seperti kata pepatah
Namaku Fitri umur 29 tahun. Aku sudah bersuami, umurnya selisih jauh dari
usiaku. Sebetulnya aku mendambakan suami yang bisa melayaniku dalam kebutuhan
sex. Namun dia tidak bisa mengimbangiku. Karena aku harus menempuh tugas
pendidikan S2 aku harus tinggal sendirian di kota tempat aku melanjutkan
pendidikanku.
Karena sendirian aku kadang kesepian di tempat kost, karena tempat kosku memang
bukan untuk kost pada umumnya. Aku sengaja cari paviliun biar tenang. Untunglah
aku berkenalan dengan anak pemilik kost yang masih mahasiswa sehingga aku tidak
begitu kesepian. Dia sangat tampan menurut ukuranku. Badan nyapun cukup atletis
dan memiliki bibir seksi. Kami sangat akrab bahkan sangat akrab.
Hingga suatu hari kami hanya berdua duduk di teras paviliun rumah. Tempatnya
dio belakang dan sejuk membuta kami terbuai. Sambail ngobrol berdua, tidak ada
orang di kiri kanan karena hanya aku yang kost, kami berdua duduk bersebelahan
dengan rapat. Kemudian Adit membuka pembicaraan dengan kembali mengulangi
pertanyaannya.
“Berapa lama kamu tugas di luar kota?”
“Yah.. dua bulanan, memang kenapa dit? Kujawab,
“Apa Fitri nggak akan kesepian begitu cukup lama tinggal sendirain?” kata Adit.
“Yah tentunya normal dong kesepian, apalagi nggak disiram-siram.” kuulangi
jawaban yang sama sambil kupandang wajah Adit dengan ekspresi menggoda.
Tiba-tiba Adit meletakkan tangannya di pundakku dan menatapku. Tak mau mau
kalah aku dengan beraninya menarik wajahnya. Kemudian aku mencium pipi dan
melumat bibirnya dengan penuh nafsu. Dia meladeni ciumanku. Diriku seperti
terbang, kulayani lumatan bibirnya dengan penuh nafsu pula. Sambil berciuman,
dengan lirih Adit bertanya,
“Oh Fitri sangat cantik, boleh nggak Adit mengisi kesepian Fitri?” Sebagai
jawaban kubisikkan di telinganya,
“Oh.. dit, boleh saja, Fitri memang kesepian dan butuh orang yang dapat
memuaskan..”
Sambil berciuman, tangan Adit membuka kancing bajuku dan memasukkan tangannya
di balik kutangku sambil meremas-remas buah dadaku dan memilin-milin puting
susuku. Tubuhku menggelinjang menahan rangsangan tangannya.gairahsex.com
Kemudian tangannya terus turun ke bawah, dari balik rokku dan celana dalamku
yang sudah basah, ia memasukkan jari-jari tangannya mempermainkan klitorisku.
Setelah sama-sama telanjang, Nafsuku semakin naik, dengan lirih aku mengerang,
“Oh.. oh dit, aduh Adit pinter sekali.. oh.. puaskan Fitri dit.. Oh..” Dengan
semangat Adit mempermainkan lubangku sambil kadang-kadang ia melumat bibirku.
Tubuhku terasa terbang menikmati permainan jari-jari tangannya di lubangku.
Kurasakan satu dan akhirnya dua jari Adit masuk ke dalam lubang lubangku.
“Oh.. dit.. aduh.. enaknya dit.. oh terus dit..” aku mengerang menahan
kenikmatan. Mendengar eranganku, kedua jari tangan Adit makin mengocok lubang lubangku
dengan gerakan yang sangat merangsang. Dan akhirnya, beberapa menit kemudian
karena tak tahan, aku mencapai orgasme.
“Oh Ri, aagh.. Fitri keluar Ri..” Kujilati seluruh permukaan wajah Adit dan
kulumat bibirnya dengan nafsuku yang masih tinggi. Adit masih tetap memainkan
kedua jarinya di dalam lubangku. Begitu hebatnya permainan kedua jari tangan Adit
yang menyentuh daerah-daerah sensitif di dalam lubang lubangku, membuatku
orgasme sampai tiga kali.
Kelihatannya Adit begitu bernafsu dan saat itu ia mengajakku bersetubuh.“Fitri..
boleh nggak Adit masukkan penis Adit ke dalam apem Fitri?”Kujawab saja, “Jangan
di sini dit, bahaya kalau ketahuan, nanti di rumah saja ya Yang..” “Benar nih
jangan bohong ya.. dan bagaimana caranya?” tanya Adit. Kujawab saja, “Nanti
kamar nggak dikunci, masuk aja dit, yang penting jangan ketahuan orang rumah.”
Tak mau berlama-lama kuajak dia ke kamarku. Dengan sekali dorongan di tempat
tidur dia terlentang di tempat dengan penis yang ngaceng menantangku. AKu tak
tak sabar dengan nafsuku. Kupegang penisnya selanjutnya kukocok, kujilat,
kuremas. Beberapa menit aku asik memainkan penisnya hingga mulutku terasa sesak
dan pegal. Sambil bersimbah aku mainkan aksiku mengerjain penisnya dengan posisi
sambil duduk. Aku minta dia telentang di lantai untuk oral seks di bawah.
Ganti posisi 69 dengan aku diatas membuat aku sangat puas. Sambil posisi 69 dan
kutunggangi dia aku mengulum dan mongocok penisnya. Kami ‘terjebak’ dalam
posisi 69. Dengan liar lidahnya menjelajahi permukaan lubangku. Dia menikmati
aksiku dan aku menikmati aksi jilatan lidah di lubangku. Tangannya meremas
kedua payudaraku mengimbangi kenikmatan di lubangku. Aku lebih pengalaman harus
mengajarinya karena dia memang belum pengalaman. Hingga kurasakan di mulutku
penisnya sudah makin mengeras segera kuarahkan ke lubangku. Kutunggangi dia.
Kuarahkan penisnya ke dalam lubangku yang sudah siap menelan
penisnya. Rasa nikmat luar biasa menghinggapiku, ketika batang penisnya mulai
menerobos liang lubangku. “Uh.. Nikmat sekali.. aku suka penismu.. Enak..”
desahku sambil menggoyangkan tubuhnya naik turun di atas tubuhnya.
“Heh.. Heh.. Heh..” begitu suara yang terdengar dari mulutku. Seirama dengan
ayunan tubuhnya di atas penisnya. “aku suka.. Ahh.. Ngentotin anak muda.. Ahh..
Seperti kamu.. Yes.. Yes..” aku terus meracau sambil menikmati tubuhnya.
Tangannya kemudian menarik tanganku dan meletakkannya di payudaraku yang
bergoyang-goyang berirama. Diapun aku minta meremas-remas payudara kenyal itu. Suara
desahanku semakin menjadi-jadi.
“Enak.. Ahh.. Ayo terus.. entotin aku .. Ah.. Anak pintar.. Ahh..” Tak lama
tubuhku mengejang. Dengan lenguhan yang panjang, aku mengalami orgasme yang
kedua kalinya kemudian rubuh di atasnya. Karena dia belum ejakulasi, nafsukupun
masih tinggi menunggu penyaluran. Dibalikkan tubuhjy dan digenjot penisnya
dalam liang kewanitaanku. Rasa nikmat menjalari seluruh tubuhku. Kali ini
eranganku yang menggema dalam kamar tidur itu.
“Oh.. Enak Adit .. Yes.. Yes..” erangku ditengah suara ranjang yang berderit
keras menahan guncangan.
“AKu mau keluar Wit ..” kata dia ketika aku merasakan air mani sudah sampai ke lubangku.
“Keluarin di mulutku, sayang..” Akupun mencabut keluar penisnya dan
mengarahkannya ke wajah ku. AKu langsung meraih penisnya, untuk kemudian
dimasukkan ke dalam mulutku.
“Ahh.. ahh..” jeritnya ketika dia menyemburkan spermanya dalam mulutku. Sambil
mengocok penis hingga hampir seluruh sperma masuk ke dalam mulutku. Setelah
puas mengulum dan menyedot spermana aku mengeluarkan penisnya dan
mengusap-usapkannya pada seluruh permukaan wajahku. Dengan nafsu aku menjilati
seluruh batang penis yang penuh sperma. Pemandangan indah ini membuatku dia
berdaya dan aku rebah. Sementara aku menindih dan menciuminya. “Enak sayang?” tanyanya
sambil t ersenyum genit. “Enak Dunk … jawabku.
Malamnya aku minta dia untuk janjian untu bercinta lagi. Dia setuju.
Sesampainya di pavilium rumah, selesai mandi kukenakan daster tidurku tanpa
celana dalam, dan kusemprotkan parfum di tubuhku, siap menanti pria yang akan
mengisi kebutuhan seksku. Sambil tidur-tidur ayam, kunantikan Adit masuk ke
kamarku. Sekitar jam 01:00, kulihat pintu kamar yang sengaja tidak kukunci
secara perlahan dibuka orang.
Kulihat Adit masuk. Setelah ia menutup kembali pintu kamar dan menguncinya, ia
menuju tempat tidurku dan langsung menindih tubuhku dan menciumi wajah serta
bibirku. Sambil menciumiku, tangannya menggerayangi lubangku. Adit berkata,
“Wah sudah siap nih ya.. nggak pakai celana dalam..” Tak berapa lama Adit mengangkat
dasterku dan mempermainkan klitorisku dan sesekali memasukkan jarinya ke lubang
lubangku, membuatku melayang dan lubangku cepat banjir.
Ternyata Adit juga sudah siap dengan tidak memakai celana dalam.
Digesek-gesekannya penisnya yang sudah mengeras di pahaku sambil jari-jari
tangannya mempermainkan lubangku. Kubalas gerakan Adit dengan meremas-remas dan
mengocok penisnya. Nafsuku semakin naik, begitu juga Adit karena nafasnya
terdengar semakin memburu.gairahsex.com Sambil tersengal-sengal, ia melenguh,
“Oh.. oh.. Fitri.. Adit sudah nafsu.. Fitri haus kan.. Adit masukkan ya..” Aku
pun sudah tidak tahan, “Oh Ri.. masukkan cepat penisnya.. Fitri sudah nggak
tahan.. Ohh Ri..” kami berguling-guling bergantian diatas. Kasurku berantakan
seperti kapal pecah karena aksi pergumulan seru kami. AKu tak peduli. Layaknya
orang berkelahi kami bergantian saling menindih dan mengunci.
Tak sabar juga aku akhirnya aku pasrah. Kemudian, “Slep..” kurasakan penis Adit
yang lebih besar dan panjang dibandingkan lontong suamiku itu masuk dengan
mudah masuk ke dalam lubang lubangku yang sudah benar-benar basah itu.
Kurasakan penisnya sampai menyentuh dinding lubangku yang terdalam.
“Oh.. Ri.. aduh enaknya Ri.. oh gede Ri..” aku merintih, sambil kupeluk erat
tubuh Adit. Kudengar pula rintihan Adit sambil menurun-naikkan penisnya di
dalam lubangku.
“Oh.. oh.. agh.. Fitri, enak sekali apem Fitri.. oh.. aagh..” Dari cara
permainannya, aku merasakan Adit belum berpengalaman dalam hal seks dan
kelihatannya baru pertama kali ia berbuat begini.
Mungkin karena begitu nafsunya kami berdua kurang lebih 10 menit menikmati
hujaman penis Adit, aku sudah mau mencapai orgasme.
“Oh.. agh.. aduh Ri.. cepatkan tusukannya Ri.. Fitri mau keluar.. oh…aagh..”
Kurasakan Adit pun sudah mau orgasme.
“Oh.. agh.. Mbak, Adit juga mau keluar.. oh.. aaaghh..” Tak lama kemudian,
berbarengan dengan keluarnya spermaku, kurasakan semburan sperma yang keluar
dari penis Adit yang masih perjaka, keras dan berkali-kali memenuhi lubang lubangku.
Kucabut penisnya dari lubangku selanjutnya kugarap penisnya dengan mulutku agar
aku bisa menikmat spermanya. Ingin aku merasakan sperma perjaka. wowwww …
kukocok … kusedot lagi. Spermanya makin muncrat dan kutelan bulat-bulat
penisnya hingga semprotan spermanya masuk kerongkonganku … benar-benar nikmat.
Selanjutnya kujilat sisa-sisa sperma yang menempel di ujung batang penisnya dan
perutnya. Kumainkan lidahku dan sesekali kumainkan tanganku agar spermanya
keluar lagi. Penisnya masih keras sehingga aku bersemangat untuk mengulumnya.
Sementara dia makin menggelinjang kegelian tak karuan.
Kami berdua berpelukan erat merasakan kenikmatan yang tiada taranya ini.
Kubisikkan di telinga Adit,
“Terima kasih Ri, Mbak puas sekali..”
“Aduh Fitri, baru pertama kali ini Adit rasakan enaknya apem.. Fitri puas
kan..” Adit pun berbisik, tambahnya.
Kemudian, Adit mencabut penisnya dari dalam lubang lubangku. Aku berusaha
menahannya karena aku ingin nambah lagi. Adit berbisik,
“Besok-besok aja lagi, sekarang Adit harus keluar.. takut ada orang yang
bangun..” Setelah mengecup kening dan pipiku, Adit permisi keluar. Kubisikkan
di telinganya,
“Hati-hati ya dit.. jangan sampai ketahuan orang lain..” Walaupun belum begitu
puas, tapi hatiku bahagia bahwa Adit akan mengisi kesepian dan memenuhi
kebutuhan seksku selama suami di luar kota.
Setelah kejadian pertama ini, hubungan seksku dengan anak pemilik kost ini
terus berlanjut. Sayangnya hal ini kami berdua lakukan di rumah, karena saat
itu memang tidak pernah terpikir untuk main di luar misalnya di Motel. Saking
puasnya menikmati permainan seks dari Adit, aku lupa akan jadwal kalender KB
yang selama ini kugunakan. Sedangkan setiap kali Adit menyetubuhiku, spermanya
selalu ditumpahkan di dalam lubangku.
Aku sendiri memang tidak menginginkan sperma Adit ditumpahkan di luar, karena
justru merasakan semburan dan kehangatan sperma Adit di dalam lubangku,
merupakan suatu kenikmatan yang luar biasa. Akibatnya setelah beberapa kali
melakukan hubungan, aku sempat terlambat 6 hari datang bulan (mens).
Hal ini kuceritakan kepada Adit, saat kami mengobrol berdua di paviliun.
Khawatir benar-benar hamil, kuminta Adit mengantarku ke dokter untuk
memeriksakannya. Pada mulanya Adit tidak setuju, dan ingin mempertahankan
kehamilanku. Aku tidak setuju dan tetap ingin menggugurkannya.
Keesokan paginya dengan diantar Adit, aku memeriksakan diri ke suatu rumah
sakit bagian kandungan. Aku tidak sabar dan khawatir jika ternyata aku
benar-benar hamil. Hal ini kuutarakan kepada Adit dan kuminta ia membantu
membelikan satu botol bir hitam untukku.gairahsex.com Keesokan harinya, Adit
menyerahkan bir hitam itu kepadaku, dan malamnya kuminum. Tiga hari setelah
minum bir hitam tersebut, mens-ku datang.
Setelah mens-ku selesai sekitar 7 hari, aku dan Adit melanjutkan lagi hubungan
seks seperti biasanya. Praktis selama dua bulan ada 18 kali aku dan Adit
berhasil melakukan hubungan seks yang memuaskan dengan aman tanpa ketahuan
keluarga di rumah. Keinginan untuk melakukannya setiap hari sulit terlaksana,
mengingat situasi rumah yang tidak memungkinkan.
Dari sekian kali hubungan seksku dengan Adit, seingatku ada tiga kali yang
benar-benar sangat memuaskan diriku. Selain kejadian yang pertama kali,
hubungan seksku dengan Adit yang sangat memuaskan adalah sewaktu kami berdua
melakukan di suatu siang hari dan saat malam takbiran. Kejadian di siang hari
itu, yaitu saat aku selesai mandi dan bersiap-siap berhias diri mau pergi ke
kantor.
Tanpa sepengetahuanku, saat aku memakai make-up, tiba-tiba Adit masuk kamarku
yang tidak terkunci. Setelah menutup pintu kembali dan menguncinya, dari
belakang ia memelukku, melepaskan handuk yang membungkus tubuhku, sehingga aku
dalam posisi telanjang bulat. Diciumnya pundak belakangku, sambil tangannya
memainkan kedua payudaraku, dan turun mempermainkan lubangku.
Akibatnya, aku tak tahan dan lubangku cepat basah. Segera kubalikkan tubuhku
dan kupeluk serta kulumat bibir Adit dengan penuh nafsu. Kemudian kubuka
reitsleting celananya dan kutanggalkan celana panjang dan celana dalamnya.
Kemudian aku jongkok di hadapannya, sambil meremas, menjilati, dan mengulum
lontongnya dalam mulutku.
gaya bercinta wanita di atas agresifSetelah kurasakan penisnya semakin keras,
kudorong tubuh Adit duduk di tepi tempat tidur. Kemudian aku berdiri
membelakanginya, dan setengah jongkok kupegang dan kuarahkan penisnya masuk ke
dalam lubang kewanitaanku yang sudah basah itu. Kuturun-naikkan dan kuputar
pinggulku untuk merasakan nikmatnya penisnya Adit yang telah masuk seluruhnya
dalam lubang lubangku.
Sambil bergoyang itu, aku merintih dan berdesah, “Oooh.. aaaghh..” Adit tak mau
ketinggalan, ia membantu menurun-naikkan pinggulku dan kadang-kadang
meremas-remas kedua buah dadaku. Kurang lebih tiga menit dengan posisi ini,
terasa aku sudah mau orgasme. Kupercepat gerakan turun naik dan goyangan
pinggulku, dan saat itu Adit merintih,
“Oh.. oh.. Fitri, Adit mau keluar.. oh..”
Akhirnya berbarengan dengan keluarnya spermaku, kurasakan penis Adit
menyemprotkan spermanya dengan keras memenuhi lubang lubangku. Tubuhku terasa
terbang merasakan semprotan yang hangat dan nikmat itu. Kemudian kukeluarkan
penisAdit dari lubang lubangku. Kulihat masih cukup keras. Dengan penuh nafsu
kujilati, kuhisap penis Adit yang masih basah diselimuti campuran sperma kami
berdua.
gaya bercinta nunggingTak berapa lama kemudian penis Adit kembali keras.
Kemudian kuminta Adit menyetubuhiku dari belakang. Dengan menopangkan kedua
tanganku di atas meja hias dan posisi menungging, kusuruh Adit memasukkan
batang penisnya ke dalam lubang lubangku dari belakang.gairahsex.com Betapa
nikmatnya kurasakan penis Adit menghunjam masuk ke dalam lubang lubangku,
kemudian sambil meremas-remas kedua buah dadaku, Adit mempercepat tusukan
penisnya.
Dari cermin yang berada di hadapanku, kulihat gerakan dan ekspresi wajah Adit
yang sedang mempermainkan lontongnya di dalam lubang lubangku. Situasi ini
menambah naiknya birahiku. Kurang lebih tiga menit merasakan tusukan-tusukan
penisnya, aku tak tahan ingin orgasme lagi. Aku merintih,
“Aduh.. oh.. agh.. Ri, tembus Ri.. aagh.. Fitri mau keluar lagi, cepatkan Ri..
oh.. aaghhh..” Ternyata Adit pun mau keluar. Ia pun merintih,
“Oh.. augh.. Fitri, Adit juga mau keluar.. aduh.. Fitri.. bareng ya.. oh..”
Beberapa saat kemudian, secara bersamaan aku dan Adit mencapai orgasme.
Kurasakan kembali semprotan sperma Adit yang hangat dan nikmat lubang lubangku.
Setelah itu, kami berdua berpelukan dengan mesra. Aku berkata, “Nakal ya..” Adit
mencium pipi dan keningku kemudian pamit keluar. Kemudian aku pun keluar ke
kamar mandi untuk membasuh lubangku. Jam 14:00, jemputan mobil dari kantorku
datang. Malamnya sesuai janji via telepon, kembali Adit masuk ke kamarku dan
menyetubuhiku secara terburu-buru, karena khawatir ada yang memergoki. Walau
dalam keadaan terburu-buru, persetubuhanku dengan Adit yang dilakukan setiap
dini hari itu, cukup memuaskan, karena paling tidak setiap bersetubuh itu aku
bisa orgasme minimal satu kali dan merasakan semprotan sperma Adit di dalam lubangku.
Selanjutnya, persetubuhanku dengan Adit yang benar-benar memuaskan dan
menyebabkan aku lemas tak berdaya adalah saat malam takbiran. Adit mulai
menggerayangi lubangku dengan jari-jari tangannya sambil melumat bibirku. Aku
menggelinjang dan merintih,
“Oh.. Ri.. enak sekali.. Ri.. oh terus Ri..” Aku tak mau kalah dan
kuremas-remas penisnya dari luar celana yang membuat semakin keras. Kemudian
kusuruh Adit berdiri, kubuka reitsleting celana panjangnya dan sekaligus celana
dalamnya. Kulihat dan rasakan penis Adit lebih keras dan besar dari biasanya.
“Aduh.. wow.. kok lebih keras dan besar Ri penisnya?” Adit berterus terang
bahwa sorenya ia minum jamu kuat laki-laki sebagai persiapan untuk memuaskan
diriku. Kuhisap, kujilati dan kukulum penisny dengan penuh nafsu. Karena tak
tahan lagi, kudorong tubuh Adit duduk di sofa. Aku duduk di atas pangkuannya.
Kemudian kupegang dan arahkan penisnya ke dalam lubangku. “Wow.. aduh Ri.. gede
banget dan enak Ri, penismu.. aduh.. oohh..” aku mengerang.
Sambil kulumat bibirnya, kunaik-turunkan pinggulku agar dapat merasakan gerakan,
tusukan dan denyutan penis Adit. Sekitar dua menit kugoyang, akhirnya aku
mencapai orgasme karena tak tahan merasakan penis Adit yang lebih keras dan
besar dari biasanya. Kemudian kami berdua merubah posisi dengan doggy style.
Kurang lebih tiga menit, lagi-lagi aku tidak tahan dan orgasme untuk yang kedua
kalinya.
Bercinta sambil berdiriSetelah beristirahat sebentar, kami berdua merubah
posisi dengan berdiri. Kali ini aku ajak dia bercinta di kamar mandi.
Kusandarkan di dinding selanjunya kugarap dia sambil berdiri. PenisAdit masih
keras dan ia belum keluar sama sekali. Lagi-lagi, mungkin karena pengaruh bir
dan nafsu yang menggebu, aku mencapai orgasme yang ketiga kalinya.
Dengan masih mempertahankan penisnya yang keras dan panjang di dalam lubangku, Adit
menggendongku masuk ke kamar tidurku. Direbahkan tubuhku di kasur di atas
lantai yang sudah kusiapkan. Masih kurasakan nikmatnyan dan orgasmeku yang
keempat kalinya saat Adit menyetubuhiku dengan posisi di atas. Setelah itu aku
tak ingat lagi dan menyerah pasrah menerima tusukan-tusukan penis Adit.
Mungkin lebih dari 10 kali aku mencapai orgasme, dan aku tak tahu berapa kali Adit
keluar. Saat terbangun kira-kira jam 5 pagi, terasa kepuasan yang amat sangat
pada diriku walau kakiku rasanya gontai dan lemas. Kurasakan juga kehangatan
sperma Adit yang masih ada di dalam lubangku