak di atas tubuhku dengan nafas memburu
tak beraturan… besutan-besutan kecil kurasakan ketika mba Fitri mulai
menggerakkan pinggulnya… dan gerakan itu semakin keras… dan besutan-besutan itu
semakin nikmat kurasakan…. aku ga bisa menahan diri lagi untuk mengcounternya…
aku mulai mengayun batang kemaluanku..
“ Biimmooo… oooohhh…sssshhhh” hanya itu desah-desah kalimat pendek yang sering
terucap dari mulut mba Fitri yang dengan gemulai menarikan pinggulnya… diiringi
erangan dan rintihan kami yang sangat ekspresif… sesekali bibir kami berpagutan
liar… remasan gemas tanganku pada payudara montok yang terayun-ayun itu seakan
tak mau lepas…
“ ADIIITTT… ssssshh… aku hampiiirrr… ookkkhhh..” gerakan tubuh mba Fitri
semakin tak beraturan… dan rasanya akupun ga perlu menahan bobolnya tanggul
spermaku untuk lebih lama…
“ Tunggu mba..” desisku pendek.. dan bagaikan dikomandoin tubuh kami bisa
serentak meregang dan aku terpaksa mengayunkan batang kemaluanku
sehebat-hebatnya un tuk menghasilkan kenikmatanku secara maksimal…
“ Aaaaarrgh.. ADIIITTT… aammmpuuuunn…” Tubuh mbak Fitri menggelepar hebat di
atas tubuhku… betapa kejam kuku jarinya mencengkeram dadaku sebagai pelampiasan
meledaknya puncak birahi betinanya….
Hening…. sesaat setelah terjadinya ledakan hebat… kulihat jarum jam didnding
menunjukkan angka 11.30… tubuhku tetap rebah telentang… sedangkan tubuh mba Fitri
tergolek disamping membelakangiku… Ketika deru nafas memburu kami mulai mereda…
dan ketika keringat birahi kami mulai mengering…. kupeluk tubuh sintal mba Fitri
dari belakang, tapi dengan lembut tanganku diangkat dan dipindahkan ke tubuhku
sendiri… dan tubuh mbak Fitri beringsut menjauhiku… kudekati lagi tubuh itu dan
kudaratkan kecupan di punggung berkulit mulus itu… kudengar isak tangisnya….
“ kenapa mba..?” tanyaku lembut… lama ga ada jawaban, isak tangis mba Fitri
makin keras… kubelai lembut pundaknya.. tapi tanganku ditepisnya…
“ ADit… aku sedih dengan kejadian ini… aku malu sama kamu.. dan aku merasa
sudah melukai hati Reni dan mas Tasmin…” terdengar suara mba Fitri serak…
“ Malu kepadaku..? untuk apa malu…? justru aku merasa lebih dekat dan bahagia
sama kamu mbak.. walaupun sebenarnya ga seharusnya dengan jalan seperti ini…
selama kita bisa memposisikan masalah ini pada porsinya, kurasa mas Tasmin
ataupun Puspa ga akan merasa kita sakiti..” jawabku panjang lebar..
“ Aku takut mereka tahu apa yang telah kita lakukan..” sahut mba Fitri dengan
suara yang semakin tenang…
“ Mereka ga akan tahu selama kita ga memberitahu… dan kondisi kita saat ini
adalah seorang lelaki dan wanita yang punya keinginan yang harus terpenuhi saat
ini juga… kita tidak bisa menghindari mbak..” sahutku lagi, sambil kutumpangkan
tanganku dipinggul bulatnya… mba Fitri tak bereaksi walaupun masih
mempunggungiku…
“Lebih tepatnya harus terpenuhi malam ini… bukan hanya sesaat…” sahut mba Fitri
sambil membalikkan badannya, sehingga kembali payudara montoknya menempel di
dadaku… matanya menatapku tajam penuh tantangan.. dan kini wajah sembab sehabis
menangis ini tersenyum manis sekali…
“ sepanjang malam ini mba..?” tanyaku menegaskan, sambil kulingkarkan lenganku
ke pinggangnya yang raping…
“ Yah… bukankah malam masih panjang Dit…?” bisiknya manja.. wajahnya ditengadahkan
ke wajahku. Kupagut bibir bagus itu dan disambut dengan sangat bergairah….
Gairah liar birahi betina mba Fitri meletup dahsyat, aku benar-benar tak
menyangka ibu muda yang kalem dan polos bisa berubah sedemikian agresip… Batang
kemaluanku rupanya benar-benar membikin ibu muda ini gemas setengah mati… tak
hentinya tangan berjari lentik ini mengocok dan meremas-remasnya..
“ Dito aku pengen “ini” kamu..” bisiknya manja sambil meremas lebih keras saat
mengucap kata “ini”…
“ Emang bisa..?” sahutku menggoda… wooww.. perutku digigit kecil mba Fitri
dengan gemas…
“ Boleeeh enggaaa..?” rajuknya
“ Iyaaaa… habisiiin deeeh..” jawabku sambil kuremas pantat bulatnya… Awalnya
kurasakan mba Fitri masih coba-coba… dengan sabar aku memberi arahan, karena
beberapa kali palkonku terkena giginya… lumayan sakiit… Selanjutnya, tubuhku
dibuat melintir dan menggeliat merasakan permainan lidah dan lembutnya bibir
mba Fitri membasuk batang kemaluanku… kadang-kadang dengan nekadnya batang
kemaluanku ditanamnya dalam-dalam sampai ujung kerongkongannya… sampai mba Fitri
tersedak..
“ Eeeii.. jangan diabisin mbaa..” kataku lembut… melihat mba Fitri tersedak..
“ Abis gemeees aku Dit… punya kamu panjaaang bangeeet, gede lagi…” bisiknya
manja, memberi alasan…
Akhirnya kami membuat posisi 69, mba Fitri menindihku dengan posisi
mengangkangi wajahku… Kami sepakat dengan posisi ini sampai mencapai orgasme…
kembali erangan dan rintihan kami bersahutan.. gerak tubuh kami sudah tak
berirama, detik-detik akhir mba Fitripun kurasakan… beberapa kali kaki
panjangnya meregang dan besotan mekinya di bibirku makin liar… aksi lidah dan
bibirnya pada batang kemaluankupun makin liar, membuatku semakin mendekati
titik kulminasi…
“ Eeeeeehhhkkk… ditttt… niiiikkkkmaaaattnyaaa…” rengek mba Fitri panjang,
tubuhnya menggeliat hebat… kedua kakinya meregang.. besotan meki ke mulutkupun
makin hebat… lidahku kujulurkan jauh kedalam liang becek yang kurasakan
mengedut-ngedut…
“ Oooowww.. mbak akuu.. hampiiirr…” Desahku selang tak lama setelah palkonku
kembali dihajar lidah dan mulut mba Fitri… busyeeet, bukannya melepaskan
kuluman bibirnya di palkonku, mba Fitri malah memperhebat aksi mulut dan
lidahnya ditambah kocokan tangannya pada batang kemaluanku… Apa dayaku… tak
ampun lagi diiringi eranganku, tubuhku mengejang keras mengantarkan semprotan
spermaku bertubi-tubi di dalam mulut mba Fitri yang makin lengket seperti
lintah menempel di tubuhku… tak luput kantong pelerku diremas-remas lembut,
seakan spermaku ingin diperas habis… setelah dirasa tetes terakhir… buru-buru
mba Fitri bangun dari tubuhku dan menyambar botol aqua yang tadi dibawa dari
rumah dan diteguknya sampai tandas…
“ Iiih… rasanya aneh… banyak banget, kentel lagi… kenyang deh aku Dit… tapi
enaak kok, asin ada gurihnya..” komentar mba Fitri dengan pengalaman barunya…
Kembali kami berbaring di karpet tebal merasakan lemasnya tubuh…
Setelah mengguyur tubuh dengan shower di kamar mandi kembali kami rebahan
santai di karpet tebal di depan televisi, saat itulah mba Fitri menceritakan
rahasia kehidupan ranjangnya dengan mas Tasmin, yang monotone, mas Tasmin
terlalu polos dan lurus dalam soal sex.. sedikit-sedikit takut dosa. Dalam hal
kepuasan sex sebenernya mba Fitri tidak merasa kekurangan, karena selain mas Tasmin
memang punya stamina tubuh yang bagus dengan hidup sehatnya, di sisi lain
memang mba Fitri adalah type wanita yang gampang tersulut gairah seksualnya dan
dengan cepat mencapai puncak orgasme…
“ Pernah hari Minggu pagi aku liat mas Tasmin sedang nyuci mobil dengan kaos
yang basah, sehingga nempel dibadannya yang atletis… seeerrrr… langsung.. basah
juga deh CD ku… dan langsung kutarik mas Tasmin kekamar dan aku telanjangi….
haa.. haaa.. dapet dua kali…” tutur mba Fitri sambil menyuapi aku dengan anggur
yang dibawanya tadi…
—-
Kembali kami nonton bokep yang belum kami tonton… belum seperempat jam Asia
Carrera beraksi…
“ diitt… nggaaa tahaaan neeh… keburu pagi…” Desah mba Fitri manja dengan nafas
yang sudah ngos-ngosan… apalagi dengan membengkaknya batang kemaluanku yang
dari tadi ga lepas dari genggamannya.
“ Mba Fitri pingin diapain..?” bisikku sambil kudaratkan kecupan di lehernya
“ Pingin kaya di film itu…” jawabnya manja… tanpa disuruh mba Fitri
menelungkupkan tubuhnya di sofa dengan kaki berlutut di karpet agak
mengangkang… kuminta pantatnya ditunggingkan sehingga gundukan bukit
kemaluannya mengarah keluar… mba Fitri kembali mengerang gemas ketika palkonku
mulai merentangkan otot liang sanggamanya… ketika pantat montok itu mulai
menggeol gemulai dan ketika batang kemaluanku mulai memompa… mulailah kuda
jantan dan kuda betina ini berpacu birahi… Aku membuktikan mba Fitri memang
wanita yang cepat mencapai orgasme dan cepat kembali berkobar birahinya… dan
mba Fitri menghendaki berganti posisi setelah dia mencapai orgasme… saking
seringnya dia mencapai orgasme… hampir-hampir kami kehabisan posisi dan di
setiap posisi mba Fitri mengaku bisa mencapai orgasme dengan kenikmatan yang
maksimal… Ketika pada orgasme mba Fitri yang kelima, aku juga merasakan
orgasmeku hampir sampai… mba Fitri menyadari itu…
“ diitt… tumpahkan dimulutku sayaaang… aku suka peju kentel kamu…” rengeknya
disela-sela nafas kuda betinanya… dan dengan bernafsu sekali mba Fitri
menyambut semburan demi semburan sperma kentalku dengan mulut terbuka lebar dan
lidah yang menggapai-gapai… Tubuh mba Fitri kembali rebah telentang di karpet
setelah menenggak setengah botol aqua… rambutnya yang panjang tampak kusut dan
basah oleh keringatnya, tubuhnya yang berkulit putih juga tampak berkilat basah
oleh keringat… terlihat sinar matanya yang kecapekan dan wajah agak memucat…
Ketika aku keluar dari kamar mandi setelah kembali mengguyur tubuhku dengan
shower, kulihat mba Fitri tertidur pulas dengan bibir tersenyum… kulihat jam
menunjukkan jam 03.45… kurebahkan tubuhku disisinya… kubelai lembut rambutnya
yang masih basah oleh keringat birahi… kukecup keningnya yang sedikit nonong…
kuamati tubuh telanjang ibu muda ini, sebuah struktur yang sempurna… wajahnya
berbentuk oval, bibir berbentuk bagus, hidung mancung berbentuk ramping, mata
agak sipit tapi memanjang dengan kelopak besar… bulu mata yang lentik dan
panjang… alisnya seperti di gambar… postur tubuhnyapun proporsional antara
tinggi dan beratnya… sekitar 165 – 170 cm… buah dadanya yang montok kutaksir
cup branya B…. memang masih kenyal menggemaskan dengan puting susu bak perawan,
mencuat mungil ke depan, berwarna merah kecoklatan…
perutnya yang rata dengan lubang pusar berbentuk indah… pinggang ramping
menyambung dengan pinggul yang padat ditopang sepasang kaki yang panjang
berbentuk atletis…. Rupanya aku tak dapat menahan kantukku… Aku membuka mata
kulihat mbak Fitri bersimpuh di sebelah tubuhku, dengan pakaian sudah lengkap
membalut tubuhnya, rupanya dia yang membangunkanku kulihat jam dinding
menunjukkan pukul 05.15…
“dit, aku pulang dulu yaa..?” kata mbak Fitri, wajahnya sudah segar, rupanya
sempat mencuci mukanya sebelum membangunkanku…
“ Eeeh… buru-buru sih..? kan masih pagi… “ jawabku sambil menarik pinggangnya…
“ ADit kamu gila… liat tuh udah terang…” protesnya ketika tubuhnya menindih
tubuhku akibat tarikan tanganku dan aku memang gha peduli karena seperti biasa
kalo pagi hari, batang kemaluanku pasti ikut menggeliat bangun saat aku bangun….
kembali kugumuli tubuh indah yang kini sudah berdaster lengkap dengan
sweaternya….
“ Aaaahhh Dit… ga mauuk… bauuuk ga enak..” protesnya manja tapi tidak menolak
bahkan kudengar desisan panjang ketika batang kemaluanku kembali menggelosor
memasuki tubuhnya…
“ Adiiitt… asli aku ga mampu menolak yang begini iniii ooohhkk…” desisnya gemas
merasakan pompaan batang kemaluanku ke liang sanggamanya yang sempit…
“ Ayyuu ditt… keburu mbak Suti dateng…” bisik mbak Fitri di deket telingaku,
setelah orgasmenya yang kedua, mbak Suti adalah tukang cuci yang tiap pagi
datang ke rumahnya….
“Owwkk.. diit… giiilllaa kamuuu… aku berasaa lagiii…” rengek mbak Fitri lirih..
kurasakan tubuhnya mulai menegang…
“ Mmmhh… tuungguuu mbaakk..” Kupergencar pompaanku… tubuh mbak Fitri makin kuat
menegang.. memperkuat pelukan dan cengkeramannya di tubuhku…
“ Oooowww… nggaaaaa tahaaaan diiitt…!” teriakan keras mba Fitri menghantarkan
geleparan tubuhnya yang tak terkontrol hal ini ternyata mendorong dengan cepat
semburatnya spermaku kembali memenuhi liang sanggama mba Fitri…. Kembali kami
terkapar di atas karpet… kali ini mbak Fitri ngga lagi telanjang… hanya
dasternya aja tersingkap sampai ke perut… Setelah nafsunya kembali teratur mbak
Fitri beringsut bangkit sambil memungut celana G Stringnya dimasukkan ke
kantong dasternya…
“ Udah ya Dit… makasih banget untuk malam panjang ini… aku ga akan melupakan
malam indah sama kamu ini, tapi aku berharap cukup sekali ini saja… jangan
sampai kita ulang ya dit… janji ya..?” kata mbak Fitri sendu… akupun mengangguk
saja, ngga ada kalimat yang mampu terucap dari mulutku… Kuantar mbak Fitri
sampai pintu ruang tamu, karena aku masih telanjang bulat… Nggak sampai
setengah menit mba Fitri menutup pintu rumahnya, kulihat dari balik kaca
jendela mba Suti tukang cuci itu datang…
Memang kejadian itu ga terulang lagi sampai saat ini dan hubungan keluarga kami
tetap seperti sediakala sampai akhirnya mba Fitri dan Puspa istriku melahirkan
anak dengan waktu hampir bersamaan, tapi kejadian semalam itu rupanya
benar-benar menjadi ikon yang hidup di hati aku dan mbak Fitri… beberapa kali
kami melakukan phone sex setiap kali mbak Fitri curhat tentang kehidupan
seksnya yang tetap monotone… hanya sebatas itu…