Minggu, 24 November 2024

Rumput tetangga jauh labih hijau


 

 

 seperti kata pepatah Namaku Fitri umur 29 tahun. Aku sudah bersuami, umurnya selisih jauh dari usiaku. Sebetulnya aku mendambakan suami yang bisa melayaniku dalam kebutuhan sex. Namun dia tidak bisa mengimbangiku. Karena aku harus menempuh tugas pendidikan S2 aku harus tinggal sendirian di kota tempat aku melanjutkan pendidikanku.
Karena sendirian aku kadang kesepian di tempat kost, karena tempat kosku memang bukan untuk kost pada umumnya. Aku sengaja cari paviliun biar tenang. Untunglah aku berkenalan dengan anak pemilik kost yang masih mahasiswa sehingga aku tidak begitu kesepian. Dia sangat tampan menurut ukuranku. Badan nyapun cukup atletis dan memiliki bibir seksi. Kami sangat akrab bahkan sangat akrab.
Hingga suatu hari kami hanya berdua duduk di teras paviliun rumah. Tempatnya dio belakang dan sejuk membuta kami terbuai. Sambail ngobrol berdua, tidak ada orang di kiri kanan karena hanya aku yang kost, kami berdua duduk bersebelahan dengan rapat. Kemudian Adit membuka pembicaraan dengan kembali mengulangi pertanyaannya.
“Berapa lama kamu tugas di luar kota?”
“Yah.. dua bulanan, memang kenapa dit? Kujawab,
“Apa Fitri nggak akan kesepian begitu cukup lama tinggal sendirain?” kata Adit.
“Yah tentunya normal dong kesepian, apalagi nggak disiram-siram.” kuulangi jawaban yang sama sambil kupandang wajah Adit dengan ekspresi menggoda.
Tiba-tiba Adit meletakkan tangannya di pundakku dan menatapku. Tak mau mau kalah aku dengan beraninya menarik wajahnya. Kemudian aku mencium pipi dan melumat bibirnya dengan penuh nafsu. Dia meladeni ciumanku. Diriku seperti terbang, kulayani lumatan bibirnya dengan penuh nafsu pula. Sambil berciuman, dengan lirih Adit bertanya,
“Oh Fitri sangat cantik, boleh nggak Adit mengisi kesepian Fitri?” Sebagai jawaban kubisikkan di telinganya,
“Oh.. dit, boleh saja, Fitri memang kesepian dan butuh orang yang dapat memuaskan..”
Sambil berciuman, tangan Adit membuka kancing bajuku dan memasukkan tangannya di balik kutangku sambil meremas-remas buah dadaku dan memilin-milin puting susuku. Tubuhku menggelinjang menahan rangsangan tangannya.gairahsex.com Kemudian tangannya terus turun ke bawah, dari balik rokku dan celana dalamku yang sudah basah, ia memasukkan jari-jari tangannya mempermainkan klitorisku. Setelah sama-sama telanjang, Nafsuku semakin naik, dengan lirih aku mengerang,
“Oh.. oh dit, aduh Adit pinter sekali.. oh.. puaskan Fitri dit.. Oh..” Dengan semangat Adit mempermainkan lubangku sambil kadang-kadang ia melumat bibirku. Tubuhku terasa terbang menikmati permainan jari-jari tangannya di lubangku. Kurasakan satu dan akhirnya dua jari Adit masuk ke dalam lubang lubangku.
“Oh.. dit.. aduh.. enaknya dit.. oh terus dit..” aku mengerang menahan kenikmatan. Mendengar eranganku, kedua jari tangan Adit makin mengocok lubang lubangku dengan gerakan yang sangat merangsang. Dan akhirnya, beberapa menit kemudian karena tak tahan, aku mencapai orgasme.
“Oh Ri, aagh.. Fitri keluar Ri..” Kujilati seluruh permukaan wajah Adit dan kulumat bibirnya dengan nafsuku yang masih tinggi. Adit masih tetap memainkan kedua jarinya di dalam lubangku. Begitu hebatnya permainan kedua jari tangan Adit yang menyentuh daerah-daerah sensitif di dalam lubang lubangku, membuatku orgasme sampai tiga kali.
Kelihatannya Adit begitu bernafsu dan saat itu ia mengajakku bersetubuh.“Fitri.. boleh nggak Adit masukkan penis Adit ke dalam apem Fitri?”Kujawab saja, “Jangan di sini dit, bahaya kalau ketahuan, nanti di rumah saja ya Yang..” “Benar nih jangan bohong ya.. dan bagaimana caranya?” tanya Adit. Kujawab saja, “Nanti kamar nggak dikunci, masuk aja dit, yang penting jangan ketahuan orang rumah.”
Tak mau berlama-lama kuajak dia ke kamarku. Dengan sekali dorongan di tempat tidur dia terlentang di tempat dengan penis yang ngaceng menantangku. AKu tak tak sabar dengan nafsuku. Kupegang penisnya selanjutnya kukocok, kujilat, kuremas. Beberapa menit aku asik memainkan penisnya hingga mulutku terasa sesak dan pegal. Sambil bersimbah aku mainkan aksiku mengerjain penisnya dengan posisi sambil duduk. Aku minta dia telentang di lantai untuk oral seks di bawah.
Ganti posisi 69 dengan aku diatas membuat aku sangat puas. Sambil posisi 69 dan kutunggangi dia aku mengulum dan mongocok penisnya. Kami ‘terjebak’ dalam posisi 69. Dengan liar lidahnya menjelajahi permukaan lubangku. Dia menikmati aksiku dan aku menikmati aksi jilatan lidah di lubangku. Tangannya meremas kedua payudaraku mengimbangi kenikmatan di lubangku. Aku lebih pengalaman harus mengajarinya karena dia memang belum pengalaman. Hingga kurasakan di mulutku penisnya sudah makin mengeras segera kuarahkan ke lubangku. Kutunggangi dia.

Kuarahkan penisnya ke dalam lubangku yang sudah siap menelan penisnya. Rasa nikmat luar biasa menghinggapiku, ketika batang penisnya mulai menerobos liang lubangku. “Uh.. Nikmat sekali.. aku suka penismu.. Enak..” desahku sambil menggoyangkan tubuhnya naik turun di atas tubuhnya.
“Heh.. Heh.. Heh..” begitu suara yang terdengar dari mulutku. Seirama dengan ayunan tubuhnya di atas penisnya. “aku suka.. Ahh.. Ngentotin anak muda.. Ahh.. Seperti kamu.. Yes.. Yes..” aku terus meracau sambil menikmati tubuhnya. Tangannya kemudian menarik tanganku dan meletakkannya di payudaraku yang bergoyang-goyang berirama. Diapun aku minta meremas-remas payudara kenyal itu. Suara desahanku semakin menjadi-jadi.
“Enak.. Ahh.. Ayo terus.. entotin aku .. Ah.. Anak pintar.. Ahh..” Tak lama tubuhku mengejang. Dengan lenguhan yang panjang, aku mengalami orgasme yang kedua kalinya kemudian rubuh di atasnya. Karena dia belum ejakulasi, nafsukupun masih tinggi menunggu penyaluran. Dibalikkan tubuhjy dan digenjot penisnya dalam liang kewanitaanku. Rasa nikmat menjalari seluruh tubuhku. Kali ini eranganku yang menggema dalam kamar tidur itu.
“Oh.. Enak Adit .. Yes.. Yes..” erangku ditengah suara ranjang yang berderit keras menahan guncangan.
“AKu mau keluar Wit ..” kata dia ketika aku merasakan air mani sudah sampai ke lubangku. “Keluarin di mulutku, sayang..” Akupun mencabut keluar penisnya dan mengarahkannya ke wajah ku. AKu langsung meraih penisnya, untuk kemudian dimasukkan ke dalam mulutku.
“Ahh.. ahh..” jeritnya ketika dia menyemburkan spermanya dalam mulutku. Sambil mengocok penis hingga hampir seluruh sperma masuk ke dalam mulutku. Setelah puas mengulum dan menyedot spermana aku mengeluarkan penisnya dan mengusap-usapkannya pada seluruh permukaan wajahku. Dengan nafsu aku menjilati seluruh batang penis yang penuh sperma. Pemandangan indah ini membuatku dia berdaya dan aku rebah. Sementara aku menindih dan menciuminya. “Enak sayang?” tanyanya sambil t ersenyum genit. “Enak Dunk … jawabku.
Malamnya aku minta dia untuk janjian untu bercinta lagi. Dia setuju. Sesampainya di pavilium rumah, selesai mandi kukenakan daster tidurku tanpa celana dalam, dan kusemprotkan parfum di tubuhku, siap menanti pria yang akan mengisi kebutuhan seksku. Sambil tidur-tidur ayam, kunantikan Adit masuk ke kamarku. Sekitar jam 01:00, kulihat pintu kamar yang sengaja tidak kukunci secara perlahan dibuka orang.
Kulihat Adit masuk. Setelah ia menutup kembali pintu kamar dan menguncinya, ia menuju tempat tidurku dan langsung menindih tubuhku dan menciumi wajah serta bibirku. Sambil menciumiku, tangannya menggerayangi lubangku. Adit berkata,
“Wah sudah siap nih ya.. nggak pakai celana dalam..” Tak berapa lama Adit mengangkat dasterku dan mempermainkan klitorisku dan sesekali memasukkan jarinya ke lubang lubangku, membuatku melayang dan lubangku cepat banjir.
Ternyata Adit juga sudah siap dengan tidak memakai celana dalam. Digesek-gesekannya penisnya yang sudah mengeras di pahaku sambil jari-jari tangannya mempermainkan lubangku. Kubalas gerakan Adit dengan meremas-remas dan mengocok penisnya. Nafsuku semakin naik, begitu juga Adit karena nafasnya terdengar semakin memburu.gairahsex.com Sambil tersengal-sengal, ia melenguh, “Oh.. oh.. Fitri.. Adit sudah nafsu.. Fitri haus kan.. Adit masukkan ya..” Aku pun sudah tidak tahan, “Oh Ri.. masukkan cepat penisnya.. Fitri sudah nggak tahan.. Ohh Ri..” kami berguling-guling bergantian diatas. Kasurku berantakan seperti kapal pecah karena aksi pergumulan seru kami. AKu tak peduli. Layaknya orang berkelahi kami bergantian saling menindih dan mengunci.
Tak sabar juga aku akhirnya aku pasrah. Kemudian, “Slep..” kurasakan penis Adit yang lebih besar dan panjang dibandingkan lontong suamiku itu masuk dengan mudah masuk ke dalam lubang lubangku yang sudah benar-benar basah itu. Kurasakan penisnya sampai menyentuh dinding lubangku yang terdalam.
“Oh.. Ri.. aduh enaknya Ri.. oh gede Ri..” aku merintih, sambil kupeluk erat tubuh Adit. Kudengar pula rintihan Adit sambil menurun-naikkan penisnya di dalam lubangku.
“Oh.. oh.. agh.. Fitri, enak sekali apem Fitri.. oh.. aagh..” Dari cara permainannya, aku merasakan Adit belum berpengalaman dalam hal seks dan kelihatannya baru pertama kali ia berbuat begini.
Mungkin karena begitu nafsunya kami berdua kurang lebih 10 menit menikmati hujaman penis Adit, aku sudah mau mencapai orgasme.
“Oh.. agh.. aduh Ri.. cepatkan tusukannya Ri.. Fitri mau keluar.. oh…aagh..” Kurasakan Adit pun sudah mau orgasme.
“Oh.. agh.. Mbak, Adit juga mau keluar.. oh.. aaaghh..” Tak lama kemudian, berbarengan dengan keluarnya spermaku, kurasakan semburan sperma yang keluar dari penis Adit yang masih perjaka, keras dan berkali-kali memenuhi lubang lubangku.
Kucabut penisnya dari lubangku selanjutnya kugarap penisnya dengan mulutku agar aku bisa menikmat spermanya. Ingin aku merasakan sperma perjaka. wowwww … kukocok … kusedot lagi. Spermanya makin muncrat dan kutelan bulat-bulat penisnya hingga semprotan spermanya masuk kerongkonganku … benar-benar nikmat. Selanjutnya kujilat sisa-sisa sperma yang menempel di ujung batang penisnya dan perutnya. Kumainkan lidahku dan sesekali kumainkan tanganku agar spermanya keluar lagi. Penisnya masih keras sehingga aku bersemangat untuk mengulumnya. Sementara dia makin menggelinjang kegelian tak karuan.
Kami berdua berpelukan erat merasakan kenikmatan yang tiada taranya ini. Kubisikkan di telinga Adit,
“Terima kasih Ri, Mbak puas sekali..”
“Aduh Fitri, baru pertama kali ini Adit rasakan enaknya apem.. Fitri puas kan..” Adit pun berbisik, tambahnya.
Kemudian, Adit mencabut penisnya dari dalam lubang lubangku. Aku berusaha menahannya karena aku ingin nambah lagi. Adit berbisik,
“Besok-besok aja lagi, sekarang Adit harus keluar.. takut ada orang yang bangun..” Setelah mengecup kening dan pipiku, Adit permisi keluar. Kubisikkan di telinganya,
“Hati-hati ya dit.. jangan sampai ketahuan orang lain..” Walaupun belum begitu puas, tapi hatiku bahagia bahwa Adit akan mengisi kesepian dan memenuhi kebutuhan seksku selama suami di luar kota.
Setelah kejadian pertama ini, hubungan seksku dengan anak pemilik kost ini terus berlanjut. Sayangnya hal ini kami berdua lakukan di rumah, karena saat itu memang tidak pernah terpikir untuk main di luar misalnya di Motel. Saking puasnya menikmati permainan seks dari Adit, aku lupa akan jadwal kalender KB yang selama ini kugunakan. Sedangkan setiap kali Adit menyetubuhiku, spermanya selalu ditumpahkan di dalam lubangku.
Aku sendiri memang tidak menginginkan sperma Adit ditumpahkan di luar, karena justru merasakan semburan dan kehangatan sperma Adit di dalam lubangku, merupakan suatu kenikmatan yang luar biasa. Akibatnya setelah beberapa kali melakukan hubungan, aku sempat terlambat 6 hari datang bulan (mens).
Hal ini kuceritakan kepada Adit, saat kami mengobrol berdua di paviliun. Khawatir benar-benar hamil, kuminta Adit mengantarku ke dokter untuk memeriksakannya. Pada mulanya Adit tidak setuju, dan ingin mempertahankan kehamilanku. Aku tidak setuju dan tetap ingin menggugurkannya.
Keesokan paginya dengan diantar Adit, aku memeriksakan diri ke suatu rumah sakit bagian kandungan. Aku tidak sabar dan khawatir jika ternyata aku benar-benar hamil. Hal ini kuutarakan kepada Adit dan kuminta ia membantu membelikan satu botol bir hitam untukku.gairahsex.com Keesokan harinya, Adit menyerahkan bir hitam itu kepadaku, dan malamnya kuminum. Tiga hari setelah minum bir hitam tersebut, mens-ku datang.
Setelah mens-ku selesai sekitar 7 hari, aku dan Adit melanjutkan lagi hubungan seks seperti biasanya. Praktis selama dua bulan ada 18 kali aku dan Adit berhasil melakukan hubungan seks yang memuaskan dengan aman tanpa ketahuan keluarga di rumah. Keinginan untuk melakukannya setiap hari sulit terlaksana, mengingat situasi rumah yang tidak memungkinkan.
Dari sekian kali hubungan seksku dengan Adit, seingatku ada tiga kali yang benar-benar sangat memuaskan diriku. Selain kejadian yang pertama kali, hubungan seksku dengan Adit yang sangat memuaskan adalah sewaktu kami berdua melakukan di suatu siang hari dan saat malam takbiran. Kejadian di siang hari itu, yaitu saat aku selesai mandi dan bersiap-siap berhias diri mau pergi ke kantor.
Tanpa sepengetahuanku, saat aku memakai make-up, tiba-tiba Adit masuk kamarku yang tidak terkunci. Setelah menutup pintu kembali dan menguncinya, dari belakang ia memelukku, melepaskan handuk yang membungkus tubuhku, sehingga aku dalam posisi telanjang bulat. Diciumnya pundak belakangku, sambil tangannya memainkan kedua payudaraku, dan turun mempermainkan lubangku.
Akibatnya, aku tak tahan dan lubangku cepat basah. Segera kubalikkan tubuhku dan kupeluk serta kulumat bibir Adit dengan penuh nafsu. Kemudian kubuka reitsleting celananya dan kutanggalkan celana panjang dan celana dalamnya. Kemudian aku jongkok di hadapannya, sambil meremas, menjilati, dan mengulum lontongnya dalam mulutku.
gaya bercinta wanita di atas agresifSetelah kurasakan penisnya semakin keras, kudorong tubuh Adit duduk di tepi tempat tidur. Kemudian aku berdiri membelakanginya, dan setengah jongkok kupegang dan kuarahkan penisnya masuk ke dalam lubang kewanitaanku yang sudah basah itu. Kuturun-naikkan dan kuputar pinggulku untuk merasakan nikmatnya penisnya Adit yang telah masuk seluruhnya dalam lubang lubangku.
Sambil bergoyang itu, aku merintih dan berdesah, “Oooh.. aaaghh..” Adit tak mau ketinggalan, ia membantu menurun-naikkan pinggulku dan kadang-kadang meremas-remas kedua buah dadaku. Kurang lebih tiga menit dengan posisi ini, terasa aku sudah mau orgasme. Kupercepat gerakan turun naik dan goyangan pinggulku, dan saat itu Adit merintih,
“Oh.. oh.. Fitri, Adit mau keluar.. oh..”
Akhirnya berbarengan dengan keluarnya spermaku, kurasakan penis Adit menyemprotkan spermanya dengan keras memenuhi lubang lubangku. Tubuhku terasa terbang merasakan semprotan yang hangat dan nikmat itu. Kemudian kukeluarkan penisAdit dari lubang lubangku. Kulihat masih cukup keras. Dengan penuh nafsu kujilati, kuhisap penis Adit yang masih basah diselimuti campuran sperma kami berdua.
gaya bercinta nunggingTak berapa lama kemudian penis Adit kembali keras. Kemudian kuminta Adit menyetubuhiku dari belakang. Dengan menopangkan kedua tanganku di atas meja hias dan posisi menungging, kusuruh Adit memasukkan batang penisnya ke dalam lubang lubangku dari belakang.gairahsex.com Betapa nikmatnya kurasakan penis Adit menghunjam masuk ke dalam lubang lubangku, kemudian sambil meremas-remas kedua buah dadaku, Adit mempercepat tusukan penisnya.
Dari cermin yang berada di hadapanku, kulihat gerakan dan ekspresi wajah Adit yang sedang mempermainkan lontongnya di dalam lubang lubangku. Situasi ini menambah naiknya birahiku. Kurang lebih tiga menit merasakan tusukan-tusukan penisnya, aku tak tahan ingin orgasme lagi. Aku merintih,
“Aduh.. oh.. agh.. Ri, tembus Ri.. aagh.. Fitri mau keluar lagi, cepatkan Ri.. oh.. aaghhh..” Ternyata Adit pun mau keluar. Ia pun merintih,
“Oh.. augh.. Fitri, Adit juga mau keluar.. aduh.. Fitri.. bareng ya.. oh..” Beberapa saat kemudian, secara bersamaan aku dan Adit mencapai orgasme. Kurasakan kembali semprotan sperma Adit yang hangat dan nikmat lubang lubangku.
Setelah itu, kami berdua berpelukan dengan mesra. Aku berkata, “Nakal ya..” Adit mencium pipi dan keningku kemudian pamit keluar. Kemudian aku pun keluar ke kamar mandi untuk membasuh lubangku. Jam 14:00, jemputan mobil dari kantorku datang. Malamnya sesuai janji via telepon, kembali Adit masuk ke kamarku dan menyetubuhiku secara terburu-buru, karena khawatir ada yang memergoki. Walau dalam keadaan terburu-buru, persetubuhanku dengan Adit yang dilakukan setiap dini hari itu, cukup memuaskan, karena paling tidak setiap bersetubuh itu aku bisa orgasme minimal satu kali dan merasakan semprotan sperma Adit di dalam lubangku.
Selanjutnya, persetubuhanku dengan Adit yang benar-benar memuaskan dan menyebabkan aku lemas tak berdaya adalah saat malam takbiran. Adit mulai menggerayangi lubangku dengan jari-jari tangannya sambil melumat bibirku. Aku menggelinjang dan merintih,
“Oh.. Ri.. enak sekali.. Ri.. oh terus Ri..” Aku tak mau kalah dan kuremas-remas penisnya dari luar celana yang membuat semakin keras. Kemudian kusuruh Adit berdiri, kubuka reitsleting celana panjangnya dan sekaligus celana dalamnya. Kulihat dan rasakan penis Adit lebih keras dan besar dari biasanya.
“Aduh.. wow.. kok lebih keras dan besar Ri penisnya?” Adit berterus terang bahwa sorenya ia minum jamu kuat laki-laki sebagai persiapan untuk memuaskan diriku. Kuhisap, kujilati dan kukulum penisny dengan penuh nafsu. Karena tak tahan lagi, kudorong tubuh Adit duduk di sofa. Aku duduk di atas pangkuannya. Kemudian kupegang dan arahkan penisnya ke dalam lubangku. “Wow.. aduh Ri.. gede banget dan enak Ri, penismu.. aduh.. oohh..” aku mengerang.
Sambil kulumat bibirnya, kunaik-turunkan pinggulku agar dapat merasakan gerakan, tusukan dan denyutan penis Adit. Sekitar dua menit kugoyang, akhirnya aku mencapai orgasme karena tak tahan merasakan penis Adit yang lebih keras dan besar dari biasanya. Kemudian kami berdua merubah posisi dengan doggy style. Kurang lebih tiga menit, lagi-lagi aku tidak tahan dan orgasme untuk yang kedua kalinya.
Bercinta sambil berdiriSetelah beristirahat sebentar, kami berdua merubah posisi dengan berdiri. Kali ini aku ajak dia bercinta di kamar mandi. Kusandarkan di dinding selanjunya kugarap dia sambil berdiri. PenisAdit masih keras dan ia belum keluar sama sekali. Lagi-lagi, mungkin karena pengaruh bir dan nafsu yang menggebu, aku mencapai orgasme yang ketiga kalinya.
Dengan masih mempertahankan penisnya yang keras dan panjang di dalam lubangku, Adit menggendongku masuk ke kamar tidurku. Direbahkan tubuhku di kasur di atas lantai yang sudah kusiapkan. Masih kurasakan nikmatnyan dan orgasmeku yang keempat kalinya saat Adit menyetubuhiku dengan posisi di atas. Setelah itu aku tak ingat lagi dan menyerah pasrah menerima tusukan-tusukan penis Adit.
Mungkin lebih dari 10 kali aku mencapai orgasme, dan aku tak tahu berapa kali Adit keluar. Saat terbangun kira-kira jam 5 pagi, terasa kepuasan yang amat sangat pada diriku walau kakiku rasanya gontai dan lemas. Kurasakan juga kehangatan sperma Adit yang masih ada di dalam lubangku